[04] Empath

467 68 14
                                    

Selesai proses pemakaman Mama seleaai yang memakan waktu cukup lama, Vanza dan Ray memutuskan segera pulang dan memendam hari yang suram ini.

Matahari tertutup oleh awan siang ini, membuat cahayanya pada hari ini tidak seterik seperti hari-hari biasanya.

Saat di perjalanan, ia melihat seorang pria tidak sengaja menabrak seorang  gadis yang sedang membawa banyak barang-barang belanjaannya. Akibatnya, belanjaan yang sebelumya ada di rengkuhan gadis itu, tumpah berceceran di jalan. Lebih parahnya lagi, orang-orang yang lewat hanya melirik sejenak lalu berlalu seolah ia tidak melihat apa yang baru saja mereka lihat.

Vanza yang menatap itu tercengang, ia segera berlari menghampiri gadis itu, lalu menolongnya untuk memunguti belanjaannya.

"Terima kasih," ucap gadis itu saat melihat Vanza menolongnya di antara banyak orang yang hanya melewatinya.

Vanza kembali berdiri sambil membawa barang belanjaan gadis itu, ia tersenyum hangat. "Tidak masalah, saya hanya membantu."

Ray menghampiri kakaknya, pertama ia menatap linglung. Namun saat tahu apa yang terjadi disana, ia kembali diam.

"Rumah anda ada dimana? Barang-baeanf belanjaan anda berat dan banyak, biarkan saya dan adik saya bisa membantu." Vanza menyerahkan satu kardus ringan kepada Ray dan satu kardus yang lebih besar masig di bawanya.

Gadis itu tersenyum. "Terima kasih anak-anak, kalian baik sekali di saat semua orang hanya peduli diri sendiri."

Ray dan Vanza tersenyum. Vanza kembali menjawab, "tidak masalah, sudah seharusnya kita saling membantu."

Mereka langsung berjalan mengekori gadis itu. Beberapa menit mereka gunakan untuk menunggu angkot datang. Saat mereka sudah mendapatkan satu angkutan umum, mereka menaikinya untuk sampai kerumah gadis itu lebih cepat.

Mereka mengobrol ringan di dalam angkot seperti orang yang sudah akrab. Lalu gadis itu berkata pada supir angkot untuk menghentika  angkotnya saat keberadaan mereka hampir sampai pada salah satu rumah di pinggir jalan. Mereka semua keluar, membiarkan gadis itu membayar angkot.

Lalu Vanzq dan Ray di persilahkan masuk ke dalam rumah denga  sopan. Seperti permintaan gadis itu, Vanza segera meletakkan kardus bawaannya di lantai, sementara Ray meletakkan kardus bawaannya di meja makan.

"Siapa yang datang Ramiel?" sebuah suara terdengar dari belakang, mengagetkan.

Orang itu labgaung membatu saat melihat ada Vanza dan Ray berdiri disana. Ia menutup mulutnya, seperti baru saja mengucapkan sesuatu kata terlarang.

"Aah... dua anak ini membantuku memungut dan membawa belanjaan saat aku ditabrak oleh Pria tidak bertanggung jawab. Mereka sangat baik sampai mau mengantar sampai kerumah," ujar gadis itu yang bernama Ramiel.

Seorang gadis tadi  tersenyum kikuk. Gerakab matanya sinis, menatap Vanza dan Ray dari atas kepala sampai bawah kaki mereka. Lalu ia mengernyit saat nwlihat setelan warna hitam mereka. "Kalian dari pemakaman?"

Vanza mengangguk patah-patah. "Iya kami dari pemakaman, maaf kalau kami masuk dengan pakaian seperti ini. Kami izin pergi dahulu, ayo Ray." Vanza segera menggandeng tangan Ray dan mengajaknya keluar dari rumah.

Saat Vanza keluar dari rumah itu bersama Ray, ia melihat seorang anak jatuh ditimpa sepeda kayuh nya karena di tabrak lari oleh sebuah sepeda motor dengan pengemudinya yang tak bertanggung jawab.

Vanza melwpaskan gandengan tangannya dari Ray, lalu ia langsung berlari menghampiri anak kecil. Ia membantu mengangkat sepeda kayuh yang menimpanya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Vanza sambil membantu berdiri anak lelaki kecil itu.

Ia membantu anak laki-laki itu untuk duduk di teras rumah Ramiel. Lalu ia kembali berbalik untuk menempatkan sepeda anak itu ke tepian.

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang