[43] Decision

131 18 10
                                    

"Kau gila? Permintaan macam apa itu?!" pekik Beelzebub, ia yang paling heboh seusai mendengar permintaan Lazarus barusan.

Seorang soul reaper, iblis rendahan yang sudah mengambil jiwa-jiwa Empath hingga bisa berubah menjadi sosok menyeramkan. Menjual harga dirinya sebagai Iblis dan mengajukan permintaan untuk menjadi manusia? Lazarus benar-benar gila, begitulah pikir Beelzebub.

"Bagaimana bisa kau meminta hal konyol seperti itu? Bahkan kita ini lebih, dari pada manusia!" Asmodeus ikut menyahut.

Lazarus mengangguk sambil terkekeh. "Aku tahu. Ini memang permintaan yang paling gila, konyol dan tidak waras sepanjang masa yang pernah aku minta. Tapi yang aku inginkan hanya itu, tidak ada lagi."

Lazarus menambahkan lagi, "Daripada aku merelakan diri menjadi Iblis biasa ataupun bekerja mengurus jiwa-jiwa manusia yang mati dan hidup itu. Bagaimana kalau aku sendiri yang menjadi manusia? Hebat, bukan?"

"Apa yang kau banggakan dari makhluk dari tanah dan lemah itu, hingga kau mendambakan hidup menjadi seperti mereka?" Amon menginterupsi dengan nada intimidasi.

"Mereka bisa merasakan yang namanya jatuh cinta. Mereka bisa saling mencintai satu sama lain, tanpa takut dengan resiko seperti yang akan ditanggung para makhluk immortal jika mencintai. Aku sebagai Iblis, memang bisa merasakan hal itu, tapi sayangnya, aku tahu peraturan tetaplah peraturan. Aku dilarang mencintai dan juga tidak berhak dicintai. Isi hidupku, hanya penuh dengan mengembara, juga mencari jiwa yang membutuhkanku. Kesana-kemari tanpa tujuan hidup, dan hanya melakukan apapun untuk mempertahankan eksistensiku, hanya seperti itu terus-menerus sampai aku akan mati bosan. Kalau boleh jujur, aku benar-benar bosan dengan cara hidupku yang seperti itu. Lebih baik mati, bukan? Hidup tanpa arah itu menyedihkan."

Suasana menjadi hening sejenak. Nampaknya mereka benar-benar merenungkan suara pembelaan Lazarus barusan. Yah, kalau boleh jujur, hal itu tidak seberapa buruk. Tapi tetap saja itu menghancurkan harga diri para Iblis, permintaan itu adalah aib besar yang tidak boleh diumbar.

"Kau itu sama seperti kami, dan kami juga sama seperti dirimu. Pekerjaan kita hanya ada untuk menyesatkan manusia. Jika sampai kita hilang, maka dunia ini akan runtuh tidak seimbang. Aku juga kadang bosan menjadi seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah takdir, dan seterusnya seperti itu." Leviathan berusaha membuat Lazarus berpikir dua kali tentang permintaannya itu. Mungkin saja pikirannya bisa berubah haluan dan tidak lagi menginginkan menjadi manusia.

"Kau lupa? Ada perbedaan tentang diriku dan kalian semuanya, itu adalah kalian semua abadi dan dibutuhkan. Sementara diriku? Jika aku matipun, tak masalah, bukan? Jadi lebih baik kalau aku mati daripada hidup dengan kehidupan yang sama sekali tidak kuminati."

Uriel ikut membuka suara. "Tunggu, sebelumnya kau bilang kalau kau mencintai seseorang. Apa kau jatuh cinta pada gadis itu?"

Lazarus akhirnya menoleh pada Vanza, ia menatap gadis itu intens. Vanza yang bingung dan merasa sedang di tatap oleh sebuah mata itu menoleh, membalas tatapan Lazarus dengan polos.

Iris mereka bertumbuk, terkunci memandang satu sama lain. Di tatapan dan senyuman Vanza, jelas tergambar gadis itu sedang getir dengan keadaan ini.

Lazarus mengalihkan pandangannya kembali pada Uriel dan dengan percaya dirinya ia menjawab, "Tepat sekali."

Semuanya tertegun, terkejut, tersentak, tercengang, terkesiap, heran, bingung, kesal. Semua perasaan campur aduk menjadi satu, melihat kejujuran yang diucapkan dengan mudah dan Lazarus yang mengucapkannya dengan tenang menjawab seperti itu. Rasanya mereka baru saja melihat salah satu film bernama sinetron buatan para manusia, sungguh membuat perut mual dan ingin rasanya melempar berjuta-juta cercaan langsung.

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang