5

6.5K 238 0
                                    

I can't find the words to say, they're overdue
I'd travel half the world to say
I belong to you
-I Belong To You, Muse

Reki menyerahkan kembali ponsel Mika yang sebelumnya ia pinjam secara paksa di depan semua teman sekelas Mika. "Nomor gue udah gue save. Jadi nggak asa alesan lo tanya ini siapa kalo gue telepon atau chat lo."

Mika, Sera, serta teman-teman yang lain jelas kaget dengan apa yang Reki katakan dan lakukan. Kakak kelas kecenya ini secara sukarela meng-input lalu menyimpan nomor pribadinya di ponsel Mika!

"Oh iya, gue denger anak kelas 10 udah disuruh milih ekskul? Lo ikut ekskul apa?" tanya Reki mengganti topik.

Mika tidak langsung menjawab.

"Kalo gue tanya jangan dicuekkin dong!"

Sebelum Mika menjawab, bel masuk berbunyi lebih dulu. "Bel udah bunyi, Kak. Sebentar lagi pelajaran dimulai." ucap Mika pelan dan hati-hati. Karena ini merupakan sebuah usiran halus.

Reki menaikkan kedua alis, "Terus?"

"Sedang apa kamu di kelas ini, Reki?!" tegur sebuah suara yang tiba-tiba terdengar.

Menyadari kedatangan Bu Endang, guru Kimia yang punya jadwal mengajar di kelas 10 IPA 2 pada jam pertama, semua penghuni kelas tersebut serempak duduk di tempat masing-masing, sehingga makin memperjelas keberadaan Reki sebagai satu-satunya orang yang berdiri selain Bu Endang.

"Halo, Bu Endang! Apa kabar? Saya lagi kangen nih, sama Ibu. Ibu kangen juga nggak sama saya?" sapa Reki sok akrab sambil tersenyum lebar. Sontak semua anak kelas 10 IPA 2 kembali dilanda kekagetan lantara Bu Endang yang notabene guru killer bisa diperlakukan sesantai itu.

"Jawab pertanyaan Ibu, sedang apa kamu disini?!" Bu Endang kembali bertanya pada Reki tanpa mengurangi nada tingginya.

"Kan udah saya bilang tadi? Saya lagi kangen sama Ibu." di akhir kalimat, Reki memelankan suara sehingga terdengar seperti orang yang berbisik.

"Keluar kamu sekarang dari kelas ini!" usir Bu Endang tanpa ampun. Sepertinya guru satu ini punya dendam kesumat pada Reki.

"Gini, Bu. Kata wali kelas saya, saya harus banyak belajar pelajaran kelas 10 buat persiapan UN tahun depan, Bu. Jadi saya mau ikut pelajaran Ibu sekarang."

"Cepat! Sebelum kesabaran Ibu habis!" bentak Bu Endang terlihat mati-matian menahan emosi, sampai-sampai pembuluh darah di lehernya menonjol.

"Bu, kata guru ngaji saya, yang namanya kesabaran itu nggak ada batas—"

"Kamu mau menggurui saya?!" potong Bu Endang.

"Nggak. Kan disini gurunya Ibu, saya muridnya."

"REKI!" bentak Bu Endang keras.

"Hadir, Bu?" sahut Reki terlalu santai.

"Kalo kamu tidak keluar, saya panggilkan kepala sekolah sekarang juga!"

"Oh, nggak papa, Bu. Panggilin aja." Reki menyeringai geli pada guru yang pernah mengajar di kelasnya ketika dirinya kelas 10 dulu.

"REKI! CEPAT KELUAR SEKARANG JUGA!!" Bu Endang benar-benar marah sekarang. Matanya melotot hingga nyaris keluar.

Reki menoleh ke arah Mika yang duduk di samping ia berdiri, "Tuh guru lucu ya kalo lagi ngamuk."

Mika melebarkan kedua mata menatap Reki. Seolah-olah lewat matanya yang bulat ia bilang, 'Lo gila ya?'

MIKAELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang