[25] A Story (2)

182 33 2
                                    

"Hah?!"

Ray sedang berjalan hendak pergi ke kantin dengan tujuan membeli roti untuk dirinya dan Claressa. Tiba-tiba seseorang berjubah hitam  dengan kupluk hoodie yang menutupi wajahnya, menyeret dirinya hingga tersungkur ke ujung koridor sekolah. Ia adalah sosok yang akhir-akhir ini selalu berurusan dengan Ray dan Claressa.

"Argh," pekik Ray.

"Kuharap kau bisa mengecilkan suaramu!" ujarnya dengan suara datar.

Ray berdiri sambil menahan sakit, lututnya terbentur ke tembok. "Apa maumu?"

Sosok itu mendekati Ray, lalu tiba-tiba ia memekik kesakitan dan mundur dari Ray. "Kau membawa barang itu, kan?"

"Barang apa?" tanya Ray dengan bingung.

Tiba-tiba ia berjalan menjauh, lalu berbalik lagi untuk memberi tahu sesuatu, "Nanti malam, jam 9, temui aku di taman dekat rumahmu. Kalau tidak—" ia memutus perkataannya, membuat kalimat itu menggantung.

"Kalau tidak apa?"

"Kalau tidak, aku akan menangkap seseorang, dia adalah seorang Empath," ujarnya, lalu berjalan pergi dan menghilang tanpa diketahui siapapun kecuali Ray.

Ray mengernyit kan alisnya. "Dasar Iblis gila," cibirnya. Ia ikut berjalan pergi, dengan terpincang-pincang menahan sakit yang merambati lututnya.

"Lo kenapa?" tanya Claressa, saat melihat Ray berjalan masuk ke dalam kelas dengan keadaannya yang sekarang ini.

Ray tersenyum jahil. "Nyosor ke kucing garong, jadi gini nih."

Claressa menjitak kepala Ray pelan, ia mendengus geram. "Bego. Gue tanya baik-baik dijawabnya gak baik!"

Ia menuntun Ray, membantunya untuk duduk di kursi dan menatapi memar yang ada di pipinya, lalu fokusnya teralihkan ke tangan Ray yang sedang memegangi lututnya.

Langsung saja Claressa menaikkan celana Ray dan mendapati sebuah luka yang mengeluarkan darah di lututnya.

"Heh lo abis ngapain sampe kayak gini!" ujar Aldi yang baru datang. Ia sempat terdiam melihat luka yang baru ditemukan Claressa lalu memekik heboh.

"Lo ke UKS sekarang!"

Ray menggeleng, ia membantah titah dari Claressa yang maha benar layaknya netizen jaman sekarang.

"Ray," Claressa memanggil dengan nada memperingatkan, sembari menatap tajam agar laki-laki itu menuruti perintahnya.

Akhirnya Ray hanya bisa menghela napas panjang lalu mengangguk. Ia berdiri dan berjalan dengan bantuan dari Aldi dan Claressa yang menuntunnya sampai tiba di UKS.

*

"Reaksi Gavin?"

"Ia putus asa, lalu menghilang dengan tiba-tiba, membuat kami para Iblis kerepotan mencarinya begitu juga dengan para malaikat. Tapi suatu hari, Leviathan berhasil menemukannya, ternyata ia sudah berkeluarga. Mengejutkannya lagi, ia menikah dengan perempuan Empath dan melahirkan anak kembar yang juga sama-sana Empath."

"That is a miracle."

"No, that is not just a miracle, but. A best miracle ever."

"Ceritakan kelanjutannya," desak Vanza.

Dio melanjutkan bercerita seperti keinginan gadis itu. "Para Iblis memulai rencana baru, mereka tetap ingin menjerumuskan Gavin, tapi kali ini niat mereka lebih dari itu. Mereka ingin 4 Empath sekaligus, terjerumus dalam permainan mereka.

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang