Jam pelajaran hari ini telah usai. Bel sekolah berbunyi menandakan waktu agar seluruh murid berkemas dan pulang ke rumahnya masing-masing. Sakura memasukkan buku yang berserakan di meja ke dalam tasnya. Setelah guru mereka keluar, Sakura memilih untuk duduk terlebih dahulu karena ingin menunggu Shion yang kini mendapat jatah piket.
"Sakura." panggil seseorang di depan Sakura.
"Ada apa?" Sakura menatap pemuda yang tadi memanggilnya itu.
"Ayo kita pulang?" ajak Sasuke.
"Aku ingin menunggu Shion dulu, Sasuke-kun. Kau duluan saja." jawab Sakura yang lagi-lagi membuat Sasuke bingung karena akhir-akhir ini kekasihnya itu seperti menjauhinya.
"Sebentar lagi hujan akan turun, Sakura. Kau tidak lihat langit di sana mulai gelap?" kata Sasuke mencoba mengajak Sakura kembali sambil menatap ke luar arah jendela yang memang memperlihatkan langit yang mulai gelap.
Sakura menatap ke luar jendela kelasnya, dan memang benar. Sakura terdiam memikirkan jawaban untuk Sasuke. Ia bingung harus menjawab apa. Karena terlalu lama, akhirnya Sasuke menarik pergelangan tangan Sakura.
"Shion." panggil Sasuke pada gadis yang sedang sibuk menyapu.
"Ah, ya? Ada apa?" Shion yang sedang menyapu menolehkan kepalanya.
"Sakura akan pulang bersamaku." ucap pemuda itu lalu kembali menarik tangan Sakura untuk berjalan keluar dari kelasnya.
"Aku duluan, Shion." kata Sakura menatap ke belakang, tepatnya ke arah Shion yang dibalas lambaian tangan oleh gadis itu.
Sesampainya di parkiran sekolah mereka, Sasuke melepaskan genggaman tangannya. Tak lama kemudian pemuda itu menyuruh Sakura untuk segera masuk ke dalam mobilnya yang disusul oleh Sasuke.
Selama perjalanan pulang, tak banyak obrolan yang dikeluarkan oleh mereka. Hanya beberapa pertanyaan singkat keduanya yang keluar. Keadaan pun hening sampai mereka telah berada di tempat tujuan.
Mobil Sasuke berhenti di depan gerbang rumah sederhana milik Sakura.
"Sasuke-kun, terima kasih sudah mengantarkanku." kata Sakura.
"Hn."
Belum sempat gadis itu turun untuk keluar mobil, tangan Sasuke menahannya. "Kenapa?" tanya Sakura heran.
"Malam ini kau ada acara? tanya Sasuke.
Sakura hanya menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi?"
"Pergi?"
"Iya. Berkencan misalnya." ujar Sasuke yang spontan membuat wajah Sakura merona. Membuat Sasuke gemas dan mencubit kedua pipi gadis itu.
Sakura mengeluh agar pemuda di depannya itu segera melepaskan cubitannya. "Bagaimana kau mau tidak?" tanya Sasuke setelah melepaskan cubitannya.
"Ish, baiklah kalau begitu. Jam berapa kira-kira?" Sakura memegangi kedua pipinya yang terasa panas.
"Pukul 7. Aku akan menjemputmu nanti." balas Sasuke
Sakura menganggukkan kepalanya, ia lalu pamit untuk segera masuk ke rumahnya. "Aku duluan, Sasuke-kun." kata Sakura, Sasuke mengangguk. Gadis itu lalu turun dari mobil dan berjalan membuka gerbang rumahnya.
Ketika ia ingin masuk ke dalam gerbang, dilihatnya mobil milik kekasihnya itu masih saja terdiam ditempat. Sakura menatap ke arah Sasuke yang baru saja membuka kaca mobilnya, membuat ia dapat melihat wajah kekasihnya itu.
"Hati-hati, Sasuke-kun!" ucap Sakura sedikit berteriak. Ia melambaikan tangannya ke arah sang kekasih, tak lupa memperlihatkan senyum manisnya kepada Sasuke. Setelah itu, ia masuk dan menutup kembali gerbang rumahnya.
Di sisi lain, Sasuke merasakan senang yang luar biasa. Jujur saja sejak masalah perjodohan itu, Sasuke sama sekali tidak pernah merasakan perasaan damai seperti yang ia alami hari ini. Ia senang dapat kembali melihat senyum manis milik Sakura.
Tiba-tiba saja ia mendengar ponsel miliknya berbunyi. Sasuke segera mengambil ponsel miliknya dan melihat siapa yang baru saja mengirimnya sebuah pesan. Senyuman yang awalnya terhias dibibirnya hilang seketika. Rasa senang yang ia rasakan tadi kini tergantikan oleh perasaan resah.
Ia lupa dengan Hinata.
Ia baru sadar jika hari ini ia pasti akan berurusan dengan Ayahnya. Sasuke yakin ayahnya itu tidak akan tinggal diam melihat perlakuannya tadi pagi.
Tanpa pikir panjang, ia segera melajukan mobilnya kembali meninggalkan kediaman tempat Sakura tinggal.
***
Sasuke masuk ke dalam rumah dengan perasaan campur aduk. Ia berjalan dengan santai, namun berbeda dengan hatinya. Ia berjalan menuju ke arah kamarnya, yang tentu saja harus melewati ruang keluarga. Sesampainya di ruang keluarga, Sasuke dapat melihat kedua orangtuanya bersama juga dengan Hinata.
Namun, apa yang dilihatnya sungguh diluar dugaan. Ayahnya justru hanya menatap datar dirinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah itu, ayahnya mengambil sebuah koran dan membacanya. Berbeda dengan Mikoto dan Hinata yang menatap cemas ke arah dirinya.
Sasuke segera meninggalkan tempat itu. Berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai atas. Setelah sampai, ia membuka pintu kamar lalu menutup dan menguncinya.
Sasuke menyimpan asal tasnya dan merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Pikirannya menerawang, ia tahu betul sikap ayahnya. Tidak mungkin ayahnya hanya terdiam tanpa bertindak seperti tadi. Ia yakin pasti ada sesuatu yang akan direncanakan oleh ayahnya tersebut.
Sasuke menghela napasnya pelan, ia sudah enggan memikirkan hal ini, pemuda Uchiha itu memutuskan untuk tidur terlebih dahulu sebelum pergi bersama Sakura nanti malam.
***
Malam harinya.
Sakura sibuk memilih-milih baju yang kira-kira cocok ia pakai untuk pergi berkencan malam ini. Beberapa menit kemudian, ia memutuskan pakaian yang akan ia kenakan sekarang.
Dengan sedikit polesan diwajahnya, Sakura tampak cantik. Ia merapikan rambut panjangnya yang ia gerai. Gadis itu menatap ke arah jam, masih ada beberapa menit lagi.
Sakura akhirnya memutuskan untuk menunggu Sasuke. Ia yakin tidak akan lama lagi pasti Sasuke akan segera datang. Ia memainkan ponselnya sejenak agar tidak bosan sambil menunggu kedatangan kekasihnya.
Ia memilih untuk bermain game.
Setelah beberapa menit bosan dengan bermain game, Sakura mencoba untuk mengirim Sasuke sebuah pesan. Satu kali, dua kali, hingga beberapa kali namun tidak ada jawaban.
Sakura mencoba untuk bersabar. Namun ini sudah lebih dari jam yang dijanjikan oleh Sasuke. Jarum jam menunjukan pukul tujuh lewat tiga puluh menit.
Sakura hanya bisa duduk dengan gelisah, orang yang ia tunggu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Ia menatap ponselnya, mencoba untuk menghubungi Sasuke. Beberapa pesan sudah ia kirimkan, namun tak ada jawaban. Kini ia mencoba untuk meneleponnya. Panggilan pertama tidak diangkat. Sampai akhirnya panggilan untuk kesekian kalinya baru diangkat."Hallo...?" Sakura terdiam. Tubuhnya menegang.
Bukan, ini bukan suara Sasuke.
Ini suara seseorang yang sangat ia kenal. Suara seorang perempuan.
***
tbcTerima kasih untuk yg sudah bersedia membaca cerita ini. Vommentnya ditunggu ya^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
FanficRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...