Another Love - 14

4.4K 316 23
                                    

Hinata melangkahkan kakinya keluar dari kediaman Naruto. Di belakangnya, Naruto terus saja membujuk Hinata agar gadis itu mau ia antarkan untuk pulang. Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka, Hinata langsung pamit kepada Kushina dan Naruto. Namun ketika Naruto ingin mengantarkannya pulang, gadis itu menolak.

"Ayolah, Hinata. Ini sudah malam. Biar aku antarkan saja ya?" bujuk Naruto untuk kesekian kali.

Hinata menoleh ke belakang, "Aku bilang tidak usah, Naruto-kun."

"Tapi aku yang sudah mengajakmu kesini, jadi aku harus bertanggung jawab untukmu."

"Aku sudah memanggil supirku untuk menjemputku di sini. Jadi kau tidak perlu repot-repot mengantarkanku,"

Baru saja Naruto akan membuka mulutnya, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan mereka.

"Naruto-kun, terima kasih untuk hari ini. Aku pamit," pamit Hinata lalu masuk ke dalam mobil supirnya. Gadis itu berlalu tanpa menunggu balasan dari Naruto.

Tak lama mobil pun melaju. Naruto menghela napas sebelum akhirnya masuk ke dalam rumahnya.

***

Sakura menatap ponselnya dengan ragu. Ia menulis sebuah pesan yang ditunjukkan untuk Sasuke. Namun ia ragu untuk mengirimnya. Gadis itu pun kembali menghapus pesannya tersebut dan menyimpan kembali ponselnya.

Tetapi tiba-tiba saja ia berubah pikiran, ia berniat mengirim pesan kembali. Lagipula ini sangat berpengaruh pada kelanjutan hubungannya dengan Sasuke. Sakura kembali mengambil ponsel dan mengetik pesan yang akan ia kirimkan.

Sasuke-kun, aku ingin bicara padamu. Besok sepulang sekolah temui aku di cafe biasa.

Send.

Sakura menghela napasnya pelan, ia sudah memutuskan untuk berbicara dengan Sasuke besok. Walaupun ia belum siap untuk bertemu dengan kekasihnya itu, namun Sakura ingin segera cepat memperbaiki hubungan mereka yang beberapa akhir ini  renggang.

Di sisi lain, Sasuke terkejut ketika melihat isi pesan dari Sakura. Ia tersenyum kecil karena mungkin inilah saatnya untuk memperbaiki hubungan mereka. Sasuke lekas membalas pesan dari kekasihnya itu dengan senyuman kecil yang tidak hilang sejak tadi.

Setelahnya, ia menyimpan ponselnya di atas nakas. Sasuke berjalan keluar dari kamarnya untuk mengisi perutnya yang kosong. Ia pun berjalan menuju ruang makan. Tapi sebelum ia sampai ke ruang makan, ia melihat ibunya yang sedang bersama seorang gadis.

Itu Mikoto dan Hinata. Sasuke tak mempedulikan mereka, dan kembali berjalan. Namun tiba-tiba saja Mikoto memanggilnya.

"Sasuke."

Sasuke menoleh dan menghampiri ibunya dengan malas.

"Ibu ingin berbicara padamu, Sasuke." kata Mikoto.

Sasuke menatap keduanya dengan pandangan bosan.

"Ada apa, ibu?"

"Kenapa kau membiarkan Hinata pulang sendirian? Bukankah seharusnya kalian pulang bersama?"

"Aku sibuk," Sasuke menjawab pertanyaan ibunya itu dengan singkat.

"Sasuke! Kau tidak boleh memperlakukan Hinata seperti itu, kau lupa? Dia itu calon tunanganmu."

Rahang Sasuke mengeras mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh ibunya.

"Berhenti berbicara yang tidak perlu, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bertunangan dengan gadis seperti dia." ucap Sasuke dengan pandangan tajamnya.

"Sasuke!" Mikoto merasa anak bungsunya itu sudah keterlaluan. Terlihat dari Hinata yang langsung menundukkan wajahnya ketika mendengar Sasuke berbicara seperti itu.

"Kalau tidak ada lagi yang dibicarakan, aku permisi."

Hinata menghirup udara sebanyak-banyaknya. Hatinya terasa sakit ketika mendengar sang pujaan hatinya dengan tega berbicara seperti itu.

Mikoto menatap nanar ke arah Hinata. Ia lalu memeluk calon menantunya itu untuk menenangkannya.

"Sudahlah, Hinata. Tidak usah dipikirkan."

Mikoto mengelus rambut lavender gadis itu dengan lembut. Hinata membalas pelukan tersebut, mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya.

Ia sudah lelah dengan Sasuke. Ia kecewa, apa mungkin benar Sasuke sudah melupakan dirinya? Hal itu yang terus berkecamuk di dalam kepalanya.

Jika mungkin itu benar, Hinata akan mencoba agar Sasuke dapat mengingatnya kembali.

***

Hinata memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini. Ia perlu menenangkan dirinya, gadis itu memutuskan untuk pulang ke kediaman Hyuga untuk sementara waktu. Setelah mendapatkan izin dari Mikoto ia segera bersiap untuk pulang. Hinata beruntung karena Fugaku sedang bekerja di luar negeri untuk waktu yang cukup lama, jadi ia bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk pulang ke rumahnya.

Jika Fugaku tahu, pasti ia tidak akan membiarkannya.

Hinata mengambil tas dan ponselnya sebelum ia pergi. Ia lalu bergegas pergi menggunakan mobilnya.

Di perjalanan, Hinata mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Di dalam otaknya, ia sudah merencanakan sesuatu.

Sesampainya di kediaman Hyuga, Hinata mematikan mesin mobilnya. Gadis itu turun dengan langkah santai. Ia membuka pintu kediamannya dan bergegas melangkah ke arah kamarnya yang dulu. Suasana di rumahnya sangatlah sepi, tidak ada siapa pun kecuali Hinata saat ini.

Hinata tak mempedulikannya, mungkin orangtuanya sedang sibuk bekerja. Ia melangkahkan kakinya menaiki beberapa anak tangga, lalu membuka pintu berwarna putih. Dia dengan cepat mendudukan dirinya ke atas sofa yang terdapat di dalam kamarnya.

Hinata beristirahat sejenak.

Tak lama kemudian ia bangkit, menuju lemari yang terletak di pojok ruangan. Ia membuka lemari dan mencari-cari sesuatu di sana. Matanya terus saja mencari benda yang sangat ia cari. Keringatnya bercucuran kala ia tak mendapati benda yang ia cari. Seingatnya, ia menyimpan benda kesayangannya itu di dalam lemari tersebut. Tapi entah kenapa, ia tak menemukannya.

Hinata terus saja mengobrak-ngabrik isi lemarinya. Ia terlonjak kaget ketika sesuatu terjatuh tepat di atas kaki sebelah kanannya. Dengan cepan ia menoleh dan menunduk untuk mengambil benda itu.

Hinata tersenyum, itulah benda yang sedari tadi ia cari.

tbc
***

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang