[11] I Can Help You

305 47 8
                                    

Vanza menoleh ke belakang untuk mendapati siapa yang memanggilnya. Setelah melihat siapa yang memanggilnya, tubuhnya ikut berbalik ke belakang mengikuti kepalanya.

"Kau? Yang kemarin malam berhenti di depan mobilku, kan?" tanya Vanza memastikan sambil menuding pada sosok itu.

Ia mengangguk. "I know your problem, human. So, what i can help you?"

Vanza mengerutkan dahinya, ia ragu-ragu untuk percaya dengan sosok itu yang jelas-jelas tidak ia kenali. Dan juga, ia bingung dengan apa yang dikatakan sosok di hadapannya sekarang ini.

Seperti tau pikiran Vanza, sosok itu menyahut. "Tenang saja. Aku bukan orang jahat, oh maaf, aku bukan orang. Dan aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan eksistensi ku."

"Siapa namamu?" tanya Vanza. "Dan apa kau bukan manusia? Karena sedaritadi kau menyebut manusia seolah-olah kau bukan bagian dari manusia."

"Kau bisa memanggilku apa saja. Dan memang, seperti ucapanmu aku bukan bagian dari kaummu. Aku iblis."

*

Sudah beberapa menit berlalu dengan keheningan yang merambati keadaan mereka berdua. Beberapa menit lalu, Vanza memutuskan untuk mengajak sosok itu masuk ke dalam rumah agar tidak ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka. Karena bisa, pembicaraan mereka bukanlah pembicaraan yang sembarangan.

Sosok itu membuka suara setelah menikmati secangkir teh hangat yang di hidangkan Vanza. "Rumah ini, biasa di huni oleh makhluk gaib."

"Benarkah?" tanya Vanza, ia juga tertegun.

Sosok itu mengangguk. "Tentu saja, adikmu bisa merasakan keberadaan mereka dan bisa berkomunikasi dengan mereka yang tidak bisa kau lihat. Satu hal lagi, setelah kejadian beberapa hari lalu, adikmu depresi karena semakin banyak makhluk yang menganggu ketenangan dirinya. "

Vanza kagum, bagaimana bisa ia tahu semuanya, bahkan saat Vanza tidak pernah mengenalnya begitu juga dengan semua keluarganya, mungkin. Karena seingatnya, sosok ini tak pernah datang ke rumahnya.

Vanza berdehem pelan "Baiklah, langsung saja. Kau bisa hilangkan kemampuan adikku dan aku akan memberi imbalan apa saja."

"Termasuk jiwamu?" tanya Sosok itu sambil menyeringai tajam.

Vanza tertegun lagi, ia tak menyangka dengan pertanyaan itu. Apakah jiwanya bisa juga menjadi jaminan dari permintaannya?

Ia menghela nafas berat. "Apa tidak ada jaminan lain?"

"Kau bodoh? Aku Iblis, aku tidak membutuhkan barang-barang manusia," tegasnya.

"Baiklah, baiklah. Bahkan jiwaku."

Sosok itu berdiri, lalu berjalan mendekati jendela rumah Vanza. "Kau sangat menginginkan adikmu hidup damai tanpa kemampuan nya itu?"

Vanza mengangguk, walau ia tahu sosok itu membelakangi dirinya saat ini dan tidak dapat melihat anggukannya. "Tapi, aku ingin hidup bahagia dengan adikku. Apakah tidak bisa diganti saja?"

Sosok itu berbalik. Ia menatap Vanza lekat-lekat. "Aku adalah Soul reaper, aku tidak butuh uang, ataupun barang-barang milik manusia. Pekerjaanku hanya bisa dibayar dengan jiwa orang yang bekerja sama denganku, seperti dirimu. Karena jiwa itu kugunakan untuk membuat eksistensiku bertahan lebih lama."

Soul Reaper [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang