Right by my side, it's so right
I found the missing piece to my puzzle
The first time I saw those dark brown eyes
Now everything I dream of, you bring to life
I am yours and you are mine
-By My Side, Matty Mullins✳
Telinga Mika terasa panas ketika berbicara di telepon dengan Sera malam ini. Karena Mika bilang lain kali akan menjelaskan pada Sera, Sera jadi terus-terusan menagih. Karena tidak tahan terus mendengar tagihan Sera yang lebih menyeramkan dari tagihan debt collector, akhirnya malam ini Mika menjelaskannya pada Sera. Tentang dirinya dan Asa.
Bagaimana reaksi Sera? Menyebalkan. Sera berteriak kencang dan heboh selama 3 menit tanpa henti. Kalau bukan teman, mungkin Mika sudah akan menutup telepon itu. Namun menyebalkannya Sera hanya sesaat kok. Selebihnya, ia malah berbicara layaknya orang dewasa yang pro masalah asmara. Menasehati, memberi saran dan ceramah ini itu pada Mika yang malah membuat Mika terkekeh geli.
Bagaimana tidak geli? Mika sendiri belum sepenuhnya yakin tentang hubungan yang ia jalani dengan Asa saat ini. Berhubungan. Maknanya luas. Setiap orang bisa berbeda mengartikannya. Ada yang menyebut hubungan Mika dan Asa hanya sebatas hubungan teman dekat. Ada pula yang menyebut hubungan keduanya lebih dari sekedar teman dekat.
Tidak ada yang salah mengingat tidak ada konfirmasi yang jelas baik dari Mika maupun Asa. Keduanya sama-sama tidak membicarakan soal status. Karena bagi mereka, saling terhubung dan terlibat dalam masalah satu sama lain, saling terbuka satu sama lain, saling ada di saat membutuhkan, saling berbagi dan saling berada di sisi satu sama lain sudah lebih dari cukup.
Setidaknya itu yang ada di pikiran Mika sebelum Sera mengakhiri telepon tidak singkatnya. Sera tadi sempat bilang, "Kalo lo emang belum yakin, lo wajib mastiin sendiri status lo sekarang sama Asa. Jadi cewek itu harus tegas, jangan mau ngejalanin sesuatu tanpa hubungan yang nggak jelas dan bikin pendapat orang lain terpecah."
Dan di saat Mika sedang memikirkan hal itu, telepon dari Asa datang. Mika cukup kaget karena tidak menyangka Asa akan meneleponnya malam ini dan di saat ia sedang memikirkannya. Apa jangan-jangan Asa tau kalau dirinya sedang Mika pikirkan? Menyeramkan kalau memang iya.
"Halo, Sa?" sapa Mika mengangkat panggilan itu.
"Belum tidur?" tanya Asa tanpa membalas sapaan halo Mika.
"Belum. Lo sendiri?"
"Lo nggak lagi mikir kalo gue lagi ngelindur telepon lo kan?"
Mika tersenyum kecil. "Ada apa, Sa?" Mika tanya seperti ini tentu karena ia tau, Asa bukan tipe orang yang gemar basa basi. Ketika ada yang ingin dibicarakan, pasti Asa akan berbicara.
"Cuma mau ngingetin, jangan lupa besok bawa peralatan mading."
Mika melirik totebag yang ia letakkan di dekat ranselnya. "Udah gue siapin di deket tas, jadi nggak mungkin kelupaan harusnya sih."
"Oke."
"Itu aja?"
Terdengar Asa menggumam panjang di seberang.
"Kalo gitu, gue mau tanya sama lo, Sa." Mika kembali berbicara selagi Asa tidak mengatakan apa-apa.
"Apa?"
Nafas Mika tertahan. Ia kembali teringat ucapan Sera. Mungkin inilah saat yang tepat untuk memastikannya. "Sa, sori kalo ini kedengerannya buru-buru."
"Firasat gue mendadak buruk."
Tanpa sadar Mika menggelengkan kepalanya cepat. "Yang kita jalanin sekarang itu sebenernya apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKAELA
Teen Fiction(COMPLETE) Mikaela, yang karena kecantikannya membuat dia menjadi populer dan jadi incaran banyak cowok di sekolah hanya dalam sekali lihat. Tak terkecuali Reki, si cowok nomor wahid dan cowok pujaan di sekolah yang juga menjadi front man The Strays...