Another Love - 19

4.5K 382 40
                                    

Mendengar berita tentang percobaan bunuh diri Hinata membuat Naruto tak habis pikir. Pemuda itu tidak menyangka, padahal ia baru saja bersama gadis itu beberapa jam yang lalu. Naruto juga menyesali perbuatan Sasuke yang meninggalkan Sakura begitu saja padahal itu adalah kesempatannya untuk memperbaiki hubungannya dengan Sakura.

Naruto segera menyusul Sasuke ke rumah sakit saat sahabatnya itu meneleponnya. Rasanya ia ingin memarahi Sasuke habis-habisan mengingat kesempatan yang ia rencanakan justru berakhir sia-sia.

Naruto berjalan menuju ruangan tempat Hinata di rawat. Tak jauh dari hadapannya, ia bisa melihat seorang wanita paruh baya sedang terduduk. Ia mengenalnya. Itu Mikoto, ibu kandung Sasuke. Tanpa pikir panjang ia lalu menghampirinya.

"Bibi." panggil Naruto.

Mikoto menoleh, dan melihat seseorang yang sudah ia kenal sejak lama.

"Naruto?" Mikoto beranjak dari kursi.

"Ingin menjenguk Hinata?" tanya Mikoto. Naruto menganggukkan kepalanya.

"Sebaiknya kau menunggu hingga Sasuke keluar." ucap Mikoto. Wanita itu sedang memberikan waktu berdua untuk Sasuke dan Hinata.

Dan Mikoto ingin, Sasuke dan Hinata bisa menyelesaikan masalahnya.

***

Sementara itu, Hinata sudah sadar sejak beberapa menit lalu. Ia sangat berterima kasih pada Mikoto karena sudah memberinya waktu agar bisa berdua bersama dengan Sasuke.

Sasuke membuang wajahnya ketika Hinata menatapnya sambil tersenyum. Ia tidak suka.

"Sasuke-kun, aku mohon beri aku kesempatan. Aku sangat mencintaimu."
Sasuke tidak menanggapi perkataan gadis itu.

"Tolong terima perjodohan ini. Aku mencintaimu, Sasuke-kun."

"Tidak Hinata. Aku tidak mencintaimu. Aku hanya mencintai Sakura, bukan dirimu atau siapapun!"

Tubuh Hinata terasa kaku mendengar ucapan pemuda yang dicintainya itu. Hatinya sangat sakit mendengar pengakuan pemuda tersebut. Air matanya mengalir begitu saja.

"Aku tidak akan menyerah! Aku yakin kau akan jatuh cinta padaku cepat atau lambat!"

Setelah berbicara seperti itu, Hinata mencoba melepas selang infus di punggung tangannya. Dan dengan cepat Sasuke mencegah hal tersebut.

"Hentikan, Hinata!" cegah Sasuke.

Bertepatan dengan itu, Mikoto masuk ke dalam bersama Naruto.

"Astaga, Hinata!" Mikoto menghampiri Hinata. Ia terkejut kala melihat wajah calon menantunya itu yang berurai air mata.

Mikoto menatap Sasuke tajam. "Apa yang kau lakukan padanya, Sasuke?"

Padahal wanita itu sudah memberikan waktu pada Sasuke dan Hinata agar mereka berdua bisa menyelesaikan masalahnya. Ia ingin Sasuke dan Hinata dapat bersatu. Namun kenyataannya jauh dari apa yang ia harapkan.

"Untuk apa aku hidup jika Sasuke-kun tidak bersamaku!" isak Hinata. Mikoto yang melihatnya langsung memeluk gadis itu.

"Maafkan Sasuke, sayang." Mikoto mencoba menenangkan Hinata.

Naruto yang melihat kejadian itu langsung menarik lengan Sasuke keluar dari ruangan tempat gadis itu di rawat. Memberi waktu agar Hinata bisa tenang.

"Untuk apa aku memperjuangkan seseorang yang sama sekali tidak menginginkanku."

Mikoto mengusap punggung Hinata pelan. "Jangan menyerah, Hinata."

Hinata menggeleng. "Aku lelah."

"Tidak, Hinata. Jangan menyerah. Ibu akan membantumu mendapatkan Sasuke."

Hinata melepaskan pelukannya dan menatap calon mertuanya serius. "Apa benar? Ibu akan membantuku?" tanyanya.

Mikoto mengangguk mantap. Merapikan rambut Hinata pelan dan tersenyum ke arah gadis itu. Hinata menarik sudut bibirnya dan kembali memeluk Mikoto.

Sebentar lagi Sasuke-kun akan menjadi milikku! Kuucapkan selamat tinggal untukmu Sakura.

***

"Kenapa kau bertindak bodoh, Sasuke?!" Naruto memaki sahabatnya itu.

Sasuke berdecak, "Berisik!"

"Kesempatanmu untuk memperbaiki hubunganmu dengan Sakura berakhir dengan sia-sia! Lalu untuk apa aku membantumu?"

Sasuke mendesah pelan. Ia tahu, ia sudah membuang kesempatan yang ada. Pemuda itu tidak tahu harus bagaimana. Sasuke terlalu khawatir pada Hinata yang melakukan percobaan bunuh diri akibat dirinya.

Ia merasa bersalah pada Hinata. Membuatnya ingin menebus semuanya dengan membalas perasaan gadis itu. Namun ia sudah memiliki Sakura, dan sudah seharusnya ia mengabaikan perasaan bersalah itu. Sasuke tahu Hinata adalah gadis yang baik, ia berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik darinya.

Naruto menepuk pundak Sasuke saat melihat pemuda itu hanya melamun.

"Ck. Temui Sakura, sekarang!" titah Naruto pada Sasuke.

Sasuke menatap Naruto, saat ingin membuka mulut, Naruto lagi-lagi memotongnya. "Hinata biarku urus." ucapnya.

Sasuke terdiam sejenak, sebelum akhirnya berterima kasih pada sahabatnya itu. Ia meninggalkan Naruto sendirian di koridor rumah sakit.

Naruto lalu memutuskan untuk kembali masuk ke dalam ruangan Hinata.

"Naruto? Sasuke kemana?" tanya Mikoto saat pemuda itu masuk tanpa anak bungsunya.

"Ah, Sasuke sedang membeli makanan sebentar, Bibi." dustanya.

"Kalau begitu, Naruto, tolong jaga Hinata, Bibi akan keluar sebentar."

Naruto mengangguk. Mikoto lalu meninggalkan Naruto dan Hinata berdua di sana. Setelah memastikan Mikoto telah keluar, Naruto langsung menatap Hinata.

Pemuda itu menatap Hinata tajam yang dibalas tatapan malas Hinata. "Apa?" tanyanya bingung.

Naruto menghembuskan napasnya. "Apakah acara bunuh dirimu gagal?"

Hinata terlonjak kaget, namun ia tersenyum sedetik kemudian.

"Jangan kau pikir aku tak tahu yang sebenarnya. Kenapa? Agar Sasuke simpati padamu?"

"Rupanya kau sangat cerdas. Aku tidak menyangka." Hinata tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Berhenti bertindak bodoh, Hinata." kata Naruto membuat Hinata berhenti tertawa.

"Cinta memang butuh perjuangan!"

"Perjuangan katamu? Kau salah Hinata. Itu egois namanya. Kau tega merebut kebahagiaan Sakura demi kebahagiaanmu sendiri." Hinata membuang wajahnya. Ia sama sekali tidak butuh ucapan pemuda itu.

"Apakah kau memikirkan bagaimana terlukanya Saku-"

"Berhenti! Aku tidak butuh ucapanmu. Sebaiknya kau keluar!" usir Hinata.

Naruto mendengus dan meninggalkan ruangan Hinata dengan cepat.

Tbc
***

Ada yang masih sabar menunggu hubungan Sasuke dan Sakura membaik?

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang