32

3.3K 143 1
                                    

There's so many things that I could say
But I'm sure it would come out all wrong
-All My Heart, Sleeping With Sirens

Tubuh Mika mendadak kaku ketika ia tidak sengaja menabrak tubuh Gavin ketika sedang buru-buru menuju ke kelas.

"Lo mau nyari masalah lagi sama gue?" tanya Gavin dengan nada bicara dan sorot mata yang mengerikan.

Mika yang merasa tubuhnya mengecil hanya menggelengkan kepala tanpa mengatakan apapun.

"Kalo ada yang tanya dijawab!" sentak Gavin mengagetkan Mika.

"Ma-maaf, Kak." Kata Mika pelan tanpa berani mengangkat wajah.

"Maaf lo bilang?" tanya Gavin lagi sambil berjalan mendekati Mika yang otomatis membuat Mika melangkah mundur. "Lo tau, kata maaf lo itu sama sekali nggak ada gunanya, buat apa yang barusan lo lakuin ke gue dan buat yang udah lo lakuin ke gue!"

"Bukan saya yang ngelakuin semua itu, Kak. Udah saya bilang berkali-kali, bukan saya." Ujar Mika membela diri.

Gavin menajamkan tatapan, "Kalo bukan lo, siapa? Hantu?"

Mika mengatupkan bibir rapat-rapat. Mika bimbang dan ragu. Ia juga takut jika ia katakan pada Gavin, maka Nantes akan bermasalah dengannya. Hal itu tentu bukan hal yang baik, mengingat Nantes juga sama mengerikannya dengan Gavin.

"Jauh-jauh lo dari Mika!" Tanpa sepengetahuan Mika maupun Gavin, Reki muncul dari arah belakang Gavin dan langsung menarik pundak Gavin agar menjauh dari Mika. Hal itu membuat Gavin maupun Mika sama-sama terkejut,

Gavin menyeringai lebar. Ia jadi ingat Asa beberapa waktu lalu. Bagaimana bisa dua orang itu sama-sama marah hanya karena cewek bernama Mika? Apakah dua orang itu benar-benar menyukai Mika? "Bodoh! Seperti biasa!" sinis Gavin kemudian pergi begitu saja meninggalkan tempat itu. Bukannya Gavin kabur karena takut pada Reki, Gavin hanya sedang berusaha menghindari pertikaian yang bisa memperburuk namanya yang sekarang sudah buruk.

Tanpa mengatakan apapun, Reki membiarkan Gavin pergi begitu saja.

Setelah keadaan Reki sudah kembali normal—tidak setegang tadi—ia berbalik, berhadapan dengan Mika yang diam di tempat. Ditatapnya wajah Mika, yang untuk sepersekian detik Reki dibuat tidak berkutik karena terpesona akan kecantikannya yang kian bertambah seiring bergulirnya waktu. She'll still be beautiful then.

"Makasih udah belain saya tadi dan waktu itu di depan kak Gavin." Ucap Mika membuat kedua mata Reki melebar.

Reki tidak percaya Mika akan mengucapkan terima kasih padanya. Bahkan ia yang mendului pembicaraan di antara mereka. "Uhm, ya."

Setelah mengucapkan terima kasih secara singkat, Mika segera undur diri dari hadapan Reki. Akan tetapi dengan refleksnya yang cepat, Reki menahan tangan gadis itu. Bukan hanya Mika, Reki sendiri yang melakukannya juga terkejut. Cowok itu buru-buru melepas pegangan tangannya di tangan Mika sebelum gadis itu menarik tangannya sendiri. "Lo tau siapa yang nyebarin video itu?" tanyanya kemudian.

"Masalah itu nggak perlu dibahas lagi." ujar Mika memalingkan wajah.

"Kenapa?"

Mika rasa mengatakan yang sebenarnya tidak akan banyak menguntungkannya. Mika tidak mau masalah ini kembali runyam. Cukup hanya ia, Nantes, Sera serta Daren yang tau siapa sebenarnya pelaku penyebar video penganiayaan Gavin pada Asa. "Maaf, sebentar lagi masuk." Pamit Mika kemudian, kali ini tanpa bisa dicegah. Mika berjalan cepat dari tempat itu menuju kelas, tanpa menyadari ada Tesa yang mengikutinya di belakang.

MIKAELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang