Hinata turun dari mobil yang dikendarai oleh supir pribadi keluarga Uchiha. Jika sebelumnya ia selalu menggunakan mobil miliknya ke sekolah, maka hari ini tidak. Entahlah, Hinata merasa tidak semangat akhir-akhir ini.
Setelah mengucapkan terima kasih pada supirnya, gadis itu melangkah masuk ke dalam gerbang sekolah. Saat berbelok ke arah lorong kelasnya, ia dapat melihat Sasuke sedang bersama Sakura hingga akhirnya pasangan itu pergi.
Hinata membuang napas sebelum melanjutkan langkahnya.
Baru saja ia ingin masuk ke dalam kelas, tiba-tiba saja seorang pemuda menghalangi jalan masuk gadis itu. Hinata tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya ketika melihat siapa pemuda tersebut.
"N-naruto-kun?"
"Hinata-chan?"
"Kalian menghalangi jalanku." ucap seseorang di belakang tubuh Hinata.
Naruto yang mendengar itu hanya mengaruk belakang kepalanya, sedangkan Hinata langsung memberi jalan Shion untuk masuk ke dalam kelas.
"P-permisi, Naruto-kun." Hinata melangkah masuk ke dalam kelas meninggalkan Naruto di depan pintu kelas.
***
"Hinata-chan, hei, Hinata?" Naruto mengibaskan tangan di depan wajah Hinata.
"Kau kenapa?" tanya pemuda itu yang heran ketika melihat Hinata melamun. Bahkan sampai suara bel pulang berbunyi, gadis itu sama sekali tidak terganggu.
Naruto dan Hinata saling berpandangan. "Eh?"
"Kau kenapa, Hinata?" ulang Naruto.
"T-tidak. Aku baik-baik saja."
"Benarkah?" tanya Naruto memastikan karena ia dapat melihat wajah Hinata yang sekarang memerah.
"Apa kau sakit?"
Hinata menggelengkan kepalanya. Tangan pemuda itu lalu menyentuh keningnya, memastikan suhu tubuhnya di sana.
"Aku baik-baik saja, Naruto-kun." Hinata melepaskan tangan pemuda itu di keningnya.
"Lalu kenapa? Apa kau punya masalah?" tanya Naruto yang bersedia mendengarkan masalah gadis di depannya tersebut.
Hinata berpikir sementara, sebelum akhirnya pandangan gadis itu jatuh pada lengan sebelah kanan milik Naruto. Ia bisa melihat benda yang sangat dikenalinya itu terpasang di sana.
"Kau mau bercerita padaku lagi?"
"Maaf, Naruto-kun. Aku belum bisa menceritakan masalahku. Mungkin lain kali saja." tolak Hinata.
Naruto menghela napas. "Baiklah. Jangan sungkan untuk meminta bantuan kepadaku. Kita teman, bukan?" ucapnya yang membuat Hinata tersenyum kecut.
***
Mobil yang dikendarai Sasuke berhenti di depan sebuah gerbang. Pemuda itu lalu menatap gadis di sampingnya.
"Terima kasih, Sasuke-kun." ucap Sakura.
Sasuke mengangguk. Sudah lama ia tidak mengantar Sakura, dan hari ini akhirnya ia melakukannya. Sasuke lalu mengikuti Sakura yang keluar lebih dahulu dari mobil.
"Kau ingin mampir?" tanya gadis itu.
"Lain kali saja."
"Baiklah. Sekali lagi, terima kasih, Sasuke-kun." Sakura memperlihatkan senyum manisnya yang dibalas oleh Sasuke.
"Kalau begitu, aku pulang." pamit Sasuke. Tangannya bergerak mengusap kepala kekasihnya dengan lembut.
Sakura mengangguk. "Hati-hati, Sasuke-kun."
***
Baru saja Hinata menutup pintu rumah, ponsel di sakunya tiba-tiba bergetar.
Naruto-kun
Jika kau sudah siap. Segera hubungi aku.Hinata tersenyum kecil setelah membacanya. Ia lalu berjalan tanpa berniat membalas pesan Naruto. Gadis itu menaiki tangga, menuju kamarnya berada.
Sesampainya di kamar, gadis itu langsung melepaskan sepatu dan melemparkan tas beserta ponselnya ke atas ranjang. Hinata kemudian menyalakan televisi di depannya agar kesunyian tidak terlalu terasa.
Tak lama kemudian, ia bisa mendengar suara mesin mobil. Hinata turun dari tempat tidur dan mendekati jendela kamarnya, melihat mobil Sasuke yang sudah berada di halaman rumahnya.
Banyak hal berputar di kepala Hinata saat ini. Mulai dari cinta pertamanya dan pertunangannya. Bagaimana mungkin ia bertunangan dengan lelaki yang bukan cinta pertamanya. Sejak dulu, ia hanya ingin bersama seseorang yang menjadi cinta pertamanya saat itu.
Maka dari itu, Hinata sudah memutuskan hal yang akan mengubah hidupnya.
***
Seperti malam yang sudah-sudah, keluarga Uchiha melangsungkan acara makan malamnya saat ini. Para pelayan menghidangkan beberapa hidangannya di atas meja.
Mikoto lalu mengambil beberapa hidangan tersebut untuk suaminya, kemudian untuk dirinya sendiri. Terlihat juga Sasuke dan Hinata yang mengambil hidangannya masing-masing.
Keadaan hening seketika kala mereka menyantap hidangannya. Mikoto mengalihkan pandangannya dan jatuh pada Hinata. Gadis di depannya itu tampak seperti tidak berselera.
"Hinata, kau kenapa?" tanya Mikoto.
"Um, tidak." Sedikit aneh ketika melihat calon menantunya itu. Tidak seperti biasanya Hinata lebih banyak berdiam.
Sedangkan Sasuke dan Fugaku tampak menikmati hidangannya.
***
"Sasuke-kun."
Sasuke menghentikan langkahnya seketika. Ia berbalik dan melihat Hinata yang berjalan mendekatinya.
"Ada apa?"
"Boleh kita bicara sebentar?"
Sasuke mengerutkan keningnya.
"Sebentar saja." pinta gadis di depannya itu.
"Baiklah."
"Kita ke taman belakang."
Sasuke hanya menuruti permintaan gadis itu yang mengajaknya untuk berbicara di taman belakang rumahnya. Sesampainya, mereka duduk bersebelahan di kursi yang di sediakan.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Hinata menarik napasnya, bersiap untuk mengatakan hal yang sangat ingin ia katakan.
"Aku ingin membatalkan pertunangan kita."
.
.
.
.
.Tbc
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
FanfictionRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...