Another Love - 28

3.6K 382 27
                                    

"Sakura prianya dimana-dimana ya," Sindir Hinata seraya tersenyum.

Gadis lavender itu menatap penuh kemenangan ke arah depan. Di mana terdapat Sakura yang sedang terduduk di dalam sebuah kafe sembari mengobrol dengan seorang pemuda yang ia tidak ketahui. Hinata kini memang sudah berada di depan sebuah kafe tujuannya bersama Sasuke di sampingnya.

"Gadis itu memang sangat hebat menarik lawan jenisnya. Buktinya kau lihat sendiri, kan?" ucapnya pada seorang pemuda di sampingnya.

"Sakura sangat tidak menghargai keadaan Ibumu." geleng Hinata.

"Sudah kubilang kan, dia itu—" Hinata menghentikan ucapannya ketika Sasuke pergi begitu saja.

"Sasuke-kun!"

Sasuke meninggalkan Hinata dengan perasaan jengkel. Ia kembali memasuki mobilnya. Tak lama Hinata berhasil menyusulnya.

"Sasu—"

"Diam."

Hinata mengatupkan bibirnya rapat-rapat mendengar ucapan Sasuke yang terdengar sangat dingin baginya.

"Tapi, Sasuke-kun kau-"

Lagi-lagi ucapan gadis itu terhenti karena sebuah tatapan tajam yang begitu sangat menusuknya.

Sasuke menyalakan mesin mobil dan dengan berat hati mengendarainya keluar dari area kafe, mengabaikan perutnya yang sedari tadi terus berbunyi. Pikirannya hanya tertuju pada Sakura. Ia yakin kekasihnya mempunyai alasan tersendiri.

***

Sakura menoleh ke arah pintu masuk kafe. Entah kenapa, tapi seperti ada yang mendorongnya untuk melihat ke arah sana. Ia sampai mengabaikan pemuda di hadapannya yang sibuk mengoceh tanpa ia dengarkan. Sasori yang menyadari itu langsung menghentikan kegiatannya.

"Saku?"

"Sakura."

Sakura tersentak ketika sebuah tangan menepuk pundaknya. "Ah, iya?"

"Kau kenapa?"

"T-tidak apa-apa. Hanya—"

Sasori menaikkan sebelah alisnya, menunggu perkataan gadis itu selanjutnya. Namun Sakura tidak kunjung melanjutkan ucapannya tersebut.

"Hanya?"

"A—anu, sepertinya aku harus segera pulang."

"Kenapa terburu-buru sekali?" tanya Sasori.

Sakura menatapnya dengan tidak enak. "Maaf Sasori-san. Ada hal yang harus aku kerjakan sekarang."

"Ya sudah, aku akan antarkan."

"Tidak—"

"Aku yang mengajakmu kemari, jadi aku yang harus mengantarkanmu kembali." Sasori tersenyum tipis seraya menarik tangan Sakura untuk berdiri.

Pemuda itu meletakkan beberapa lembar uang di meja lalu melangkahkan kakinya keluar kafe bersama Sakura.

"Terima kasih, Sasori-san." ucap Sakura ketika ia sudah berada di depan gerbang rumahnya.

"Eum, kau mau mampir sebentar?" tanya Sakura dengan ragu. Tapi ia ingin mencoba membalas perlakuan baik pemuda bernama Sasori tersebut.

"Terima kasih, tapi sepertinya aku tidak bisa." jawab Sasori. Pemuda itu menatap ke arah jam tangan miliknya.

"Sebentar lagi aku ada kelas. Mungkin kapan-kapan saja aku akan kemari lagi."

"Oh, begitu? Baiklah, terima kasih sekali lagi," Sakura menampilkan senyum ramahnya.

Sasori tersenyum dan mengangguk lalu menutup kaca mobilnya. Tak lama mobil tersebut bergerak meninggalkan Sakura yang berdiri seorang diri di depan gerbang rumahnya.

Menghela napas, Sakura lalu masuk ke dalam.

***

Mikoto membuka kedua kelopak matanya ketika mendengar suara pintu terbuka, ingin melihat siapa yang membuka pintu tersebut. Lalu sosok Fugaku terlihat di ambang pintu. Mikoto tersenyum melihat suaminya ternyata yang datang.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Fugaku lembut sembari membantu istrinya itu untuk bangun.

"Aku baik-baik saja." jawab Mikoto.

"Hn, syukurlah."

"Sebenarnya ada yang ingin menjengukmu kemari." ucap Fugaku.

"Siapa?" heran Mikoto.

Fugaku hanya terdiam. Namun tiba-tiba saja pintu ruangan dibuka dan menampilkan sesosok manusia yang membuat Mikoto membulatkan matanya tidak percaya.

"Mebuki?!"

Seorang wanita paruh baya tersebut langsung menghampirinya. "Mikoto!"

Mebuki, wanita itu memeluk erat Mikoto. Menyalurkan rasa rindunya setelah hampir 20 tahun tidak bertemu. Perlu diketahui jika Mikoto dan Mebuki adalah sepasang sahabat sejak dahulu. Mereka terpisah ketika keduanya sudah memulai berumah tangga. Mebuki tinggal di luar negeri bersama suaminya. Sedangkan Mikoto menetap di Konoha. Dan kini akhirnya mereka dipertemukan kembali.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Mebuki setelah melepaskan pelukan mereka.

"Aku tidak pernah merasa sebaik ini." jawab Mikoto membuat Mebuki terkekeh.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kau juga sangat sulit dihubungi." keluh Mikoto.

"Maafkan aku, aku terlalu sibuk mengurusi pekerjaanku di sana."

"Sudahlah, tak apa. Yang terpenting kita sudah dipertemukan kembali. Aku sangat tidak menyangka."

Mikoto dan Mebuki larut dalam obrolan mereka. Fugaku yang mengerti lalu meninggalkan mereka berdua untuk saling melepas rindu. Pria tersebut lalu menghampiri Kizashi Haruno, teman lamanya dan juga larut ke dalam obrolan hangat.

***
TBC

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang