"Kau tak seharusnya berbuat seperti itu pada Hinata." ucap Mikoto pada seorang pemuda di hadapannya.
Sasuke-pemuda itu, mendengus kesal. "Bisa tidak kita tak membicarakannya?" ucapnya kesal, lalu kembali menyantap sarapannya.
Pagi ini, Sasuke dan Mikoto sedang sarapan. Hanya ada mereka berdua di sana.
"Kau salah besar memperlakukan Hinata seperti itu," ujar Mikoto dengan nada yang menyiratkan kekesalan.
"Kau lihat? Hinata bahkan memutuskan untuk pulang akibat kelakuan dirimu padanya."
Sasuke mencoba mengabaikan ucapan Mikoto. Ia hanya fokus menyantap sarapannya.
"Sasuke."
"Sasuke, kau dengar Ibu, kan?"
"Sasuke?"
Sudah keberapa kalinya Sasuke mengabaikan ucapan ibunya itu. Ia telah menyelesaikan sarapannya dan berniat pergi dari sini. Pemuda itu memilih untuk pergi daripada harus mendengarkan ibunya yang terus saja berceloteh membuat Sasuke merasa pusing.
"Sasuke, bagaimana jika ayahmu tahu? Kau tahu seperti apa ayahmu, kan? Dia bisa saja berbuat sesuatu padamu,"
"Bukan hanya kau," Sasuke menatap Mikoto yang menggantungkan ucapannya.
"Tapi Sakura juga."
***
Sakura sangat malas untuk berangkat ke sekolah pagi ini. Ia belum siap bertemu dengan seseorang yang ia hindari. Dengan langkah berat, gadis itu beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Setelah membersihkan badannya, Sakura bersiap-siap lalu turun ke bawah.
"Selamat pagi, Sakura," sambut Nenek Chiyo ketika Sakura sudah berada di ruang makan.
Sakura tersenyum lalu segera duduk. Tak lama kemudian ia menyantap sarapan buatan Neneknya tersebut.
"Sakura." panggil Nenek Chiyo tiba-tiba.
"Iya, Nek?" jawab Sakura disela-sela menyantap sarapannya.
Nenek Chiyo menghembuskan napasnya pelan, lalu menjawab, "Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu, Sakura."
Sakura menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu menatap Nenek Chiyo dengan heran. "Siapa, Nek?"
"Kau akan tahu nanti setelah bertemu dengannya," jawab Nenek Chiyo yang membuat Sakura semakin bingung.
Ingin bertemu dengannya? Siapa? Entahlah, Sakura tak mengerti apa yang dimaksud Neneknya itu. Gadis itu kembali menyantap sarapannya dengan perasaan aneh yang timbul akibat ucapan Neneknya tadi.
"Tak usah dipikirkan, Sakura." ucap Nenek Chiyo sambil tersenyum seakan tahu pikiran cucunya itu.
"Aku berangkat sekolah dulu, Nek." Sakura beranjak lalu pamit kepada Nenek Chiyo.
"Hati-hati, Sakura."
Setelah sarapan dan berpamitan kepada Neneknya, Sakura melenggang pergi keluar rumah. Biasanya ia akan berangkat sekolah menggunakan kendaraan umum jika Sasuke tidak menjemputnya. Gadis itu berpikir Sasuke-kekasihnya tidak mungkin akan menjemput ia sekarang, jadi Sakura memutuskan untuk berangkat menggunakan kendaraan umum saja.
Jarak dari rumah menuju ke sekolah tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit saja untuk dapat sampai ke tujuan.
Di perjalanan, entah kenapa perkataan Nenek Chiyo terus saja tergiang di kepalanya. Ia tidak tahu kenapa. Seperti akan terjadi sesuatu pada dirinya.
***
Sakura dan Shion kini sedang menikmati makan siangnya di kantin sekolah, mereka duduk bersama teman-teman Shion yang lainnya. Terdengar beberapa percakapan ringan di antara mereka.
Sasuke yang duduk tak jauh dari mereka menatap lurus ke arah Sakura. Melihat Sakura yang kini sedang tertawa karena gurauan di antara mereka membuat Sasuke merasa rindu. Sudah lama sekali ia tak melihat senyum gadisnya itu.
Sasuke tersentak ketika mendengar bel masuk berbunyi. Dilihatnya Sakura dan yang lainnya sudah bersiap untuk kembali ke kelas. Mereka berpisah karena kelas mereka berbeda. Kecuali Sakura dan Shion yang memang sekelas.
"Shion, sepertinya aku akan ke toilet dulu." kata Sakura pada Shion.
"Ya sudah, mau aku antar?" tawar Shion.
"Tidak usah, Shion. Aku bisa sendiri. Sebaiknya kau ke kelas duluan,"
"Baiklah kalau begitu, aku duluan." Sakura mengangguk, tak lama Shion meninggalkan Sakura di tengah lorong sekolahnya. Sakura berbalik, berjalan menuju kamar mandi seorang diri.
Sakura masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi. Tak lama kemudian, ia kembali keluar dan bercermin terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali ke kelas. Suasana di sana sudah sepi, karena bel masuk telah berbunyi sejak tadi.
Ia berjalan melangkah meninggalkan kamar mandi. Baru saja beberapa langkah, gadis itu tersentak ketika ada sebuah lengan yang menahan dirinya.
"Sasuke-kun?" kaget Sakura.
"Hn."
Sakura menyentak tangan pemuda itu agar terlepas, "Lepaskan!"
Sasuke menggeleng, tak mau melepaskan Sakura.
"Lepaskan, Sasuke-kun." pinta gadis itu kembali.
Akhirnya Sasuke menuruti kemauan gadis itu. "Sakura,"
"Aku ingin berbicara padamu," kata Sasuke.
"Kita akan bicara, tapi tidak di sini."
"Kita bicara sepulang sekolah." lanjut Sakura.
***
Sesuai permintaan Sakura kemarin, Sasuke menyetujui ajakan kekasihnya itu untuk pergi ke kafe yang tak jauh dari sekolah mereka. Sasuke kini duduk berhadapan dengan Sakura, menatap gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan.
Sementara Sakura berusaha untuk tidak menatap langsung ke arah mata onyx milik pemuda itu. Sudah lima belas menit sejak mereka datang ke sini, namun tak ada yang memulai percakapan di antara mereka.
"Sasuke-kun?" panggil Sakura membuka percakapan.
"Kenapa? Oh iya, kau ingin pesan apa? Biar aku pesankan," ucap Sasuke. Ia mengangkat tangannya berusaha memanggil seorang pelayan.
"Sasuke-kun, tidak usah." tolak Sakura. Sasuke akhirnya menurunkan tangannya kembali.
"Ada yang ingin kubicarakan." Sakura akhirnya memberanikan diri untuk menatap Sasuke.
"Aku ingin bertanya padamu,"
Sakura menatap Sasuke dengan pandangan serius, berbada dengan Sasuke yang menatap Sakura was-was.
"Sebenarnya.." Gadis berambut soft pink tersebut mengantung ucapannya.
"Ada hubungan apa kau dengan Hinata sebenarnya?"
tbc
***Thanks for reading^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
FanfictionRank #1-Haruno 01/07/2019 Rank #5-Hinata 16/07/2019 Tentang Sakura yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan Sasuke. Tentang Sasuke yang mencoba mempertahankan hubungannya dengan Sakura. Tentang Hinata...