Another Love - 36

3.4K 362 31
                                    

Waktu kelulusan semakin mendekat. Sakura harus benar-benar ekstra belajar untuk menghadapi ujian nanti. Gadis itu sepakat akan belajar bersama Sasuke hari Minggu mendatang.

Malam ini Sakura menghabiskan malamnya dengan Sasuke lewat video call. Mereka berdua sangat menikmati kegiatan keduanya itu. Karena sebelumnya, mereka jarang melakukan hal ini.

"Jadi bagaimana? Apa yang akan kita lakukan agar Hinata dan Naruto semakin dekat?" tanya Sakura.

"Aku juga masih memikirkan hal itu." Sasuke menatap wajah kekasihnya yang terpampang di layar handphone miliknya.

Entah kenapa, mereka sangat ingin membantu Hinata agar dekat dengan Naruto. Karena mereka tahu, Naruto sama sekali belum menyadari bahwa Hinata adalah gadis masa lalunya.

"Bagaimana jika—"

Tok tok tok

Sasuke menghentikan ucapannya ketika mendengar suara pintu kamarnya diketuk.

"Tunggu sebentar, Sakura." Sasuke menyimpan handphone miliknya sementara di atas kasur lalu beranjak untuk membuka pintu kamar.

***

Sebuah mobil berwarna hitam berjalan masuk ke dalam Mansion Uchiha. Hinata yang melihat hal itu langsung menyadari bahwa itu adalah mobil ayahnya. Akhirnya malam ini ayahnya tersebut bisa datang kemari. Karena sungguh, Hinata sangat ingin pulang ke rumahnya sekarang juga.

"Ayah." Hinata menghampiri ayahnya yang baru saja turun dari mobil.

"Ayo masuk, Ayah." ajaknya. Hiashi mengangguk lalu mengikuti langkah putrinya itu.

Hinata mempersilakan ayahnya untuk duduk di sebuah sofa. Gadis itu lalu menyuruh salah seorang pelayan untuk memanggil Fugaku dan Mikoto. Sedangkan dirinya akan memanggil Sasuke. Hinata melangkahkan kakinya ke arah kamar Sasuke.

"Sasuke-kun." panggil Hinata sembari mengetuk pintu kamar Sasuke.

Tak lama muncul seorang pemuda dari dalam. "Ada apa?" tanyanya.

"Ayahku sudah datang," jawab Hinata.

Sasuke membelalakkan kedua matanya. "Benarkah?"

Hinata mengangguk. "Aku tunggu di bawah."

Setelah mengatakan hal tersebut, Hinata kembali turun ke bawah. Ternyata Fugaku dan Mikoto sudah berada di sana. Mereka sudah berbincang-bincang.

"Jadi, ada apa kau kemari?" tanya Fugaku pada Hiashi.

Sebelum Hiashi sempat menjawab, Hinata lebih dahulu menghampiri mereka lalu duduk di sebelah ayahnya.

"Aku kemari karena ada yang ingin aku sampaikan." ucap Hiashi.

"Soal pertunangan?"

"Ya."

"Apa ada masalah?" tanya Fugaku.

Hiashi mengangguk pelan. "Sebenarnya aku ingin membatalkan pertunangan ini."

Fugaku terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Hiashi. Begitupula dengan Mikoto. "Apa yang sebenarnya kau bicarakan? Apa kau bercanda?"

"Aku sama sekali tidak bercanda. Aku ingin membatalkan pertunangan ini karena permintaan putriku, Hinata." jawab Hiashi.

Fugaku langsung menatap tajam Hinata. "Apa benar, Hinata?"

Hinata menundukkan kepalanya. "Maafkan Hinata, Ayah."

"Kenapa kau ingin membatalkan pertunangan ini?"

"Karena aku dan Hinata tidak saling mencintai."

Mereka sontak mengalihkan pandangannya ke arah ujung tangga. Sasuke baru saja turun dan langsung menghampiri mereka.

"Aku sama sekali tidak mencintai Hinata. Yang aku cintai hanyalah Sakura," ucap Sasuke tegas.

Fugaku mengeraskan rahang. "Jadi gara-gara gadis itu kalian membatalkan pertunangan ini? Apa yang gadis itu lakukan pada kalian?!"

"I-ini bukan salah Sakura, Ayah." Hinata memberanikan diri menatap Fugaku. "Tapi kami memang tidak akan pernah bisa bersama. Sasuke mencintai gadis lain, dan aku pun mencintai lelaki lain. Oleh karena itu, kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama."

Mikoto mengelus lengan Fugaku, mencoba menenangkan suaminya. "Aku pikir Hinata benar. Kita tidak bisa memaksakan kehendak mereka. Walaupun memang jika nanti mereka berjodoh, pasti mereka akan bersama."

Fugaku terdiam. Lebih tepatnya merenung. "Baiklah jika itu mau kalian."

Lama berpikir, akhirnya Fugaku menyetujui permintaan Hinata. Mata tajamnya lalu beralih kepada Sasuke, tampak raut senang tercetak jelas di wajah anaknya itu.

"Terima kasih. Aku harap kejadian ini tidak memengaruhi persahabatan kita. Bagaimana pun juga, ini bukan salah Hinata dan Sasuke, tapi kita." ujar Hiashi berterima kasih.

"Aku terima keputusanmu."

"Kalau begitu, aku akan membawa pulang putriku kembali,"

Fugaku mengangguk menyetujui, Hinata kemudian pergi ke kamarnya untuk membereskan barang-barang yang akan ia bawa pulang.

"Terima kasih, Ibu, Ayah. Sudah mempersilakanku untuk tinggal di sini. Dan maaf aku tidak bisa melanjutkan perjodohan ini." ucap Hinata sebelum berpamitan.

Mikoto memeluk Hinata sebentar. "Tak apa, Hinata. Kami menerima segala keputusanmu."

"Sekali lagi, terima kasih." Mikoto hanya tersenyum pada gadis itu.

Hinata kemudian beralih menatap Sasuke. "Sasuke-kun, terima kasih." ujarnya yang langsung diangguki oleh Sasuke.

"Aku pamit."

***

Setelah kepergian Hinata dan ayahnya, Sasuke memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia tidak sabar untuk memberitahu hal ini pada Sakura. Saat akan menaiki tangga, tiba-tiba sebuah suara memanggil dirinya.

"Sasuke." Pemuda itu menoleh dan mendapati ayahnya yang berjalan mendekat.

"Kau mungkin menang sekarang. Tapi jangan harap Ayah akan merestui hubunganmu dengan Sakura!"

.
.
.
.
.

TBC

Gimana nih kalo hubungan SasuSaku ga direstuin sama Fugaku?


Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang