Look at the stars
Look how they shine for you
-Yellow, Coldplay✳
"Ada apa?" tanya mama pada anak gadisnya. Sudah beberapa menit yang lalu mama memperhatikan gerak-gerik Mika yang terlihat gusar dan tidak tenang.
Mika menggigit bibir bawah. Benar, ia sedang gusar dan tidak tenang sebab ia ragu untuk menyampaikan sesuatu. Ia takut kalau mama akan melarang dan parahnya akan marah kepadanya. Tetapi Mika tidak punya kesempatan lain. Sekarang inilah saat yang tepat.
"Halo? Mama lagi ngomong sama kamu loh." Tegur mama.
"Anu, Ma..." suara Mika menggantung. Ia perhatikan mama yang tengah menatapnya serius. Tatapan mata mama yang seperti itu malah membuatnya makin ragu.
"Ada apa? Bilang sama Mama. Kamu kenapa? Ada masalah? Atau badan kamu terasa sakit?" mama pun khawatir terjadi hal buruk pada sang putri.
Segera Mika menggeleng. "Ma, Mika mau ngomongin sesuatu sama Mama."
Kening mama berkerut.
Mika hirup nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Setelah sudah yakin, ia pun mulai menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan. "Ma, Mika... ada rencana buat... pergi ke... Jogja."
Wajah mama berubah setelah mendengarnya.
"B-boleh kan, Ma?" lanjut Mika terasa berat dengan kalimatnya sendiri.
"Buat anak itu?"
Mika hanya mengangguk. Tau pasti siapa anak itu yang mama maksud.
"Nggak." kata mama lancar.
Meski Mika sudah menduga, namun tetap ia terkejut mendengar jawaban mama.
"Buat apa kamu cari-cari dia? Dia sudah menyia-nyiakan kamu, Mika. Dia mengabaikan kamu bahkan mungkin dia juga sudah lupa sama kamu." mama mulai terlihat emosi.
"Ma—"
"Mama yakin hidupnya sekarang sudah lebih bahagia makanya dia nggak butuh kamu lagi. Sementara kamu? Lihat? Kamu terlalu banyak membuang waktu dan pikiran kamu untuk anak itu. Mama nggak suka."
Mika terdiam seketika. Sampai saat ini, ia tidak pernah berpikiran seperti itu. Sebab Mika kenal dan tau pasti seperti apa anak itu. Anak itu tidak akan melupakannya. Benar kan? Iya benar. Tapi kenapa semua pesannya selalu ia abaikan? Pikiran Mika berputar-putar. Saling bertarung antara pendapatnya pribadi serta pendapat mama.
"Hapus nomor anak itu dari hape kamu. Buang jauh-jauh pikiran tentang anak itu. Lupakan dia. Lupakan masa lalu. Hiduplah untuk hari ini dan masa depan kamu." lanjut mama.
Mika masih diam. Pikirannya masih berkecamuk.
"Kamu berhak untuk bahagia, Mika." Ucapan mama kali ini terdengar lebih lembut. Mama bahkan menggapai kedua bahu Mika. Meremasnya pelan.
Mika mengangkat wajah, menatap wajah mama dengan hati yang sedih sekaligus penuh harap. Meski kemungkinan apa yang mama katakan tadi bisa saja benar, hal itu tidak menyurutkan keinginan Mika untuk kembali bertemu dengan anak itu. Terlebih ia sudah melibatkan Asa dalam hal ini. Ia tidak mau menyia-nyiakan kebaikan hati Asa. "Ma, please. Mika mohon. Ijinin Mika, Ma."
Mama terkejut. Tidak menyangka Mika masih bersih keras memohon padanya.
"Cuma ini yang Mika minta dari Mama."
Mama terperanjat. Tertohok dengan kalimat Mika. Selama ini mama memang selalu mencukupi kebutuhan Mika. Tetapi sekali pun Mika tidak pernah meminta apa pun padanya. Tidak seperti anak gadis lain yang minta dibelikan ini itu, minta diantar perawatan, nyalon dan lain sebagainya. Mika tidak. "Kamu bikin Mama merasa seperti Mama yang buruk."
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKAELA
Teen Fiction(COMPLETE) Mikaela, yang karena kecantikannya membuat dia menjadi populer dan jadi incaran banyak cowok di sekolah hanya dalam sekali lihat. Tak terkecuali Reki, si cowok nomor wahid dan cowok pujaan di sekolah yang juga menjadi front man The Strays...