Another Love - 41

2.2K 222 23
                                    

"Jadi, kalian memang benar-benar kedua orangtuaku?" tanya seorang gadis berambut merah muda.

"Tentu saja, Sakura. Maafkan kami yang sudah lama tidak menemui kalian." Mebuki memeluk Sakura dengan air mata yang tidak kunjung berhenti sejak tadi.

Sakura balas memeluknya. Merasakan hangatnya pelukan seorang Ibu. Sedangkan Nenek Chiyo dan Kizashi hanya tersenyum melihat pemandangan tersebut.

Sampai akhirnya, mereka mendengar suara ketukan dari pintu depan.

Sakura melepaskan pelukannya. "Biar aku yang membuka pintu." ucapnya.

"Biar Nenek saja, Sakura." Nenek Chiyo kemudian beranjak untuk membukakan pintu.

Tak lama, Nenek Chiyo kembali ke ruang keluarga dengan seorang pemuda di sampingnya.

"Apakah aku melewatkan sesuatu?" tanya pemuda di samping Nenek Chiyo itu.

"Sasori, kemarilah." ucap Mebuki.

Sakura mengerutkan keningnya bingung. Untuk apa pemuda itu ada di sini? Dan mengapa Ibunya seakan mengenal Sasori?

"Sasori-san? Kenapa kau ada di sini?" tanya Sakura. Lalu pandangannya menatap Mebuki. "Apa Ibu mengenalnya?"

Mebuki menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja Ibu sangat mengenalnya, Sakura. Apa salah jika seorang Ibu mengenal anaknya sendiri?"

Sakura terdiam. Ia terlihat berpikir, sampai akhirnya gadis itu mengerti keadaan sebenarnya. "J-jadi maksudnya, Sasori-san adalah anak kalian? Dan itu berarti.."

"Anak pertama kami, lebih tepatnya kakak kandungmu, Sakura." jawab Mebuki membuat Sakura terkejut tidak percaya.

"Apa kabar, adikku?" Sasori melangkah mendekati Sakura.

Sakura yang melihat hal itu langsung beranjak dan memeluk Kakaknya. Sasori balas memeluknya dengan erat. Sudah lama sebenarnya ia ingin memeluk Sakura, sejak mereka berdua bertemu. Sejak Sasori menemukan keberadaan Sakura.

"Kau benar-benar kakak kandungku?" tanya Sakura namun masih dengan memeluk Sasori.

"Menurutmu?"

Sakura sontak melepaskan pelukannya. Menatap wajah pemuda di hadapannya itu. Sasori hanya menampilkan senyumnya. Lalu kemudian pemuda itu kembali memeluk Sakura.

"Jangan dulu dilepas, Sakura. Aku masih merindukanmu." ucap Sasori.

Namun Sakura melepaskan pelukan itu. "Kenapa kau tidak menceritakannya sejak awal? Sewaktu kita pertama kali bertemu, kenapa kau bersikap seolah tidak mengenalku?"

Sasori hanya terkekeh membuat Sakura mengerutkan keningnya. Pemuda itu lalu menceritakan semuanya pada Sakura.

Sasori lebih dahulu bertemu dengan Nenek Chiyo. Mereka tidak sengaja bertemu di sebuah minimarket ketika Nenek Chiyo sedang belanja bahan makanan di sana. Entah kenapa, Nenek Chiyo dapat mengenali Sasori. Padahal terakhir kali mereka bertemu adalah ketika Sasori masih berumur tiga tahun.

Namun ingatan Nenek Chiyo rupanya masih bagus. Wanita itu masih bisa mengenali wajah cucunya meskipun sudah lama tidak bertemu. Nenek Chiyo lalu mendekati Sasori, memeluknya dan berkata bahwa ia adalah Neneknya.

Sedangkan Sasori hanya terdiam. Ia masih terlihat bingung, tapi ketika ia mendengar bahwa wanita tua di depannya itu mengaku sebagai Neneknya, Sasori sontak terkejut. Ia mencoba mengingat-ngingat wajah wanita tua tersebut. Sasori kemudian membuka dompet miliknya, melihat sebuah foto keluarga berukuran kecil yang ada di dompetnya.

Sasori terkejut ketika melihat wajah wanita itu sama persis dengan wajah Neneknya yang berada di foto keluarga miliknya. Ia lalu yakin bahwa wanita di depannya itu memang Neneknya. Pemuda itu tidak percaya dapat bertemu lagi dengan Neneknya.

Nenek Chiyo lalu mengajak Sasori untuk ke rumahnya. Banyak hal yang mereka bicarakan waktu itu. Sedangkan Sakura memang sedang tidak berada di rumah saat itu. Nenek Chiyo kemudian memperlihatkan potret milik Sakura kepada Sasori. Membuat pemuda itu tersenyum haru karena adiknya kini tumbuh sebagai gadis yang cantik.

Nenek Chiyo dan Sasori kemudian berencana mengatur pertemuan Sasori dengan Sakura. Namun dengan sedikit kejutan di sana.

"Jadi pencopet itu adalah-" Sakura mengantungkan ucapannya.

"Ya, itu adalah rencanaku."

"Itu benar-benar tidak lucu! Lalu kenapa kau selalu mengetahui keberadaanku? Pantas saja kau tiba-tiba ada di sekolahku, padahal aku merasa tidak pernah memberitahu apa pun padamu."

"Tentu saja karena aku sering mengawasimu, Sakura. Kau adikku, dan sudah seharusnya seorang kakak menjaga adiknya." Sasori kembali menampilkan senyumnya pada Sakura.

Sakura yang mendengarnya tersenyum haru. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kedua orangtuanya. Kini keluarganya sudah lengkap, dan Sakura bersyukur dapat bertemu dengan keluarganya hari ini.

"Lalu mengapa Ibu dan Ayah baru datang sekarang? Bukankah kau mengetahui semuanya sejak minggu lalu?" tanya Sakura pada Sasori.

"Aku sengaja menyembunyikannya terlebih dahulu. Kemarin adalah ulang tahun pernikahan Ayah dan Ibu, dan aku memberinya hadiah dengan memberitahu keberadaan kalian."

Mebuki tiba-tiba saja beranjak menghampiri Sakura. "Sudahlah, yang terpenting sekarang Ibu sudah bertemu dengan kalian." ucapnya menatap Sakura dan Nenek Chiyo.

Sakura kemudian kembali memeluk Mebuki. Ia benar-benar bahagia sekarang.

***

Sasuke merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Ia baru saja selesai belajar. Dan ia benar-benar mengantuk sekarang. Sasuke lalu memejamkan matanya, berniat untuk tidur sebentar. Namun tiba-tiba saja ia teringat Sakura.

Sasuke beranjak mengambil ponselnya yang ia simpan di atas nakas. Mencoba menghubungi kekasihnya. Ia menelepon Sakura dan beberapa detik kemudian suara kekasihnya terdengar.

"Sasuke-kun. Ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin mendengar suaramu." Sasuke bisa mendengar Sakura terkekeh di seberang sana.

"Kau sedang apa, Sakura?"

"Aku sedang belajar, Sasuke-kun."

"Apa aku mengganggu?"

"Tidak sama sekali."

Sasuke tersenyum. Saat ia ingin mengeluarkan suaranya, Sakura lebih dahulu memanggil namanya.

"Sasuke-kun."

"Ya?"

"Sebenarnya, ada yang inginku bicarakan padamu."

Sasuke merubah posisinya menjadi duduk. Pemuda itu dapat mendengar nada suara Sakura yang sangat serius. Membuat dirinya menjadi tidak tenang. Apa yang ingin dibicarakan oleh Sakura?

"Ada apa, Sakura?" tanya Sasuke.

"Aku.." Sakura menggantungkan ucapannya, membuat Sasuke tiba-tiba saja merasa khawatir.

"Kau kenapa, Saku?"

"Aku ingin bercerita padamu."

"Bercerita?"

"A-aku.. aku bertemu dengan orangtuaku!" serunya tiba-tiba.

Sasuke sontak membelalakan kedua matanya. Apa ia tidak salah dengar? Sakura bertemu dengan orangtuanya?

"Sakura, kau serius?"

"Aku serius Sasuke-kun. Orangtuaku tiba-tiba saja datang menemuiku. Awalnya aku tidak percaya, tapi mereka memang benar-benar orangtuaku. Aku sangat bahagia."

Sasuke tentu saja sama bahagianya. Mendengar suara riang kekasihnya, membuat hatinya menghangat. Ia sudah sangat tidak sabar ingin bertemu kedua orangtua Sakura.

"Aku tidak sabar ingin bertemu dengan orangtuamu, Sakura."

Sakura tersenyum. Mereka lalu melanjutkan obrolan keduanya hingga suara Mebuki yang memanggil Sakura membuat mereka memutuskan sambungan telepon.

.
.
.
.
.

TBC

Ada yang pernah nebak Sasori kakaknya Sakura?

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang