60

3.1K 143 5
                                    

'Cause I'm not fine at all
-Amnesia, 5 Seconds of Summer

Mika hampir saja lupa akan melakukan kebiasaan lamanya yang belakangan sudah tidak ia lakukan. Yakni mengirim SMS untuk Rivia. Ponsel yang ada di genggaman tangannya ia letakkan kembali ke meja. Karena sekarang Mika sudah tau bahwa sahabat terbaik yang pernah ia miliki telah meninggal dunia, Mika jadi sedikit kesusahan jika ingin bercerita tentang hal yang ingin ia ceritakan pada orang lain. Sebelumnya Mika selalu menceritakan apa saja pada Rivia. "Lo sih, Riv, pake pergi duluan ninggalin gue. Jadi sekarang gue bingung kan mau cerita sama siapa?" Mika berbicara sendiri sambil tersenyum getas.

Ada suatu hal yang saat ini Mika ingin ceritakan pada Rivia. Sesuatu yang membebani, sehingga ia merasa berat. Tetapi Mika tidak punya pilihan lain selain melakukannya. Tau apa? Benar. Memutus hubungan dengan Asa.

Tentu saja itu bukan hal yang mudah. Terlebih selama ini Asa selalu ada di sampingnya, selalu ada untuknya. Kapan pun, dimana pun. Jadi sudah pasti Mika merasa kehilangan.

"Bilang sama gue, Riv, nerima kenyataan bahwa lo udah nggak ada di dunia aja gue udah mulai bisa. Jadi gue juga bakal bisa, kan, nerima kenyataan bahwa gue sama Asa udah nggak bisa berhubungan lagi kayak sebelumnya?" Mika kembali berbicara sendiri sambil menatap ponsel yang tergeletak.

*

"Tes, manggung yuk, ntar malem?" ajak Reki pada sahabatnya.

Nantes tidak merespon.

Reki segera memberi kode pada Daren. "Party aja gimana? Nyokap Reki baru dapet arisan 1M. Katanya suruh dihabisin sama Reki."

Langsung Reki getok kepala Daren karena berbicara ngawur. "Gue dapet tawaran manggung nih. Di Rodd Café."

"Rodd Café! Gue kayaknya tau deh, tuh café! Yang punya cakep, anjir! Kayaknya lo bakal sesuai sama selera lo, Tes!" sahut Daren tiba-tiba semangat.

Tanpa mengatakan apa-apa, Nantes berdiri dari duduknya. Meninggalkan kedua temannya begitu saja. Saat ini dan entah untuk sampai saat kapan, Nantes sama sekali tidak semangat menjalani kehidupannya.

Reki dan Daren saling tatap. Mereka benar-benar sudah kehabisan ide.

"Patah hatinya Nates lebih parah dari lo ternyata, Rek." Decak Daren.

Reki mengangguk, setuju. "Gue rasa tuh anak beneran jatuh cinta, makanya sampe kena mental kayak gini."

"Gue jadi mikir-mikir nih, kalo mau jatuh cinta beneran sama cewek." Daren bergidik ngeri.

"Temuin dulu ceweknya, baru ngomong soal cinta lo!" ledek Reki menjitak kepala Daren yang langsung Daren balas.

Di saat itulah, Reki melihat seorang gadis yang sudah terlalu lama tidak ia temui. Wajah Reki seketika berubah jadi lebih sumringah. "Mika!"

Ini adalah pertama kali Mika melihat Reki setelah pergantian semester. Rasanya sudah lama sekali telinga Mika tidak mendengar suara Reki yang sering mengganggunya.

Tanpa pikir panjang, Reki langsung meninggalkan Daren di tempat sehingga membuat sahabatnya itu misuh-misuh sembari mengumpat. Kesal. Punya teman gini amat kalau sudah berurusan dengan cewek.

"Ada apa, Kak?" tanya Mika begitu Reki sudah sampai di hadapannya.

"Pake nanya! Ya mau ketemu lo lah! Gila aja, gue kangen berat sama lo, Ka! Kapan coba gue terakhir ketemu dan ngobrol sama lo?" jawab cowok itu antusias.

MIKAELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang