Sakura terdiam sembari menatap layar ponselnya. Dapat ia lihat, sebuah panggilan masuk dari kekasihnya. Ini ketiga kalinya Sasuke menelepon dirinya. Namun sepertinya gadis itu masih belum siap untuk menerima ajakan Sasuke.
Aku harus bagaimana?
Akhirnya setelah beberapa menit berpikir, Sakura memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut.
"Hallo, Sasuke-kun."
"Hallo, Sakura. Jadi, bagaimana?" tanya Sasuke di seberang sana.
"Emm, itu..."
"Bagaimana? Apa kau mau?"
Mendengar suara kekasihnya yang terdengar penuh harap, akhirnya Sakura memutuskan.
"Iya, aku mau."
"Hn, syukurlah. Kalau begitu aku akan menjemputmu sebentar lagi."
"Baiklah, Sasuke-kun. Aku tunggu."
Panggilan terputus. Sakura menghela napasnya pelan. Semoga saja pilihannya kali ini benar. Sakura lalu beranjak untuk bersiap-siap sambil menunggu Sasuke.
***
Kursi meja makan keluarga Uchiha akhirnya terisi kembali malam ini. Sasuke mengajak Sakura untuk duduk di sebelahnya. Sedangkan kedua orang tuanya duduk berseberangan.
"Selamat datang, Sakura. Kemarilah. Jangan malu-malu."
Ajakan Mikoto membuat Sakura menampilkan senyumnya. Hatinya yang berdebar seketika menjadi lebih tenang karena mendapati respons positif dari Mikoto. Namun hatinya kembali berdetak kencang kala melihat seorang pria paruh baya mendekati mereka semua.
Fugaku datang lalu duduk di samping Mikoto. Sakura merasakan tangan Sasuke menggenggam erat tangannya.
"S-selamat malam, Paman." Sakura mencoba menyapa Fugaku.
"Hn."
"Baiklah, semuanya. Mari kita makan." ucap Mikoto. Lalu mereka pun melaksanakan acara makan malam mereka.
***
"Oh iya, Sakura. Sudah berapa lama hubunganmu berjalan dengan Sasuke?" tanya Mikoto membuka percakapan. Setelah selesai melaksanakan acara malam makan, mereka kemudian berbincang-bincang terlebih dahulu.
"S-sudah dua tahun." jawab Sakura.
"Benarkah?" tanya Mikoto memastikan. Karena ia tidak tahu bahwa hubungan anaknya dengan Sakura sudah terjalin sejak lama.
Sakura tersenyum dalam hati. Tidak terasa, sudah dua tahun dia dan kekasihnya menjalin hubungan. Susah senang mereka lalui dengan bersama-sama.
"Sebenarnya, aku mengajak Sakura kemari karena ada sesuatu hal yang ingin aku sampaikan." ucap Sasuke.
"Aku ingin melanjutkan hubunganku ke jenjang yang lebih serius." ucapan Sasuke membuat Fugaku menatap tajam putranya.
"Apa kau lupa? Bukankah Ayah sudah mengatakan bahwa Ayah tidak akan pernah merestui hubungan kalian?"
"A-ayah!" Mikoto menatap Fugaku tidak percaya. Sama halnya dengan Sakura yang seketika menundukkan kepala merah mudanya.
"Sebenarnya apa yang membuat Ayah enggan merestui hubungan kami berdua?" Kesal Sasuke, selama ini ia mencoba bersabar menantikan bahwa pasti Ayahnya akan memberikan restu di kemudian hari.
"Jangan kalian pikir, Ayah memberimu izin untuk membawa gadis itu kemari adalah karena Ayah sudah merestui hubungan kalian. Hal itu tidak akan pernah terjadi!"
Sasuke menatap tajam ayahnya. Saat hendak menjawab ucapan ayahnya, Fugaku terlebih dahulu memotongnya.
"Ayah pasti bisa mencarikan gadis yang lebih baik dari dia."
"Yang aku inginkan hanya Sakura. Bukan gadis lain!"
Mikoto dan Sakura hanya bisa terdiam melihat adegan perdebatan antara Ayah dan anak tersebut.
"Terserah apa katamu. Karena sampai kapan pun Ayah tidak akan memberi kalian restu!" ucap Fugaku sebelum meninggalkan mereka semua.
Sasuke mencoba meredam emosinya, ia kemudian beralih menatap Sakura yang sejak tadi terus tertunduk.
"Ayo kita pulang, Sakura." ajaknya.
Sakura mendongak dan menganggukkan kepalanya. Sasuke tidak pernah lupa untuk menggenggam tangannya. Sementara Mikoto, menatap mereka berdua dengan iba. Sepertinya ia harus melakukan sesuatu.
***
"Maafkan aku, Sakura. Aku masih belum bisa mendapatkan restu Ayahku." sesal Sasuke menatap gadisnya. Mereka berdua sudah berada di dalam mobil.
"Tak apa, Sasuke-kun. Mungkin belum waktunya." jawab gadis itu mencoba memperlihatkan senyumnya pada Sasuke.
"Sekali lagi, aku minta maaf."
Sakura tersenyum miris. Entah harus sampai kapan ia menunggu. Gadis itu hanya ingin hubungannya berjalan dengan lancar. Melihat penolakan Fugaku, Sakura berpikir bahwa mungkin sampai kapan pun Fugaku tidak akan menerimanya.
Sasuke menatap Sakura dengan pandangan bersalah. Pemuda itu sangat menyayangkan perlakuan Ayahnya tersebut pada kekasihnya. Mungkin butuh waktu lama lagi untuk berusaha meyakinkan Fugaku. Dan Sasuke tidak akan pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan restu Ayahnya.
***
Mikoto membuka pintu kamar lalu masuk kedalamnya. Ia melihat Fugaku sudah terbaring tidur di atas ranjang. Entah dari mana, wanita itu bisa mengetahui bahwa suaminya sama sekali belum tertidur.
"Apa yang kau lakukan itu sangat keterlaluan."
Fugaku membuka kedua matanya. "Apa maksudmu?"
"Sasuke berhak untuk bahagia. Apa kau tidak ingin melihat putra kita bahagia?" cerca Mikoto.
"Aku bisa mencarikannya gadis lain."
"Tapi putra kita sudah mempunyai pilihannya sendiri. Aku yakin, apa yang menjadi pilihan Sasuke, itu yang terbaik."
"Jadi kau merestui hubungan mereka?"
"Tentu saja. Aku tidak berhak melarang Sasuke untuk bahagia."
Hening sesaat, Fugaku masih belum membuka suaranya.
"Pikirkan ucapanku kembali." Mikoto ikut berbaring di ranjang dengan posisi membelakangi suaminya.
Sedangkan Fugaku masih merenung mendengar perkataan istrinya.
.
.
.
.
.TBC
Akan ada banyak kejutan di chapter-chapter selanjutnya nih 😁
Kira-kira apa yang akan terjadi di chap selanjutnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
FanfictionRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...