Another Love - 26

3.9K 379 37
                                    

Selepas makan malam bersama di kafe tempat mereka tadi, Sasuke dan Sakura akhirnya memutuskan untuk pulang tanpa berkunjung ke tempat lain seperti biasa yang mereka lakukan. Karena malam ini Fugaku, ayah Sasuke sudah pulang setelah bekerja diluar negeri beberapa minggu kemarin. Dan akhirnya pun Sasuke memutuskan untuk mengajak Sakura ke Mansion milik keluarganya.

"Sakura, ada apa?" tanya Sasuke heran karena Sakura sedari tadi hanya menatap ke luar jendela mobil.

Sakura memilih menggeleng daripada menjawab pertanyaan Sasuke. Sebenarnya ia belum siap untuk bertemu keluarga Sasuke.

Sasuke mengambil pergelangan tangan sebelah kanan milik Sakura lalu mengarahkan pada bibirnya. Mengecup punggung tangan gadis itu. Sasuke paham ia butuh kenyamanan. Pemuda itu mengelus pelan punggung tangan Sakura.

"Semua pasti akan baik-baik saja, Sakura."

Sakura menatap Sasuke lalu menganggukkan kepalanya. Ia harus yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Semoga.

***

Fugaku menatap tajam kedatangan Sakura, begitupun dengan Hinata yang memasang wajah masam melihat kedatangan gadis itu. Sementara Mikoto hanya menghela napasnya.

"Ayah, Ibu. Tujuan kami kesini adalah untuk meluruskan yang sebenarnya."

Sakura menggenggam erat tangan Sasuke. Gadis itu sangat gugup.

"Aku minta perjodohanku dengan Hinata dibatalkan. Karena aku sudah mempunyai seseorang yang aku cintai."

Fugaku mengembuskan napas kasar. "Ayah tidak setuju. Ayah hanya ingin Hinata. Ayah dan ayah Hinata sudah menjodohkan kalian sejak dulu."

Mikoto pun ikut bersuara. "Sasuke selalu tetap pada pendiriannya. Jadi mungkin tidak masalah jika perjodohan mereka dibatalkan." ucapnya membuat Hinata memelototkan kedua matanya.

"Ayah tetap ingin Hinata." tegas Fugaku. Hinata tersenyum dalam hati.

"Tapi, ayah—"

"Sasuke, kenapa kau memilih wanita yang keluarganya berantakan? Sedangkan disampingmu ada wanita dari keluarga baik-baik."

Sasuke membalas genggaman erat tangan Sakura. Mencoba memberi kekuatan padanya. Sementara Sakura bingung harus berkata apa.

"Jangan memaksakan kehendakmu, Sasuke. Lagipula Hinata sangat cocok untuk menjadi istrimu. Bukan begitu, Hinata?"

Hinata yang mendengar perkataan Fugaku langsung mengangguk mantap.

"Perasaan tidak bisa dipaksakan begitu saja, Ayah!"

"Sasuke, pilihanmu ada dua." Fugaku menatap Sasuke dan Sakura intens.

"Tinggalkan Sakura, atau tinggalkan keluarga ini."

Sasuke membelalakkan matanya. Ia bingung harus memilih yang mana. Meskipun ia mencintai Sakura bukan berarti ia ingin kehilangan keluarga ini.
"Ayah, Cukup!" Mikoto mencoba untuk menghentikan perdebatan ini.

"Gadis itu memang tidak pantas menjadi bagian keluarga ini."

Sakura terdiam tanpa berkata seakan mulutnya membisu. Ia merasa bahwa dirinya memang tidak pantas dicintai. Ia memejamkan matanya sejenak, menghapus setetes air mata yang jatuh ke pipinya.

Mikoto merasakan pandangannya berputar. Kepalanya tiba-tiba saja pusing apalagi melihat perdebatan Fugaku dan Sasuke yang terjadi kembali. Sampai akhirnya tubuhnya terjatuh.

"Ibuu!" teriak Sasuke.

Keadaan panik seketika. Sasuke menggendong ibunya ke mobil diikuti Fugaku, Hinata, dan Sakura.

Namun, langkah Sakura terhenti ketika Hinata menahan lengannya. "Karena dirimu, Bibi Mikoto pingsan. Ini semua salahmu. Lebih baik kau enyah dari kehidupan Sasuke-kun!"

Sakura bergeming. Hinata lalu menyusul memasuki mobil. Sedangkan Sakura tidak ikut masuk. Sasuke yang panik tidak sadar jika Sakura tidak ikut masuk ke dalam mobilnya.

Air mata Sakura kembali jatuh. Ia memutuskan pulang, menelusuri jalanan seorang diri.

***

Setelah sampai di rumah sakit, Sasuke baru sadar jika Sakura tidak ada di sampingnya. Mikoto sedang ditangani oleh dokter, Sasuke memang mencemaskan keadaan ibunya. Tapi pikirannya pun tertuju pada Sakura. "Aku pergi dulu sebentar."

Fugaku menahan Sasuke. "Di saat keadaan seperti ini, kau masih bisa memikirkan gadis itu?"

"Bukan itu maksudku—"

"Gadis itu pasti baik-baik saja. Ia sudah besar."

Sasuke akhirnya terdiam menuruti permintaan ayahnya. Pemuda itu tidak berniat untuk melanjutkan perdebatan mereka lagi. Di sampingnya, terdapat Hinata yang juga sedang menunggu keadaan Mikoto.

"Bahkan di saat keadaan Bibi Mikoto seperti ini, gadis itu pergi. Benar-benar bukan calon menantu yang baik."

***

Sakura menjatuhkan barang bawaannya ke bawah lalu segera merebahkan dirinya ke atas ranjang. Hari ini begitu melelahkan dan begitu menyesakkan baginya. Sakura benar-benar tidak tahu harus berbuat apa ketika orangtua Sasuke memang tidak menginginkannya.

Ia kemudian bangkit dan menuliskan rentetan kalimat pada secarik kertas di atas nakasnya. Setelah puas mencurahkan perasaannya dengan menulis, Sakura memutuskan untuk beristirahat.

Paginya, Saat Sakura membuka ponselnya, ia terkejut mendapati pesan bahwa Mikoto sudah sadar. Sakura tersenyum dan berniat untuk menjenguk ibu dari kekasihnya itu. Ia merasa bersalah karena telah meninggalkan Mikoto begitu saja kemarin.

Setelah membeli beberapa makanan dan buah-buahan, Sakura langsung pergi ke rumah sakit memggunakan angkutan umum. Sungguh gadis itu sedikit merasakan takut. Takut jika kehadirannya tidak diinginkan lagi.

Tapi ia menepis rasa itu dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah sakit. Sasuke sudah memberitahukan ruangan tempat ibunya dirawat lewat pesan. Gadis itu lalu memasuki lift karena ruangan Mikoto berada di lantai empat.

Saat pintu lift terbuka, senyuman dibibirnya menghilang begitu saja saat melihat seseorang di depan sana.

Hinata.

"Mau apa kau ada di sini?" tanya Hinata sinis.

"Aku hanya ingin menjenguk Bibi Mikoto." jawab Sakura.

Hinata tersenyum remeh dan menyilangkan kedua tangannya di dada. "Masih berani kau mempelihatkan wajahmu di depan keluarga Uchiha?"

Sakura terdiam dan langsung melangkah begitu saja melewati Hinata. Hinata tentu saja tidak mungkin membiarkan gadis merah muda itu pergi. "Mau kemana kau?"

"Sudah kubilang aku ingin menjenguk Bibi Mikoto."

"Sebaiknya kau pulang. Apakah kau ingin membuat keadaan Bibi Mikoto memburuk kembali jika kau memperlihatkan wajahmu di depan keluarga mereka?"

Sakura membenarkan ucapan Hinata dalam hatinya. Ia yakin pasti Sasuke dan ayahnya akan kembali berdebat jika dirinya memperlihatkan wajahnya di depan mereka dan itu akan membuat keadaan Mikoto kembali memburuk.

***
TBC

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang