Prologue

1.4K 119 39
                                    

"Apa tidak sebaiknya engkau menghentikan pekerjaan mereka yang mengancam para manusia, wahai Sang Pencipta?"

"Ramiel benar, banyak manusia yang tergoda dengan tawaran para iblis itu. Mereka menjadi semakin tidak bisa mengontrol hawa nafsu mereka saat mengetahui Para Iblis bisa membantu mereka, untuk mewujudkan apapun yang mereka pinta."

7 kursi ditata sedemikian rupa dengan rapi menjadi setengah lingkaran, di hadapan satu kursi besar nan megah.

Ketujuh kursi kursi tersebut telah di isi oleh para malaikat teratas yang merupakan 7 kebajikan pokok semesta.

Uriel sang Kemurnian.

Sammael sang Kesederhanaan.

Mikhael sang Kasih.

Gabriel sang Kerajinan.

Azrael sang Kesabaran.

Ramiel sang Kebaikan Hati.

Dan, Rafael sang Kerendahan Hati.

Sementara kursi megah tersebut, di isi oleh seseorang dengan wujud manusia. Ia mengenakan jubah putih bercahaya yang menutupi seluruh tubuh serta wajahnya. Hanya tangannya yang terlihat. Seolah ia duduk di kursi itu tanpa kaki.

Mereka semua menyebutnya Sang Pencipta.

"Lebih baik hentikan saja aksi para Iblis ini. Dari pada banyak menelan jiwa manusia dan menyesatkan mereka, jika engkau tidak berhadapan langsung dengan Lucifer, biarkan saya yang pergi menemuinya."

Sang Pencipta menghentikan aksi Rafael yang sudah beranjak berdiri, hendak pergi dari sidang pertemuan itu. Namun hanya dengan menunjukkan telapak tangannya yang bermaksud 'jangan,' ia langsung bisa membuat Rafael terpaksa kembali duduk kebali. Malaikat itu mendengus kesal.

"Kalian tidak perlu menghentikan mereka, biarkan saja. Itu termasuk tindakan para iblis untuk menjerumuskan para manusia. Pasti ada kalangan manusia yang tidak tergoda oleh mereka, tugas kalian hanya menjaga akhlak dan kesadaran para manusia untuk apa hal yang seharusnya dilakukan, lakukan sebaik-baiknya. Tetap awasi mereka, aku tahu kalian khawatir dengan para manusia, terutama kau Rafael. Itu saja dan ku akhiri pertemuan ini."

Setelah terucapnya kalimat itu, Sang Pencipta lenyap, seperti lebur di udara dari kursi yang tadinya ia duduki, dari ruangan itu. Kini kursi itu kosong tiada penghuni, meninggalkan Para malaikat kebajikan pokok yang masih duduk dikursi mereka masing-masing dengan suasana lenggang.

Rafael kembali beranjak setelah selang beberapa detik Sang Pencipta pergi.

"Kau hendak pergi kemana Rafael?" tanya Ramiel dengan tegas. Serta membuat Rafael menghentikan langkahnya sejenak.

Rafael menoleh. "Aku akan pergi, melindungi manusia, melindungi Empath. Dan melihat pergerakan para Iblis rendahan yang terkutuk itu."

"Maksudmu, Soul Reaper?"

Rafael mengangguk, lalu sosoknya berteleportasi, lebur di udara, lenyap dari ruangan itu layaknya yang dilakukan Sang Pencipta tadi.

***

Has been revised : 04 Okt 2018

A/N

Yuhuu, SR akan kurevisi dan tampil dengan gaya baru :v

Gak bakal revisi besar besaran kok, mungkin ada perubahan di sedikit kejadian namun intinya tetap sama.

Dan aku gak tau seru yang mana, tapi bisa kupastikan setelah di revisi SR gak akan seabsurd dulu :)

Regards,

Nancy R.

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang