[33] Bracelet

140 21 0
                                    

Flashback Claressa Pov's

"Claressa, apa kamu bisa melihat makhluk itu?" tanya Nenek saat melihatku berbicara dengan Deru, seseorang yang dari dulu berdiri di pekarangan taman rumah Nenek.

Aku mengangguk polos lalu melemparkan senyum manis yang kupunya. "Nenek tahu Deru? Dia baik," balasku lalu menoleh lagi pada Deru.

Deru ikut tersenyum. "Ternyata cucumu juga indigo."

Nenek menggeleng tak setuju. "Jangan sok tahu. Kau sendiri, kan, yang menampakkan diri, sampai Claressa bisa melihatmu."

"Untuk apa aku berbohong? Dia sendiri yang mengajakku berbicara setiap ia ada disini. Kau sendiri saja yang tidak yakin."

Tiba-tiba tangan Nenek menyambar tanganku, menarikku untuk masuk kedalam rumah. Ia nampak tidak mengijinkanku untuk bermain dengan Deru.

"Nenek, aku mau main sama Deru. Nenek lepasin." Aku memberontak, karena tangan nenek yang menggengamku erat.

"Diam Claressa!" bentak Wanita itu, membuatku langsung bungkam, perlahan air mata keluar dari pelupuk dan mengalir jatuh seolah hujan gerimis.

Nenek khawatir, ia berlutut menghapus air mataku sambil menenangkan tangisanku. "Sudah-sudah, maafin Nenek, ya."

"Kenapa? Padahal Claressa mau main sama Deru, kenapa gak boleh sama Nenek?"

"Bukannya enggak boleh. Nenek cuma takut—"

"Nenek takut apa? Padahal Deru baik sama Resa."

Nenek menatapku intens, ia berganti memegang masing-masing bahuku. "Resa akan tahu nanti."

Flashback off

Claressa berjalan masuk ke kelas lalu duduk di kursinya. Dia sudah menunjukkan wajah tak peduli pada apapun dan nampak tak minat diganggu.

"Pagi Res," sapa salah satu temannya. Sejak ia dekat dengan Ray, ia mulai bisa bersosialisasi dengan yang lain.

Setelah dipikir-pikir lagi, ia memang childish, bahkan ia sudah lupa kenapa ia bisa dingin kepada Ray. Ingin sekali rasanya berdebat lagi dengan Ray walaupun akhirnya pasti ia yang menang karena Ray selalu mengalah.

"Ray," panggil Claressa saat melihat laki- laki pemikik nama itu berjalan menuju kursinya melewati bangku miliknya.

"Hng?" Ray menoleh, ia sempat lupa kalau Claressa sudah duduk disana.

"Little bit sorry," Claressa berucap lirih tapi cukup bisa didengar oleh Ray.

Ray tersenyum kecil lalu terkekeh. "Permintaan maaf macam apa itu."

"Setidaknya gue sudah minta maaf," balas gadis itu melipat tangannya di dada sambil mengerucutkan bibir.

Ray tertawa sambil berjalan ke bangkunya untuk menaruh tas, lalu kembali menghampiri bamgku Claressa.

"Mau ikut?" ajaknya.

"Kemana?"

"Atap, Aldi ada disana."

"Ngapain dia?"

"Meratapi nasib, maybe."

Claressa tertawa kecil sejenak lalu berdiri mengikuti Ray. Mereka berjalan sejajar menuju atap sekolah, untung saja masih cukup pagi di jam sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk menghabiskan pagi sebelum bel masuk dengan bersantai di atas sana.

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang