Sakura membuka pintu rumahnya ketika mendengar sebuah ketukan. Ia membuka pintu tanpa curiga dan terkejut kala tahu yang datang mengunjunginya adalah Sasuke. Saat ia ingin menutup pintu, lelaki itu menahannya.
"Tunggu, Sakura!" tahan Sasuke agar Sakura tidak menutup pintu rumahnya.
Sakura mendengus kesal. Ia kemudian menatap langsung ke arah onyx laki-laki tersebut. "Untuk apa kau datang kemari?"
"Ada yang ingin kubicarakan padamu, Saku."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sebaiknya kau pulang." usir Sakura.
Sasuke menggeleng. "Aku tidak akan pulang sebelum kau mendengarkanku." ucapnya memohon.
"Apa lagi yang ingin kau bicarakan? Semuanya sudah jelas, kan? Sebentar lagi kau akan bertunangan dengan Hinata. Jadi tolong, jangan ganggu aku lagi. Hubungan kita sudah berakhir."
"Aku tidak akan pernah bertunangan dengan Hinata. Aku sama sekali tidak mencintanya. Aku hanya mencintaimu, Sakura. Tolong—"
"Cukup, Sasuke-kun!" potong Sakura. Ia benar-benar sudah tidak ingin mendengar apa pun dari mulut Sasuke. Hatinya sudah terlanjur sakit. Ia masih belum bisa menerima pengkhianatan ini, ia sangat tidak menyangka hal ini terjadi padanya.
"Jangan pernah aku temui aku lagi." tegas Sakura. Gadis itu menatap dalam-dalam mata onyx seorang pemuda di depannya.
"Saku—"
"Semoga kau bahagia dengan Hinata."
Setelah mengucapkan hal itu, Sakura bergegas masuk dan menutup pintu, menguncinya dan beranjak menuju lantai dua. Mengabaikan teriakan Sasuke yang memanggil namanya. Ia sudah tidak tahan lagi untuk menahan air matanya. Setetes air mata terjatuh dari mata indahnya. Ia sudah kehilangan semuanya.
***
Dua hari setelah di rawat di rumah sakit, Hinata akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Mikoto tentunya harus ekstra menjaga gadis itu, ia tidak mau terjadi hal buruk pada calon menantunya. Begitu pula dengan Sasuke yang ia suruh untuk menjaga Hinata. Untung saja berita percobaan bunuh diri Hinata tidak sampai terdengar oleh suaminya dan ayah Hinata. Mikoto tidak tahu harus berbuat apa jika hal itu terjadi. Ia menutupi kejadian itu rapat-rapat.
Sejak kejadian dua hari lalu di kediaman Sakura, Sasuke mendadak lebih banyak berdiam diri di kamarnya. Sudah beberapa kali ia mencoba menjelaskan pada Sakura, namun gadis itu sama sekali tidak mau mendengarnya.
Apakah ini pertanda bahwa ia tidak akan pernah bisa bersama dengan Sakura? Sasuke menggelengkan kepalanya, mencoba menepis pikiran itu. Ia yakin dirinya bisa mendapatkan Sakura kembali. Yang harus ia pikirkan sekarang adalah, bagaimana caranya membatalkan perjodohan dan pertunangan tersebut?
Ia mengambil ponsel yang disimpan di atas nakas. Mencoba menghubungi Naruto. Ia butuh bantuan sahabatnya itu.
***
"Kau sudah makan, Hinata?" tanya Mikoto pada Hinata yang sedang menonton televisi di kamarnya.
Hinata menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?"
"Aku tidak lapar," balas Hinata.
"Kau harus makan, sayang." Mikoto membelai rambut gadis itu. Namun Hinata tetap menggelengkan kepala.
"Makan, Hinata. Walaupun sedikit juga tidak apa. Yang terpenting perutmu tidak boleh kosong."
"Aku tidak mau."
Mikoto menghelas napas, ia lalu memutuskan untuk keluar kamar Hinata dan berjalan ke arah kamar Sasuke.
Baru saja ia akan mengetuk pintu kamar putranya, Sasuke tiba-tiba saja membuka pintu kamar. Mikoto mengernyitkan keningnya bingung melihat Sasuke yang sudah memakai pakaian rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
FanfictionRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...