Sasuke masuk ke dalam ruangan rawat ibunya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia lalu masuk dan melihat Hinata yang sedang berada di dekat ranjang Mikoto. Pemuda itu berjalan menghampiri mereka berdua.
"Sasuke-kun, kau dari mana saja?" tanya Hinata.
"Hn. Bagaimana keadaan ibu?" tanyanya mengabaikan pertanyaan gadis itu.
"Sudah lebih baik. Bibi Mikoto sempat bangun lalu aku memberinya makan. Tak lama ia kembali beristirahat." jawab Hinata.
"Bibi Kushina dan Naruto-kun juga sempat datang ke sini." lanjut gadis itu.
Beberapa saat keadaan menjadi hening. Hinata kemudian memutuskan untuk membuka percakapan. "Sasuke-kun."
"Hn."
"Sebenarnya, ada yang ingin aku tanyakan padamu."
"Ada apa?" tanya Sasuke.
Hinata mengembuskan napas panjang. "Tentang kita."
"Kita?"
Hinata mengangguk, mengajak Sasuke keluar ruangan.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya pemuda itu setelah mereka berada di luar.
Hinata terdiam cukup lama sebelum akhirnya ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Apa kau mempunyai benda ini?"
Sasuke mengerutkan keningnya melihat benda yang diperlihatkan oleh Hinata. Ia seperti pernah melihat benda tersebut, namun ia tidak mengingatnya dengan jelas. "Tidak. Aku tidak pernah mempunyainya."
Jadi bukan Sasuke-kun orangnya?
Tubuh Hinata tiba-tiba saja menegang. Jika bukan Sasuke cinta pertamanya, lalu siapa?
"Jangan berbohong Sasuke-kun. Aku pernah melihatmu memegang gelang ini. Kau pasti pemilik gelang ini kan?"
Sasuke semakin bingung dengan ucapan Hinata. Kapan ia pernah memegang gelang itu? Lama berpikir hingga akhirnya ia mengingat sesuatu.
"Jawab Sasuke-kun, apa kau tidak mengingatku? Aku cinta pertamamu yang kau berikan gelang ini." seru Hinata tidak sabar mendengar jawaban Sasuke.
"Maaf, tapi aku memang tidak pernah memiliki gelang itu." tegas Sasuke.
"Dan setahuku, Naruto mempunyai gelang yang sama dengan milikmu. Kau bisa menanyakan hal itu padanya." lanjut Sasuke yang membuat Hinata menggelengkan kepalanya.
"Aku mohon padamu, Sasuke-kun. Jangan berbohong!" ucap gadis itu.
"Aku sama sekali tidak membohongimu, Hinata!"
Setelah membalas ucapan Hinata, Sasuke lalu berjalan meninggalkan Hinata yang terpaku ditempat.
***
Dua hari kemudian, Mikoto kini sudah berada di Mansion keluarganya kembali. Keadaannya pun semakin membaik. Dengan adanya kedua sahabat lamanya, wanita itu merasa sangat gembira.
"Jadi, konsep pertunangan seperti apa yang akan kalian rencanakan?" tanya Mebuki pada Mikoto.
"Sederhana. Mungkin hanya keluarga kami saja yang akan diundang." jawab Mikoto.
Mereka berdua sedang berbincang di taman belakang milik keluarga Uchiha. Ditemani oleh Hinata dan juga Sasuke yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sasuke dengan ponselnya dan Hinata dengan pikirannya yang tidak bisa tenang sejak beberapa hari lalu.
Sasuke sama sekali tidak tertarik dengan topik pembicaraan kedua wanita paruh baya itu. Sampai kapan pun, ia tidak akan bertunangan dengan gadis yang tidak dicintainya.
Karena merasa jenuh dengan keadaan, Sasuke beranjak dari duduknya.
"Kau mau ke mana, Sasuke?" tanya ibunya.
"Kamar. Aku permisi."
Hinata yang melihat itu pun langsung mengikuti. "Aku juga permisi." ucapnya.
Mikoto dan Mebuki hanya menggelengkan kepalanya. "Mungkin mereka tidak ingin diganggu."
"Begitulah anakku, Sasuke. Lalu bagaimana dengan anakmu?"
"Anakku baik-baik saja, ia sedang melanjutkan kuliahnya di sini."
"Benarkah? Tidak terasa, padahal aku sering menggendong anakmu waktu itu."
"Ya begitulah." kekeh Mebuki sambil memakan beberapa cemilan yang ada di atas meja.
"Lalu bagaimana anak keduamu? Aku sempat mendengar bahwa kau hamil anak keduamu sebelum akhirnya kau pergi dari sini."
Mebuki hampir saja tersedak mendengar ucapan Mikoto. Ia tersenyum sebelum melanjutkan. "Dia... baik-baik saja."
***
"Ohayo, Sasuke." sapa Naruto penuh senyum.
"Hn." sahut Sasuke. Ia meletakkan tas di atas meja dan duduk di kursinya. Naruto hanya terkekeh melihat sahabatnya itu.
Sasuke menghela napas. Ia memijit pangkal hidungnya. Tak lama Naruto menepuk bahu Sasuke membuat pemuda itu mendongak.
"Sakura sudah datang." bisik Naruto sambil menunjuk Sakura menggunakan dagunya.
Sasuke yang melihat itu langsung menghampiri Sakura. Sementara Naruto bersandar dengan tangan terlipat di dadanya menatap apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu.
Melihat kekasihnya berada tidak jauh di hadapannya, membuat Sakura sedikit merasakan gugup. Apalagi ketika pemuda itu berjalan menghampirinya, ia langsung menundukkan kepalanya.
"Sakura."
Sakura menoleh sesaat namun tak lama kemudian dia menunduk kembali.
"Aku perlu bicara denganmu." Sasuke menarik lengan Sakura keluar kelas.
"S-sasuke-kun."
"Kenapa kau sulit dihubungi, Sakura?" tanya pemuda itu langsung tanpa berbasa-basi.
"S-sasuke-kun, maafkan aku. Aku terlalu sibuk akhir-akhir ini." jawab Sakura pelan. Gadis itu tidak berani menatap wajah Sasuke.
Melihat Sakura yang sepertinya tidak nyaman, akhirnya Sasuke menghela napasnya. Sebenarnya, banyak yang ingin ia tanyakan pada Sakura. Tapi ia tidak mau membuat gadis itu menjadi tidak nyaman, yang terpenting ia kini sudah bisa bertemu kembali dengan gadisnya. Ia sangat merindukan gadis itu.
"Kau sudah sarapan?" tanya Sasuke mengubah topik pembicaraannya.
Sakura menggeleng.
"Baiklah, ayo kita ke kantin."
Sasuke menggenggam tangan Sakura lembut. Mengajaknya untuk pergi ke kantin.
***
Hinata turun dari mobil yang dikendarai oleh supir pribadi keluarga Uchiha. Jika sebelumnya ia selalu menggunakan mobil miliknya ke sekolah, maka hari ini tidak. Entahlah, Hinata merasa tidak semangat akhir-akhir ini.
Setelah mengucapkan terima kasih pada supirnya, gadis itu melangkah masuk ke dalam gerbang sekolah. Saat berbelok ke arah lorong kelasnya, ia dapat melihat Sasuke sedang bersama Sakura. Hingga akhirnya pasangan itu pergi.
Hinata membuang napas sebelum melanjutkan langkahnya.
Baru saja ia ingin masuk ke dalam kelas, tiba-tiba saja seorang pemuda menghalangi jalan masuk gadis itu. Hinata tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya ketika melihat siapa pemuda tersebut.
tbc
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
FanfictionRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...