[01] New Brother

822 98 35
                                    

Seorang laki-laki paruh baya nampak sedang berjalan mondar-mandir di depan ruang persalinan di salah satu rumah sakit besar dan ternama di kota.

Gadis kecil yang ada bersamanya hanya bisa melihat kebingungannya sambil bertanya-tanya. Ia masih menunggu dalam diam sambil duduk di kursi tunggu, sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya.

"Papa, berapa lama lagi Mama akan keluar?" tanya gadis itu dengan suara polosnya.

Laki-laki itu menoleh lalu menghampiri gadis kecilnya. Ia menggeleng pelan, seraya mengelus kepala gadis itu dan tersenyum simpul. "Papa juga tidak tahu nak."

Tak lama kemudian, seorang Wanita memakai jas putih khas dokter keluar dari ruangan yang mereka tunggu sedari tadi.

Langsung saja dengan cepat Laki-laki itu menghampiri dokter dengan wajah cemasnya yang tercetak jelas. "Dok, bagaimana keadaan istri saya?"

Dokter itu tersenyum lalu berkata, "selamat Pak, istri dan anak anda selamat."

Senyum lega dan bahagia langsung terkembang di wajah Laki-laki itu.

Karena rasa penasarannya tentang apa yang terjadi pada Papanya, gadis itu berjalan mendekat. Ia menarik ujung baju Laki-laki itu.

"Papa, papa, apa yang terjadi?"

Dokter yang ada disana tersenyum, ia berjongkok di hadapan gadis itu. Pelan-pelan tangannya mengelus kepala gadis itu dengan lembut. "Selamat ya, kamu punya adik baru."

"Adik baru?" tanyanya dengan polos.

Dokter itu mengangguk.

Gadis itu langsung masuk ke dalam ruangan yang ada di depannya, berniat membuktikan apakah perkataan Dokter itu benar ataukah tidak. Papanya turut mengikutinya pula, serta membantu gadis itu untuk membuka pintu.

"Mama, mama," panggil nya dengan lantang saat mendapati Mamanya sedang terbaring di ranjang.

"Vanza?"

"Apa benar Vanza punya adik baru?"

Wanita itu mengangguk, ia tersenyum hangat. "Iya, Vanza punya adik baru."

Seorang perawat datang menghampiri dengan menggendong seorang bayi yang terbungkus kain bercorak kartun.

"Pak Martin, ini anak anda."

Vanza, Papa dan Mamanya spontan menoleh.

Martin mengambil alih gendongan bayinya. Setelahnya perawat itu pergi. Ia tersenyum gembira menatap buah hati keduanya yang baru saja lahir. Mungil, seperti malaikat kecil.

Ia tersenyum  sambil bergumam lirih, "selamat datang nak."

*

4 years later... .

"Papa ayo, nanti Vanza telat," jerit Vanza menyuruh Martin agar bergegas. Ia sudah berdiri dengan menggendong tas ranselnya.

Martin terkekeh melihat aksi putrinya yang tergesa-gesa. Ia masih membetulkan posisi dasi yang melingkar di kerahnya. "Sabar dong, Papa lagi siap-siap nih."

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang