48

2.6K 142 5
                                    

You're not alone
Together we stand
I'll be by your side
You know I'll take your hand
When it gets cold
-Keep Holding On, Avril Lavigne

Asa bergegas berdiri begitu orang yang ia tunggu sedari tadi sudah terlihat. Dengan langkah sedikit cepat, tanpa lupa membawa Lev dalam pelukan, Asa menghampiri orang itu. "Makasih buat yang tadi siang." kata Asa tulus nan polos seperti anak kecil.

Orang itu, Gavin yang berdiri memunggungi Asa, hanya diam. Bukan pura-pura tuli atau pura-pura lupa atas apa yang tadi ia lakukan di sekolah.

Asa jadi ikut diam, menantikan Gavin membalas kata-katanya. Namun sampai akhirnya Gavin kembali melangkah dan menutup pintu kamarnya dari dalam, Gavin tetap tidak bersuara. Bahkan melirik Asa saja juga tidak.

Lev mengeong sekali sambil menatap wajah Asa.

*

Di dalam kamar, Gavin masih saja diam. Jika diingat-ingat, Gavin telah melakukan hal yang cukup heroic bagi adiknya. Tentunya Gavin punya alasan kenapa ia melakukannya. Gavin memang tidak suka dan benci pada Asa. Tapi melihat Asa yang hanya diam dilecehkan begitu oleh teman-teman seangkatannya, membuatnya makin tidak suka dan makin benci. Untuk itulah Gavin merasa perlu bertindak.

Keesokan paginya, rasa benci Gavin pada Asa yang terus ada juga menjadi naik 3X lipat ketika melihat sang adik di jam seperti ini masih belum mengenakan seragam sekolah. Selain itu Asa juga terlihat sibuk bersama Bu De. Setelah Gavin tau, rupanya mereka berdua disibukkan oleh Lev yang mendadak sakit. Melihat Asa yang begitu khawatir pada kucing kesayangannya, sampai memilih untuk tidak bersekolah, juga membuat Gavin benci.

Semakin Gavin perhatikan dari jauh, semakin ia sadar bahwa Asa tampak panik. Wajah Asa yang biasanya datar, terlihat jelas khawatir. Gavin yang geram, akhirnya bertindak. Ia menceweng Lev dengan seenaknya lalu membawanya pergi.

"Lo mau bawa Lev kemana?" tanya Asa tambah khawatir mengingat Gavin tidak menyukai apapun yang berbulu.

"Lo pikir gue mau kubur hidup-hidup makhluk kesayangan lo ini?" sinis Gavin.

Asa buru-buru mengikuti Gavin sampai di samping mobil. Asa ragu, apakah ia harus ikut masuk menemani Lev di mobil Gavin atau tidak. Biar diulang, mobil Gavin.

"Gue nggak mau pegang-pegang makhluk berbulu ini lagi." kata Gavin yang mengisyaratkan bahwa itu tandanya Asa harus ikut bersamanya.

Jadilah kedua laki-laki itu pergi dengan menggunakan mobil Gavin.

Lily dan Bu De sama-sama melongo menyaksikannya. Namun sedetik kemudian, kedua wanita itu sama-sama tersenyum. Lily cepat-cepat masuk ke dalam rumah, ingin segera menyampaikan hal bahagia dan langka ini pada suaminya yang sudah berangkat kerja sejak subuh tadi lewat telepon.

"Lo ke sekolah aja." Ujar Asa sesampainya di klinik hewan.

"Udah telat." Sahut Gavin tanpa menatap Asa.

"Sori, gue nggak bermaksud." Asa jadi merasa bersalah pada Gavin karena telah membuatnya absen sekolah. Gavin tidak menyahut.

Sekitar dua puluh menit kemudian akhirnya mereka selesai. Sama seperti ketika menuju klinik tadi, mereka pun menggunakan mobil yang sama ketika pulang ke rumah. "Kenapa lo mau nolongin gue?" tanya Asa. Pertanyaan ini bukan hanya untuk apa yang barusan Gavin lakukan, tapi juga apa yang Gavin lakukan kemarin. Kalau boleh geer, apa ini artinya Gavin sudah mulai melunak?

"Karena gue benci sama lo." Sinis Gavin melirik Asa yang duduk di jok sebelahnya.

Asa diam. Benar hanya geer.

"Temenin gue sarapan." Kata Gavin kemudian yang membuat Asa seketika menatap ke arahnya... Terkejut dan senang?

Asa sampai tidak bisa memalingkan wajah dengan mulut melongo.

Ini bukan geer namanya! Ini sungguhan! Biar pun cara bicara Gavin masih tetap ketus dan sinis, tapi apa yang keluar dari mulutnya sungguh merupakan hal yang sudah lama Asa nanti. Gavin mulai menerimanya!

Benar. Semalaman Gavin sudah memikirkannya matang-matang. Menimbang-nimbang perkataan Lily, Cesa, Reki hingga Mika. Semua yang dikatakan oleh keempat orang itu seolah tidak memberikan Gavin celah sedikit saja untuk menyangkal. Semua terlalu benar.

Apa pun yang telah terjadi, memang telah terjadi. Asa memang tidak terlahir dari rahim yang sama, namun ia mempunyai darah yang sama yang berasal dari Brama. Dan kalau Lily saja bisa menerima Asa, kenapa Gavin tidak?

Gavin akan mencobanya. Ya, meskipun Gavin masih terlalu malu menunjukkannya. Terutama pada Asa.

MIKAELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang