MIKAELA

33

I wouldn't hold my breath if I was you
You broke my heart and there's nothing you can do
And now you know, now you know
True friends stab you in the front
-True Friends, Bring Me The Horizon

✳

Tidak ada yang namanya mantan orang tua, mantan guru maupun mantan sahabat. Menurut Reki, pernyataan itu memang benar. Kecuali mantan yang terakhir itu. Dalam hidup Reki, Reki percaya kalau ada yang namanya mantan sahabat.

Adalah Gavin.

Bagi anak-anak kelas 10 mungkin tidak banyak yang tau bahwa sebetulnya formasi The Strays ketika awal terbentuk terdiri dari Reki, Daren dan Gavin. Terbentuknya The Strays diawali karena ketertarikan mereka sebagai penikmat musik. Berkat kesatu paduan antara Reki, Daren dan Gavin, The Strays pun terbentuk ketika mereka masih di kelas 10. Persahabatan mereka pun dimulai.

Sejak awal terbentuknya The Strays, popularitas mereka di sekolah memang tidak perlu diragukan. Karena selain tampang mereka yang oke, permainan musik mereka juga patut diacungi jempol meski notabene masih anak SMA. Kala itu formasi Reki dan Daren sama seperti saat ini. Yang membedakan hanya penggebuk drum saja, sekarang Nantes, dulu Gavin.

Pada awal-awal, Gavin merasa bermain musik adalah hal yang menyenangkan. Lewat musik juga ia bisa membuat seorang Princesa menjadi pacarnya. Namun ada harga yang harus ia bayar. Terlalu banyak menghabiskan waktu dengan bermusik, membuatnya jauh dari belajar akademis. Nilainya turun drastis. Bahkan ia sampai terlempar dari peringkat 10 besar. Hal itu tentu menjadi pukulan telak baginya mengingat selama ini ia selalu menjadi murid dengan langganan prestasi.

Akhinya, Gavin pun mencoba membicarakan masalahnya pada kedua sahabatnya. Sayang yang ia dapat kemudian tak seperti yang ia harapkan. Reki dengan enteng mengatakan, "Buat apa belajar? Mo jadi presiden?"

"Reki bener, Vin. Apalagi sekarang kita punya mainan baru." Timpal Daren sembari menepuk satu bahu Gavin dan menaik turunkan kedua alis.

Mainan baru yang Daren maksud adalah balap liar. Gavin sempat mengeluh pada Reki dan Daren. Hanya dengan bermusik saja Gavin sudah tertinggal pelajaran jauh, apalagi dengan mainan yang sekarang, yang jelas itu bukan sesuatu yang Gavin suka?

"Itu tuh, lo liat. Anak itu. Gue pengen ngalahin dia." Reki menunjuk seorang anak laki-laki tak begitu jauh di depannya. Saat ini ia sedang berbicara pada Gavin.

Gavin menatap anak laki-laki yang Reki tunjuk tanpa minat. "Oh."

"Lo berdua bakal jadi saksi kemenangan gue." seru Reki yakin sebelum melangkah untuk bertanding dengan orang yang ia maksud.

Pertandingan balap liar antara Reki melawan anak laki-laki itu pun dimulai. Sangat berbeda, jika yang melakukan balap liar orang lain, orang-orang tidak akan sebanyak ini berkerumun dan menonton. Atau yang cewek-cewek sekedar tebar pesona.

"Namanya Nantes. Dari SMA Gajah Mada. Dia terkenal nggak pernah kalah soal balap liar. Makanya Reki nafsu banget pengen ngalahin tuh anak." Jelas Daren secara singkat pada Gavin yang masih tidak menaruh niat.

Balapan antara Reki dan Nantes tidak berlangsung lama. Dalam waktu yang terbilang cukup singkat, untuk kesekian kali Nantes keluar sebagai pemenang. Sorak sorai segera memenuhi tempat itu. Membuat Reki makin kesal sekaligus makin ingin mengalahkan Nantes.

"Minggu depan kita balapan lagi!" ujar Reki kembali menantang Nantes.

Nantes berdecak, "Males." Bagaimana tidak, Reki selalu menantangnya, tapi Reki juga yang selalu kalah.

"Lo nggak boleh males! Pokoknya di tempat ini, kita balapan lagi minggu depan!"

Semakin lama Gavin mengikuti Reki dan Daren, semakin Gavin kewalahan. Nilai-nilainya kian anjlok sampai kedua orang tuanya mulai membandingkan dengan seseorang yang paling Gavin benci dalam hidupnya. Ketika ia mencoba kembali membicarakan masalahnya dengan Reki dan Daren, lagi-lagi kedua temannya tidak memberi solusi. Bahkan tidak mengerti keadaannya. Gavin depresi. Namun ia tidak tau bagaimana caranya agar lepas dari depresinya.