Don't need make up
To cover up
Being the way that you are is enough
- What Makes You Beautiful, One Direction✴
Mikaela, atau yang lebih akrab disapa Mika baru saja tiba di sekolah tepat 10 menit sebelum bel masuk berbunyi. Gadis berambut panjang dan berponi sealis itu terlihat sedang menyemangati diri sendiri yang telah resmi berseragam putih abu-abu. Setelah selesai, ia segera melangkah memasuki bangunan gedung megah yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu selama tiga tahun.
Selama perjalanan menuju kelas, tidak sedikit murid lain yang menyapa atau sekedar tersenyum kepadanya. Mika hanya membalas dengan mengganggukan kepala sambil sesekali tersenyum. Meski Mika masih baru banget tercatat sebagai siswa SMA Adhyaksa, bisa dibilang ia sudah dikenal oleh hampir seluruh penghuni sekolah ini. Sama sekali bukan karena Mika adalah pembuat masalah atau telah melakukan hal memalukan pada saat MOS yang baru selesai kemarin. Mika bisa dikenal secepat dan sebanyak ini berkat kecantikannya yang memukau hanya dalam sekali lihat.
Rambut panjang hitam yang sedikit ikal di bagian bawah, tinggi serta porsi tubuh yang pas dan ideal, kulit yang putih dan bersinar, dipadu wajah yang ayu alami tanpa make up, membuat hampir semua cowok jatuh hati. Belum lagi kepribadiannya yang tidak sok cantik meskipun memang dirinya cantik.
Tibalah Mika di kelasnya, 10 IPA 2. Melihat kedatangan gadis cantik itu, murid-murid lain yang sudah lebih dulu tiba seketika heboh. Bagaimana tidak, ada Mika, cewek cantik yang langsung populer di sekolah.
"Lo yang namanya Mikaela itu kan?"
"Alhamdulillah! Mimpi apa gue semalem bisa sekelas sama cewek secakep ini! Rejeki anak sholeh emang nggak bakal kemana!"
"Hai, Mikaela!"
Jujur saja Mika sedikit pusing menghadapi serangan kejutan di kelas barunya ini.
"Sini, Ka!" seseorang berdiri dari duduknya sambil melambaikan tangan pada Mika. Mika pun segera menghampiri diiringi tatapan banyak anak.
"Ser, lo udah kenal sama Mikaela? Udah janjian?" tanya Radit penuh selidik pada cewek yang kini sudah duduk berdampingan dengan Mika yaitu Sera.
"Kenapa? Heran?" Sera membalas malas dan sengit. Padahal ini hari pertama mereka dikumpulkan dalam satu kelas.
"Ya elah, lo sekolah mau nyari temen apa musuh, Ser?" sembur Radit kesal.
"Nyari uang jajan!" sahut Sera. Tanpa menghiraukan Radit yang masih meracau, perhatian Sera kini tertuju pada Mika, "Kok lo lama sih?"
"Busnya tadi mogok."
"Heh? Mika naik bus?!" sambar Bima cepat. Ia dan anak-anak lain yang mendengar penuturan Mika sama-sama terkejut.
"Lo naik bus ke sekolah?" ulang Radit.
"Iya, gue naik bus. Kenapa emangnya?" tanya Mika mengedarkan mata indahnya pada teman-teman barunya.
"Lo cantik, masa naik bus? Nanti kalo lo ketularan bau ketek kernet gimana?" ujar Bima tanpa ragu.
"Belum lagi bareng sama ibu-ibu dari pasar." Imbuh Kenji.
"Kalian pada udah berapa lama hidup di bumi, sampe sekaget itu cuma karena denger kata bus?" seloroh Sera sambil geleng-geleng kepala.
"Masalahnya ini cewek cakep yang naik bus. Bukan elo, Ser." Seru Radit membuat teman-teman cowok yang lain tertawa.
"Ka, besok naik dokar aja ya, biar makin heboh!" sewot Sera kesal.
Mika hanya tertawa kecil, tidak menyangka hanya karena bus, kelas jadi ramai begini. Memangnya salah kalau Mika pulang pergi ke sekolah naik bus umum? Tidak level? Gengsi? Tidak. Mika bukan orang yang seperti itu.
"Ah, lo idaman nyak gue banget dah, Mik! Udeh cantik, kagak sombong dan yang paling penting lo mau diajakin hidup suseh!" celetuk Romi, si Anak Betawi Kekinian sambil cengar-cengir aneh. Terang saja ucapannya menimbulkan kegaduhan.
"Cuma cowok pemalas yang mau ngajakin cewek hidup susah!" sanggah Radit.
"Orang tuanya udah susah payah gedein anaknya biar nggak hidup susah, eh malah lo mau ngajakin hidup susah!" sahut Iko tidak mau kalah.
Kali ini Mika tidak tahan untuk tidak tertawa geli karena tingkah teman-temannya. Sepertinya berada di dalam kelas ini akan menyenangkan untuknya.
Bel tanda masuk berbunyi. Membubarkan kerumunan di meja Mika sekaligus memunculkan wali kelas 10 IPA 2 yang akan mengisi di jam pertama ini.
"Haduuuh akhirnya kremi-kremi itu pergi juga." ujar Sera lega. "Lain kali lo usir mereka dong, Ka! Sumpek gue kalo terus dikerubutin kayak kacang rebus kayak tadi." Lanjut Sera, protes pada teman sebangkunya, penyebab kegaduhan di kelas tadi.
"Biarin aja lah, Ser." kata Mika kalem.
Bu Indit, sang wali kelas mulai berbicara. Diawali salam dan perkenalan diri, yang dilanjut dengan perkenalan siswa-siswanya secara urut dari tempat duduk yang paling belakang hingga paling depan.
"Kenalin, gue Kenji Shiratorizawa. Kalo kalian pecinta anime Jepang pasti familier dengan nama belakang gue!"
"Hai. Gue Bima. Nama panjang gue Bimaaaaaaaaa. Jangan lupa subscribe channel youtube gue, BimaBimaBima ya? Thank you."
"Selamat pagi. Nama saya Syahdu Vilian Tori Nadine Alunan Hati Sangkara. Panggil aja Vi. Makasih."
"Nama gue Hachiko Marawis. Panggil Iko, pake Uwais juga nggak papa, biar keren!"
Setelah hampir separuh anak sudah memperkenalkan diri secara singkat, saat yang paling ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Mika berdiri dari duduknya, lalu menatap teman-temannya sekilas. "Pagi semua. Nama saya Mikaela Diary. Biasa dipanggil Mika. Salam kenal."
*
Cerita ini pertama kali ditulis 2018 dan ditulis ulang 2022. Beberapa ada yang berubah, tetapi inti ceritanya tetap sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKAELA
Teen Fiction(COMPLETE) Mikaela, yang karena kecantikannya membuat dia menjadi populer dan jadi incaran banyak cowok di sekolah hanya dalam sekali lihat. Tak terkecuali Reki, si cowok nomor wahid dan cowok pujaan di sekolah yang juga menjadi front man The Strays...