[41] Fierce

128 22 6
                                    

Lucifer mengangguk. "Itulah yang akan terjadi, nikmati saja sampai tubuhmu tak tahan lagi untuk menahannya."

Napas Dio menderu kencang, tanpa ia sadari pelahan-lahan kesadarannua tak lagi ia kendalikan. Wujudnya ikut berubah bentuk.

Berbeda dengan Lucifer, sebuah dua sayap besar sempurna muncul pada punggung Dio, berwarna hitam kelam dengan tanduk yang senada yang ada di kepalanya, juga taring lancip di gigi dan matanya yang menjadi merah.

Gerakannya langsung berubah, kecepatannya tak bisa dibaca, ia melesat di udara, membingungkan siapapun yang melihatnya. Gerakannya secepat kilat, lebih lihai dari tiupan angin. Serangannya juga sulit ditangkis, membuat Lucifer yang masig terkejut dengan perubahannya menjadi kewalahan.

Deru memanfaatkan kelengahan Lucifer yang hanya berfokus pada pertarungannya dengan Dio. Ini kesempatannya untuk melepas kekuatan Lucifer yang mengunci semua orang disana, melepaskan para Iblis dan juga Vanza, Ray dan juga Claressa.

Ia memeluk Claressa, melepas rasa khawatirnya, tubuhnya bergetar mendekap gadis itu. "Maafkan aku, Resa."

Tangan Claressa memang lemas, ia tak memiliki tenaga banyak. Tapi ia memaksakan tangannya untuk membelai rambut belakang Deru. "Kau sudah menyelamatkan kami, kenapa minta maaf?"

Mammon berusaha membantu Dio dengan melemparkan anak-anak belati yang ia simpan di belakang jubahnya dan berhasil menusuk punggung Lucifer. Saudaranya itu mengerang kesakitan memegang punggungnya yang mengeluarkan darah hitam disana. Tampaknya hal itu berdampak juga.

Lucifer terbang menghampirimnya, menatapnya tajam. Ia langsung menyayat wajah Mammon dengan kuku panjangnya, membuat goresan menghasilkan darah disana. "Diam! Jangan ikut campur atau kau kuberi mantra sama sepertinya!"

Mammon diam meneguk ludah, ia sebenarnya sangat ingin membantu Dio, tapi diancam seperti itu membuatnya menjadi ragu untuk tetap membantu atau tidak. Bisa menambah masalah jika ia bersikukuh untuk membantu Dio.

Tapi ia segera membuang jauh-jauh keraguan itu, tak mau mengambil resiko yang sama seperti saat gagal melindungi Claressa. Ia tetap melemparkan anak-anak belati lainnya. Hal yang tak terduga adalah, Dio yang menangkap belati itu lalu melemparnya kembali ke tanah. Membuat benda-benda itu tertancap diam disana.

Ia menatap Mammon dengan ganas, seakan ingin memberi tahu agar tidak ikut campur untuk membantunya, lagi.

Tangan Lucifer diselimuti bola hitam kelam lalu berubah bisa memunculkan senjata, ia memegang sebuah pedang panjang yang berkilauan dengan aura hitam yang menyelumuti benda tajam itu sekarang.

Saat Dio masih sibuk menatap Mammon. Lucifer terkekeh dan memanfaatkan kelengahan itu, ia langsung melempar pedang itu membuatnya mendarat dan menusuk punggung Dio dari belakang.

"DIO!" pekik Vanza saat melihat Dio jatuh, kepalanya membentur tanah cukup keras. Tubuhnya ambruk membuat suara nyaring.

Vanza berlari menghampiri Dio memanggil namanya berkali-kali. Ia menggoyang-goyang bahu Dio, berharap Iblis di depannya ini segera bangun dan menjawab 'aku tidak apa-apa' walau sebenarnya itu hanyalah kalimat dusta.

Saat Dio membuka mata, ada hal aneh yang berbeda darinya. Awalnya matanya yang berubah menjadi merah, kini sepenuhnya memerah sepekat darah, menyala tak menyisakan warna lain disana. Dia benar-benar iblis.

Mammon dengan sigap segera berteleportasi dan menangkap Vanza, lalu melakukan teleportasi lagi ketempat yang jauh dari Dio. Ia tahu bahaya apa yang akan terjadi jika membiarkan Vanza dekat dengan Dio, dan menyangkal keterjadian itu dan membuatnya agar tidak terjadi.

Dio berdiri, ia menggeram dan mengepakkan sayapnya untuk terbang lagi di udara untuk membalas Lucifer. Lagi, lagi dan lagi, Lucifer dibuat kewalahan dengan gerakan Dio walaupun ia sudah memunculkan pedang serupa yang lainnya. Pedang yang tadinya menancap di punggung Dio, kini tergeletak tak berguna di tanah.

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang