#14

4.5K 513 105
                                    


Yang rindu angkat jempol, goyang dikit lalu tekan bintang di pojok kiri!

Happy reading guys😘

***

Mereka memperhatikan dari luar, bertumpukan di depan pintu untuk melihat keadaannya yang sedang diperiksa oleh dokter keluarga mereka.

"Gimana keadaannya, Dokter?" tanya Xiumin dengan pakaian formal yang masih ia kenakan.

"Ada sesuatu yang memicu kembali traumanya yang dulu. Biarkan dia istirahat dan terus perhatikan keadaannya. Jangan sampai lengah dan jangan tanyakan dulu apa yang terjadi, biarkan dia tenang dulu!" Semua mengangguk dan Chen mengantar sang dokter ke depan.
Perlahan langkah kaki mereka memasuki pintu kamar dan berpencar pada spot yang mereka inginkan, dekat tapi mencoba tak mengganggunya.

"Chan, Kai," yang dipanggil langsung menoleh, "coba ceritain kenapa Ririn bisa ilang tadi sore!" ucap Xiumin menatap kedua adiknya penuh perintah.

"Awalnya gue cuma mampir ke supermarket buat beli minum karena dia yang minta. Kai juga ada di mobil saat itu. Tapi ada kejadian di supermarket yang buat gue tertahan di dalam sampe Kai nyusulin gue. Dan ya... Gue juga bingung, pas kita berdua balik ke mobil dia gak ada di sana."

Semua terdiam, tidak ada seorang pun yang bisa disalahkan di sini. Terkecuali jika memang Ririn sendiri yang ingin kabur.

"Jangan buat kita khawatir ya, kita semua sayang sama kamu," ucap Xiumin lirih dan mengecup dahi Ririn yang masih tertidur dengan sayang lalu beranjak pergi untuk mengganti pakaiannya ke kamar.

Semua menghela napas dan sebagian beranjak keluar untuk bergantian menjaga Ririn.

***

"Muka lo kenapa gitu?"

Kino hanya menoleh dan menjatuhkan tubuhnya yang menyebabkan Jinho menjerit karena tertimpa olehnya.

"Bangun, Kampret!"

"Lo kenapa sih?" tanya Wooseok lagi sambil menatap Kino diikuti oleh Jinho.

"Lo inget cewek yang waktu itu?"

"Siapa?"

"Itu, cewek yang dihukum Wooseok sampe masuk rumah sakit." Wooseok memutar bola matanya malas saat mendengar itu. Sedangkan Jinho mendudukan tubuhnya dan kembali bertanya, "emangnya kenapa?"

"Tadi dia nabrak gue..."

"Tuh cewek emang sembrono. Jalan kayak orang mabok, nabrak sana-sini," potong Wooseok yang mendapatkan lembaran bantal pada kepalanya.

"Gue belom selesai ngomong, Goblok!" Wooseok hanya mendesis kesal dan berbalik, melanjutkan game nya yang sempat ia pause.

"Tadi dia nabrak gue. Tapi ekspresinya buat gue panik." Jinho semakin memusatkan dirinya untuk mendengarkan apa yang diucapkan oleh Kino.

"Dia kayak ketakutan. Gue gak tau kenapa, tapi dia nutup mata, kuping sama teriak-teriak. Dan itu buat gue panik gak karuan!"

"Terus-terus!"

"Gue coba tenangin dia dan untung aja itu berhasil. Abis itu gue bawa dia ke rumahnya."

"Lo tau rumahnya?" tanya Wooseok menyeletuk.

"Gak."

'Terus lo anterin dia kemana?!" tanya Wooseok membalikan tubuhnya panik.

"Karena gue gak tahu rumahnya dan gak memungkinkan juga buat gue nanya dia, gue rencana mau chat si Dio. Tapi sebelum gue chat, ada si Chanyeol sama Kai yang keliatan panik juga. Yaudah, karena gue tahu dia adek mereka jadi gue kasih tuh cewek ke mereka."

2#Protective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang