"Sakura."
Sakura menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Ditatapnya pemuda di sampingnya itu. Pandangannya lalu beralih ke arah tangannya yang kini sedang digenggam erat oleh Sasuke. Sakura mendongak, menatap pemuda tersebut.
"Lepaskan tanganku."
"Aku tidak akan melepaskanmu, Sakura."
"Apa maumu sebenarnya?" tanyanya. Gadis itu mendesis kesal.
"Aku mohon beri aku kesempatan untuk kembali bersamamu. Aku hanya mencintamu, Sakura. Aku akan membatalkan pertunanganku dengan Hinata nanti."
Sakura menatap tajam Sasuke. "Apa katamu?"
"Aku akan membatalkan pertunanganku dengan Hinata demi hubungan kita, demi dirimu, Sakura." jawab Sasuke tegas.
Sakura menggeleng. "Tidak. Kau tidak boleh membatalkan pertunangan itu, Sasuke-kun."
Perkataan Sakura membuat Sasuke menatap gadis itu tidak percaya. Apa maksudnya?
"Apa maksudmu, Sakura?" tanyanya dengan tatapan menusuk.
Sakura menarik napas, sebelum akhirnya menjawab. "Kau harus belajar mencintai Hinata, dan lupakan aku."
Sasuke kesal saat mendengar pernyataan Sakura. Melupakannya? Itu tidak akan pernah terjadi! Sakura adalah hidupnya. Gadisnya. Ia tidak mau kehilangan sosok gadis yang dicintainya itu.
"Aku tidak akan pernah sudi mencintai gadis seperti Hinata. Ia adalah bencana di dalam hidupku. Gadis itu benar-benar—"
"Cukup, Sasuke-kun!" potong Sakura cepat.
"Kau tidak mengenal Hinata yang sebenarnya. Ia gadis yang sangat baik, ia yang menemaniku sejak dulu, ia sahabat terbaikku!"
Sasuke meredam semua kemarahannya dengan menarik napas kuat-kuat, lalu mengembuskannya keras. "Dengarkan aku, Sakura. Jika Hinata adalah sahabat terbaikmu, ia tidak akan pernah menerima perjodohan itu!"
"Tapi apa yang terjadi sebenarnya? Apa yang sahabatmu itu lakukan padamu sekarang?" lanjut Sasuke membuat Sakura berpikir cepat.
Hinata adalah sahabat terbaiknya, sampai kapan pun. Ia tidak peduli bahwa Hinata kini sudah merebut kekasihnya sendiri. Itu memang jalan yang benar. Sasuke hanya pantas bersanding dengan Hinata.
"Aku tidak pantas untukmu, Sasuke-kun." lirihnya sambil menundukkan kepala.
Sasuke mengangkat dagu gadis itu agar menatapnya. "Kenapa?"
"Hinata lebih pantas bersanding denganmu. Ia adalah gadis baik yang pernah aku temui, ia juga berasal dari keluarga yang terhormat, sama sepertimu. Sedangkan aku?" ucapnya dengan pandangan yang berkaca-kaca.
Sasuke dengan cepat menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Aku tidak peduli. Yang aku inginkan hanyalah dirimu, Sakura. Bukan Hinata."
"Aku sangat mencintaimu, Sakura. Aku tidak akan berhenti berjuang mempertahankan hubungan kita. "
Sakura hampir menjatuhkan air matanya ketika mendengar Sasuke yang begitu sangat ingin mempertahankannya. Apakah ia memang harus mempertahankan hubungannya?
Lama berpikir, akhirnya Sakura tersadar. Pemuda itu sudah rela berjuang demi mempertahankan dirinya. Sedangkan ia? Sakura sadar bahwa dengan melepaskan Sasuke adalah kesalahan terbesarnya. Ia begitu mencintai Sasuke. Ia sadar, seharusnya ia berjuang bersama-sama demi mempertahankan hubungannya.
Sasuke tersentak ketika merasakan pelukannya kini di balas oleh gadis itu. "Maafkan aku, Sasuke-kun."
Sasuke melepaskan pelukannya. Menatap gadis itu dalam.
"Aku juga mencintaimu. Ayo kita berjuang bersama."
Sasuke merasakan dunianya utuh kembali. Hatinya begitu bahagia mengetahui hal yang baru saja diungkapkan oleh gadis itu. Ia kembali menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
***
Hinata keluar dari pintu utama Mansion Uchiha. Ia berjalan ke arah mobilnya untuk segera berangkat menuju sekolah. Saat ia hendak masuk ke dalam mobil, tak sengaja matanya menatap sesuatu di luar sana.
Hinata memincingkan matanya heran kala melihat sebuah mobil terparkir di luar gerbang Mansion Uchiha. Ia seperti mengenali mobil tersebut. Tanpa berpikir panjang, ia mendekati mobil itu.
Seseorang di dalam mobil tersebut kemudian membuka kacanya. Membuat Hinata dapat mengetahui siapa orang di dalam mobil itu.
Naruto-kun? Kenapa dia ada di sini?
Dengan penuh keheranan, Hinata kembali melangkahkan kakinya mendekati mobil itu. Sesampainya di depan mobil, ia bisa melihat Naruto keluar dari mobilnya.
"Ohayo, Hinata-chan." sapanya.
Hinata memutar bola matanya jengah. "Sedang apa kau? Untuk apa kau datang kemari?" tanyanya.
Naruto terkekeh sebelum menjawab. "Tentu saja untuk menjemputmu."
"Menjemputku?" Hinata memandang geli pemuda di depannya itu.
"Terima kasih. Aku bisa pergi sendiri." ucapnya lalu meninggalkan Naruto seorang diri.
Naruto berdecih. Kalau bukan demi membantu Sasuke, ia tidak mau melakukan hal konyol seperti ini.
"Tunggu, Hinata-chan."
Hinata mengabaikan teriakkan Naruto di belakangnya. Sampai akhirnya pemuda itu mendapatkan dirinya.
"Hinata-chan."
"Apa maumu?!" kesal gadis itu.
Naruto hanya terkekeh kemudian tangannya bergerak mengacak rambut gadis itu. Membuat Hinata semakin kesal dibuatnya.
Apa yang sebenarnya pemuda itu inginkan?
"Tidak usah menyentuhku." Hinata menyingkirkan tangan Naruto dari atas kepalanya.
"Baiklah. Tapi kau harus pergi bersamaku." ucap Naruto lalu menarik lengan gadis itu cepat.
Hinata lagi-lagi mendengus kesal. Ia memaki-maki pemuda tersebut di dalam hatinya. Ia hanya bisa pasrah menerima ajakan pemuda itu.
"Silahkan masuk, tuan putri." Hinata menatap Naruto yang juga menatapnya sambil menyengir. Hinata memalingkan wajahnya lalu segera masuk ke dalam mobil Naruto.
Naruto menutup pintu lalu beralih menuju pintu kemudi. Ia tersenyum dalam hati. Semoga saja rencananya berjalan dengan lancar.
***
tbcKomentar kalian tentang part ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
Fiksi PenggemarRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...