Can we both say the words and forget this?
Is it too late now to say sorry?
-Sorry, Justin Bieber✳
"Mau cari siapa ya?" tanya Bunga pada tamu kelas 10 IPA 2 siang ini, Milan.
Milan tidak mengindahkan pertanyaan Bunga. Ia edarkan matanya ke seluruh area kelas dengan liar, tanpa peduli dengan beberapa pasang mata yang melihatnya aneh. Saat ini ia hanya butuh bertemu dengan gadis yang duduk diam di bangku nomor 3 dari depan. Tanpa tunggu apa-apa, Milan segera mengampiri. "Puas lo sekarang?!" mendadak kelas jadi sepi karena sentakan Milan yang tidak diduga sama sekali pada Mika.
Sera bereaksi paling cepat. Cewek itu langsung berdiri sambil menggebrak meja. Pertama, Sera tidak suka ia yang sedang belajar untuk ulangan Matematika setelah istirahat ini jadi terganggu. Kedua karena yang ia sentak itu Mika. "Eh, lo apa-apaan? Lo siapa dateng-dateng ngajakin ribut? Mau berantem?!" Saat ini Sera tidak memikirkan sama sekali Milan ini siapa dan kelas berapa.
Mika segera menarik tangan Sera, memintanya untuk duduk kembali.
"Bentar, Ka! Gue belum selese ngomong sama nih orang!" seru Sera mengibaskan tangannya sedikit kasar.
"Ser, Ser, nggak Ser—"
"Gue nggak ada urusan sama lo! Urusan gue sama nih cewek!" tanpa mengurangi ketegangan, Milan menyela kalimat Mika dan membalas Sera yang jelas jadi makin panas.
Dengan terpaksa akhirnya Mika ikut berdiri, menengahi Sera dan Milan. Ia pegang erat bahu kiri Sera. Sambil menatap matanya, Mika meyakinkan Sera kalau urusan ini biar ia saja yang hadapi.
Meski sangat terpaksa, Sera menuruti permintaan Mika. Gadis itu kembali duduk ke bangku seraya menghembuskan nafas dengan kasar.
Perhatian Mika kini tertuju pada Milan. "Ada apa? Bisa ngomongnya baik-baik?"
Gigi Milan saling beradu, "Gimana gue bisa ngomong baik-baik kalo kondisi Asa saat ini nggak baik-baik?!"
Ini pasti karena kejadian kemarin! Kejadian dimana Asa dipukuli oleh Gavin, Si Ketua OSIS! Mika hanya bisa berujar dalam hati.
Kasak-kusuk yang timbul dari teman-teman Mika mulai terdengar. Akan tetapi, baik Milan maupun Mika, sama-sama tidak ada yang menghiraukan.
Milan sudah terlalu marah pada Mika yang ia duga pasti penyebab Asa dipukuli karena Mika. Mika itu ditaksir Reki. Reki yang tau dan tidak terima gebetannya diincar cowok lain pasti menyuruh pereman sekolah seperti Jio anak kelas 12 dan antek-anteknya untuk mengeroyok Asa hingga babak belur. Ini pemikiran yang paling masuk akal.
Sementara Mika sendiri diam karena ingat ucapan Asa untuk pura-pura tidak melihat kejadian itu.
"Asa babak belur! Dan itu pasti ulah suruhannya kak Reki yang nggak suka Asa berhubungan sama lo! Iya kan? Jawab, jangan diem aja lo!" seru Milan.
Diamnya Mika bukan karena ia bingung harus menjawab pertanyaan Milan. Sebab ia sendiri juga tidak tau kenapa Asa dipukuli oleh Gavin. Mika bisa jamin meski tidak 100% bahwa itu tidak ada hubungan dengannya maupun Reki. Karena kalau pemikiran Milan tadi benar, paling tidak bukan Gavin orang yang akan memukuli Asa. Sebab Mika juga tau Reki tidak berhubungan baik dengan Gavin.
Milan mendekatkan wajah ke wajah Mika, suaranya terdengar mendesis yang artinya kemarahannya saat ini sudah mencapai puncak. "Sebagai cewek yang diincer cowok nomor satu di sekolah, harusnya lo lebih pinter nilai keadaaan. Khususnya buat orang-orang yang berada di sekitar lo." lanjut Milan membuat Mika menatapnya dengan wajah tidak percaya dengan apa yang Milan utarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKAELA
Teen Fiction(COMPLETE) Mikaela, yang karena kecantikannya membuat dia menjadi populer dan jadi incaran banyak cowok di sekolah hanya dalam sekali lihat. Tak terkecuali Reki, si cowok nomor wahid dan cowok pujaan di sekolah yang juga menjadi front man The Strays...