Another Love - 30

4.1K 374 18
                                    

Sakura mengerutkan keningnya ketika melihat sebuah mobil berwarna hitam menghampiri dirinya. Ia merasa tidak asing dengan mobil itu. Dan benar saja, seseorang yang ia kenal muncul dari dalam mobil.

"Sasori-san?"

Sasori, pemuda itu menampilkan senyumnya. "Apa kabar, Sakura?"

"B-baik." jawab Sakura singkat. Namun sesaat kemudian ia menyadari sesuatu.
"Kenapa kau bisa ada di sini?"

Pemuda itu tersenyum sebelum menjawab. "Aku ingin menjemputmu."

"Menjemputku? Tapi- maksudku, kenapa kau bisa tahu aku sekolah di sini?" heran gadis itu. Karena ia tidak merasa memberitahu Sasori apa pun.

Tanpa menjawab pertanyaan Sakura, Sasori langsung menarik pergelangan Sakura. Membawanya untuk segera masuk ke dalam mobil miliknya.

"Sasori-san?"

"Masuklah, akan aku antarkan."

Tak kuasa menolak permintaan Sasori, akhirnya Sakura hanya bisa menuruti perkataan pemuda itu. Gadis itu lalu masuk ke dalam mobil diikuti Sasori.

***

Naruto mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. Ia lalu memasukkannya ke dalam saku jaket yang ia kenakan. Hari ini, sepulang sekolah, ia berniat untuk pergi menjenguk ibu sahabatnya di rumah sakit. Begitu pula dengan Kushina yang baru mendengar kabar bahwa Mikoto sedang di rawat di rumah sakit.

Naruto berjalan keluar kamarnya lalu melangkahkan kakinya menuju lantai bawah. Ia menunggu di sofa yang tersedia di sana untuk menunggu Kushina yang ingin ikut menjenguk Mikoto. Sambil menunggu ibunya siap, ia membuka ponselnya.

Sudah beberapa menit namun ibunya belum juga memunculkan batang hidungnya. Naruto kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket dan memutuskan untuk menyusul Kushina di kamarnya. Ia kemudian beranjak dari duduknya. Namun, pada langkah kedua matanya tidak sengaja melihat sesuatu.

Naruto membulatkan kedua matanya menatap benda yang tergeletak di lantai. Pemuda itu buru-buru mendekatinya lalu mengambil benda itu. Seorang pelayan wanita yang sedang menyapu itu menatap heran ke arah Naruto. Pasalnya, ia sedang sibuk menyapu lalu tiba-tiba saja pemuda itu datang menghampirinya dan mengambil sesuatu di antara kotoran yang ia sapu.

Pelayan wanita itu kemudian menghampiri Naruto. "Maaf, Tuan. Ada apa?"

Naruto menoleh ke arah pelayan tersebut. Ia lalu bangun sambil memegang sebuah benda. "Dari mana kau menemukan ini?" tanyanya sambil menunjukkan benda tersebut.

"A-anu, itu—"

"Naruto."

Naruto menoleh ke arah sumber suara. Mendapati ibunya yang sedang berjalan menghampiri dirinya.

"Ibu sudah selesai. Ayo berangkat."

"Ah, baiklah."

Kushina berjalan mendahului Naruto. Sementara Naruto yang sedari tadi terus menarik kedua sudut bibirnya tertinggal di belakang. Pemuda itu masih tidak percaya akhirnya benda yang kemarin sempat hilang dan ia cari dengan setengah mati akhirnya ditemukan kembali.

Pemuda itu tidak tahu harus berbuat apa jika saja benda kesayangannya itu tidak ditemukan. Ia kemudian memakaikannya di pergelangan tangannya. Ya, sebuah gelang yang sederhana namun sangat berarti bagi hidupnya.

***

Seperti biasa, ucapan terima kasih Sakura lontarkan pada pemuda yang sudah mengantarkannya pulang. Ketika gadis itu sudah ingin membuka pintu mobil, Sasori menahan lengannya.

"Ada apa, Sasori-san?"

"Aku boleh mampir sebentar? Aku ingin meminjam kamar mandimu." ucap Sasori.

"Oh, Baiklah."

Tak lama kemudian Sakura turun dari mobil. Gadis itu membuka pintu gerbang dan masuk ke dalam bersama Sasori. Tanpa mengetahui sepasang mata yang sedang menatap keduanya dari jarak kejauhan.

"Silahkan masuk," Sakura mempersilahkan pemuda itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

Nenek Chiyo kemudian datang menyambut keduanya. "Sakura—lho? Kau datang dengan temanmu?" tanya Nenek Chiyo yang melihat Sasori berada di samping cucunya.

"Iya, Nek. Ini teman Sakura yang menolong Sakura waktu itu." jawab Sakura.

Nenek Chiyo mengangguk dan mempersilakan Sasori untuk duduk. "Nenek ke belakang dulu." ucap Nenek Chiyo meninggalkan mereka berdua.

"Sasori-san, ayo aku tunjukkan kamar mandinya."

"Ah, iya."

***

Hinata beranjak dari atas sofa saat mendengar suara pintu ruangan diketuk. Ia pikir itu Sasuke, namun ternyata bukan. Seorang wanita dengan seorang pemuda di belakangnya yang sangat Hinata kenal.

"Bibi Kushina?"

"Hinata? Kau di sini juga?"

Hinata mengangguk. "Silahkan masuk."

Lalu mereka pun masuk ke dalam ruangan. Kushina menatap ke arah ranjang, Mikoto masih terlelap sejak tadi. Wanita itu menyimpan tas yang ia bawa di atas sofa lalu menghampiri ranjang Mikoto.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Kushina.

"Sekarang sudah membaik. Dokter bilang dua hari lagi Bibi Mikoto sudah diperbolehkan untuk pulang." jawab gadis lavender tersebut.

"Syukurlah."

"Ke mana yang lain?" tanya Kushina yang melihat ruangan tidak ada siapa-siapa kecuali mereka bertiga.

"Paman Fugaku sedang bekerja, sedangkan Sasuke-kun—" Hinata menghentikan ucapannya. Ia baru ingat sekarang, Sasuke yang pergi begitu saja tanpa memberitahunya akan pergi ke mana.

"Sasuke-kun sedang keluar."

Kushina kemudian mengangguk. Keadaan hening seketika. Entah kenapa Hinata sangat gugup dengan keadaan seperti ini, merasa tidak nyaman. Lalu pandangannya beralih ke arah seorang pemuda di sampingnya.

Naruto menoleh ketika merasa dirinya sedang ditatap oleh seseorang. Mata birunya kemudian menatap Hinata yang langsung membuang pandangannya ke arah lain.

"Naruto, tolong ambilkan tas ibu di sana." Kushina tiba-tiba menyuruh Naruto untuk mengambil tasnya yang ia letakkan di atas sofa dekat pintu.

Naruto mengangguk, lalu mengambilnya. "Ini tasnya, bu." Naruto menyerahkan tas milik ibunya tepat di depan Hinata. Membuat gadis itu menahan napas seketika karena melihat sesuatu yang pemuda itu pakai di pergelangan tangannya.


***
TBC

Cerita ini tidak cocok untuk reader yang lebih suka cepat menuju konflik. Karena cerita sengaja dibuat bertele-tele dan santai. Kalo ada yang merasa cerita ini membosankan, lebih baik ga usah baca.

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang