21

3.5K 157 5
                                    

In my eyes I'm screaming for the sight of you
And tonight I'm dreaming of all the things that we've been through
And I can't hold on to you
So I guess I'll be lonely too
-Suppose, Secondhand Serenade

"Lo panggil temen-temen lo sekarang! Mainin satu lagu buat gue! Cepetan!" seru Reki pada adik kelasnya yang merupakan anggota ekskul musik dan memiliki band sendiri di sekolah.

"A-anu, Bang, gue, gue..." adik kelas yang bernama Noval itu tampak kebingungan.

"Ana-anu-ha-ho-ha-ho! Lo pikir gue paham bahasa kingkong?" potong Reki tidak sabar.

"Kelaperan kali, Rek. Dia tuh ke kantin mau makan, malah lo nyuruh main, ngehibur hati lo yang gundah gulana merana karena cinta." Daren ikut nimbrung.

"Terus gue peduli?" sewot Reki.

"Gi-gini, Bang. Kita nggak diijinin buat main di kantin." jelas Noval terbata.

"Siapa yang nggak ngijinin?"

"Kak—"

"Gue yang nggak ngijinin." potong Gavin yang entah sejak kapan muncul di kantin. Ketua OSIS SMA Adhyaksa itu berjalan mendekat ke tempat Reki berada.

Melihat Gavin, Reki segera mendecih seraya kembali menatap Noval. "Gue ijinin. Udah, cepetan!"

"Nggak!" seru Gavin.

"Val? Lo lebih mau dengerin gue apa dia?"

Noval dalam keadaan bimbang. Sejujurnya ia tidak keberatan memainkan sebuah lagu di mini stage, tetapi ia tidak cukup berani menentang Gavin.

Kondisi Reki sedang buruk saat ini lantaran kemarin Mika yang ia harapkan akan menonton aksinya, malah hilang entah kemana tanpa kabar sampai acara pensi SMA Gajah Mada selesai. Sekarang, kedatangan Gavin makin memperkeruh keadaan. Reki pun segera beranjak dari duduk dan berdiri berhadapan dengan Gavin. "Lo bisa duduk diem aja nggak?"

"Gue emang niat mau duduk diem, menikmati makan kok."

"Terus ngapain lo ikut campur?"

"Gue ketua OSIS SMA Adhyaksa. Gue lebih berhak ngatur sekolah daripada lo."

Reki tersenyum sinis, "Baru jadi ketua OSIS aja udah sebelagu ini."

Gavin balas tersenyum sinis, "Daripada jadi seonggok sampah?" Reki langsung ke-trigger. Tangannya refleks menarik kerah baju Gavin.

Di saat yang bersamaan, Pak Badrun yang sudah sejak tadi mencari-cari Reki karena Reki sudah memecahkan kaca ruang lab akhirnya berhasil menemukannya. Pak Badrun yang datang dalam keadaan marah, jadi makin marah melihat Reki yang akan melakukan sesuatu terhadap siswa andalannya. "OREKI, IKUT BAPAK SEKARANG!"

*

Reki dijatuhi hukuman lari mengelilingi lapangan upacara sebanyak 10 putaran. Jika biasanya Reki akan mengerjakan hukuman itu ogah-ogahan atau tidak sama sekali, kali ini ia terlihat sangat serius mengerjakannya. Orang-orang termasuk Pak Badrun selaku pemberi hukuman itu sampai heran. Saking seriusnya, Reki sekarang sudah berlari melebihi 10 putaran. Karenanya, siswa-siswa yang sedang memulai pelajaran di kelas yang menghadap ke lapangan jadi sedikit-sedikit melirik. Bahkan ada murid yang sengaja pamit ke toilet, hanya untuk melihat Reki.

Nantes yang dengan santainya berjalan menuju kelas, menghentikan langkah ketika melihat sahabatnya masih berlari di siang terik begini. Di depan sebuah ruang kelas 10, ia melihat Daren sedang berteriak meminta Reki berhenti berlari. "Disuruh lari sama Badrun?" tanya Nantes begitu tiba di samping Daren. Di mulutnya terselip sedotan susu kotak yang sedang ia minum.

MIKAELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang