Beberapa menit penuh keheningan menyelimuti jarak di antara mereka berdua. Tidak ada pembicaraan untuk dibicarakan
"Kau bisa menjawab sekarang?" tanyanya beberapa saat kemudian, setelah selesai menyeduh segelas teh yang Vanza hidangkan, untuk mengalihkan pembicaraan mereka beberapa saat lalu.
Vanza menghela nafas lalu menggeleng pelan. Sejujurnya ia sendiri saja masih tidak paham apa yang terjadi pada dirinya, kenapa tiba-tiba ia berhasil melenyapkan sosok yang tak dikenalnya itu.
"Jangan begitu heran, kami para Iblis bisa mengubah wajah secara bebas. Tapi untukku wujud ini sudah cukup setia menemaniku selama 1 millenium."
"Ba-bagaimana bisa? Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku," ujar Vanza pelan
"Jangan merasa aneh pada dirimu sendiri. Itu memang kekuatan tingkat dua dari seorang Empath terhadap Iblis."
Vanza menatap sosok itu intens. "Waktu itu kau pernah bilang, aku bisa memanggilmu dengan panggilan apa saja yang ku mau, bukan?"
Iblis itu mengangguk bijak, bak seorang pujangga.
"Bolehkah aku panggil dirimu Elm?"
"Elm?" Vanza mengangguk menanggapi pertanyaan barusan.
"Apa itu?"
"Elm itu sebuah nama bunga yang berarti bermartabat."
Laki-laki itu terkekeh. "Bagaimana bisa kau tahu aku bermartabat, padahal kita baru saja mengenal hanya dalam beberapa hari. Lagipula aku ini Iblis, bukannya bunga."
"Itu benar. Kalau begitu apa?" Vanza tampak berpikir keras sambil mengetuk ketukkan jari telunjuknya di dagu.
Ia mengangguk pasrah. "Padahak sejak dulu aku ingin nama Dio."
Wajah Vanza berubah linglung. "Dio? Oh kalau begitu tidak apa-apa. Aku bisa memanggilmu Dio."
Pintu depan rumah terbuka dan memunculkan seorang remaja 16 tahun dengan wajah kebingungan. Nampaknya ia masuk dalam waktu yang salah.
"Ray, kamu udah pulang?" tanya Vanza dengan nada gembira, ia sudah berdiri untuk menyambut kedatangan adiknya.
Ray menghela nafas. Ia melirihkan suaranya. "Kak, dia siapa lagi?"
"Oh, Dio, ya, dia Dio. Teman kakak," ujar Vanza sambil tersenyum kikuk.
Adiknya hanya menanggapinya dengan sepatah kata, "Oh." Lalu berjalan melalui mereka berdua untuk masuk menuju ke kamar nya.
"Dia adikmu?"
Vanza mengangguk sambil menyeduh teh yang ia tuang untuk dirinya.
"I can do my work everywhere and every time. Are you want i do it now?" tanya Dio.
Vanza menggeleng. "Dio, please. I know you not forget it."
Dio tersenyum miring. "Yeah, okay, i know."
"Jadi, Empath itu apa, dan apa hubungannya dengan iblis?"
"Empath adalah sebutan bagi seorang manusia yang punya Empati tinggi, seperti dirimu. Dan Empath juga punya kemampuan spesial tersendiri, contohnya yang bisa kau lakukan barusan. Itu juga termasuk kemampuan spesial Empath yang jarang dimiliki."
Vanza hampir tak percaya bahwa dirinya juga bukan manusia biasa seperti adiknya, entah kenapa dunia ini adalah tempat yang sangat luas akan hal-hal aneh, dan hal itu tidak bisa ia mengerti.
"Banyak Iblis mengejar Empath karena kau tahu, Iblis memang suka menjerumuskan manusia ke hal yang buruk."
"Kalau begitu bukankah kau juga sama?" tanya Vanza seraya menautkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Reaper [✔]
Fantasía[Fantasy-Paranormal] Bayangkan, hari ini kau masih menjalani kehidupan dengan normal layaknya manusia pada umumnya. Namun pada esok harinya, mendadak semua berubah, adikmu mempunyai kemampuan melihat makhluk halus, atau yang mereka sebut Indigo dan...