Another Love - 09

4.9K 386 13
                                    

Tidak terasa, hari mulai berganti malam. Suasana sepi dan hening membuat seorang pemuda tertidur nyenyak di atas ranjangnya. Jarum jam menunjukkan lewat dari pukul tujuh malam, namun Sasuke belum juga membuka matanya.

Suara seseorang membuka pintu tak membuat Sasuke terganggu sedikit pun. Seorang gadis masuk ke dalam kamar Sasuke, melangkahkan kakinya mendekati sang pemuda itu.

Hinata, gadis tersebut akhirnya dapat memasuki kamar Sasuke setelah sebelumnya ia kesulitan karena Sasuke menguncinya dari dalam. Terpaksa ia harus meminta kunci candangan kepada calon mertuanya. Dan sampailah gadis itu di sini, di sebuah ruangan yang lumayan luas.

Hinata mendekati Sasuke yang sedang terbaring nyenyak di atas ranjang. Ia kemudian duduk di pinggir ranjang pemuda itu. Matanya menatap wajah damai Sasuke yang sedang pulas terlelap. Hinata tidak pernah sekalipun melihat wajah damai Sasuke seperti yang ia lihat saat ini. Seperti tak ada masalah apapun. Kadang Hinata ingin menyerah soal Sasuke. Dirinya tahu bahwa hati pemuda itu sudah dimiliki oleh gadis yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Sakura.

Namun mengingat bahwa ia sudah menemukan Sasuke, cinta pertamanya yang sudah ia temukan, Hinata tak sanggup membiarkan dan mengikhlaskan pemuda itu untuk Sakura.

Kini, ia berniat menanyakannya. Menanyakan hal tersebut pada Sasuke. Hinata takut jika Sasuke melupakan dirinya. Tadinya ia ingin bertanya pada Sasuke sekarang. Tetapi melihat wajah tenang pemuda itu, Hinata tak tega untuk membangunkannya.

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk keluar kamar Sasuke. Ia tidak siap jika nanti ketika bertanya hal tersebut, ternyata Sasuke melupakannya. Ia ingin menyiapkan hatinya jika hal itu memang benar.

Selesai menatap wajah Sasuke, Hinata beranjak dari ranjang pemuda itu. Namun, langkah kakinya terhenti ketika mendengar suara dering ponsel. Hinata membalikan badannya, menatap ke arah ponsel Sasuke yang tergeletak di atas nakas.

Ia berjalan mendekati ponsel tersebut, lalu mengambilnya. Hatinya bergemuruh ketika mendapati nama Sakura tertera di sana. Ia hanya terdiam tanpa melakukan apa-apa. Setelah ponsel berhenti berbunyi, gadis itu kembali meletakkan ponselnya. Namun lagi-lagi sebuah panggilan masuk.

Hinata tak tahu harus melakukan apa. Ia hanya terdiam. Untuk kesekian kalinya, Sakura tak berhenti menelepon nomor ponsel Sasuke. Pada akhirnya, Hinata memutuskan untuk mengangkat panggilan dari Sakura.

"Hallo..." ucap Hinata.

Tak terdengar apa pun di seberang sana. Hinata terdiam. Beberapa detik kemudian, panggilan tersebut terputus. Hinata menatap ponsel Sasuke lalu menyimpannya kembali. Ia dengan cepat melangkahkan kakinya keluar kamar ketika melihat Sasuke yang sepertinya merasa terusik.

Di sisi lain, Sasuke mencoba membuka matanya dengan pelan. Entah kenapa kedua matanya sangat susah untuk dibuka. Setelah berhasil membuka kedua matanya, ia mencoba untuk menyesuaikan cahaya. Pemuda itu sempat mendengar suara pintu kamar yang berderit.

Badannya yang semula terbaring kini beranjak duduk. Sasuke mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kamarnya. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat ke arah jendela kamar. Gelap, yang ia lihat sekarang.

Dengan cepat ia bangun dan melangkahkan kedua kakinya ke jendela. Memang benar, hari sudah gelap. Sasuke lalu menatap ke arah jam, ia kembali terkejut ketika menatap jarum jam yang menunjukkan lebih dari pukul tujuh.

Sasuke panik, ia merasa bersalah pada Sakura. Ia mengambil cepat ponselnya. Sasuke semakin menyesali perbuatannya ketika beberapa pesan dan panggilan masuk dari Sakura ia temukan.

Sasuke mencoba menelepon gadis itu. Ia merutuk ketika nomor ponsel Sakura tidak aktif. Ia juga mengetikkan sebuah pesan kepada kekasihnya atas permintaan maaf darinya. Sasuke tak hentinya merutuki dirinya sendiri. Tidak mungkin ia harus menunggu hari esok.

Pemuda itu bergegas mengganti pakaiannya. Ketika semuanya sudah selesai, Sasuke mengambil kunci mobilnya lalu segera pergi dari sana.

Dari kejauhan, ia bisa melihat Hinata sedang berjalan menghampirinya. Sasuke spontan berdecak kesal.

"Sasuke-kun, kau mau kemana?" tanya gadis itu.

"Bukan urusanmu."

"Sasuke-kun, tapi Paman Fugaku dan Bibi Mikoto sudah menunggumu di meja makan." cegah Hinata mencekal lengan pemuda itu.

Sasuke melepaskan cekalan Hinata dengan kasar. Tanpa berbicara apa-apa, ia pergi meninggalkan gadis itu di sana.

***

Di sinilah Sasuke sekarang. Ia menatap pintu gerbang milik kediaman kekasihnya. Pemuda itu berharap Sakura dapat menerima permintaan maaf darinya. Tanpa berpikir lebih lama, Sasuke membuka pintu gerbang tersebut.

Sesampainya di depan pintu utama, ia mengangkat tangannya, mengetuk pintu rumah itu. Beberapa detik kemudian pintu tersebut di buka. Namun ia tidak melihat Sakura di sana.
"Nak Sasuke? Ayo masuk dahulu." Nenek Chiyo yang membukakan pintu, mempersilakan pemuda itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Em, tidak perlu, Nek. Apa Sakura ada?" tanyanya.

"Sebentar, Nenek panggilkan dulu." jawab Nenek Chiyo lalu beranjak memanggil cucunya.

Sasuke terdiam menunggu di depan pintu. Ia sangat berharap dapat bertemu kekasihnya malam ini.

Tbc

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang