Bad Boy Cliches (BL Novel)

Prologue

Bulir air berjatuhan, mengalir di permukaan luar jendela kafe. Orang-orang berlarian, menyelamatkan diri dari hujan yang mendadak deras. Hujan menyanyikan bising khasnya, menenangkan, menjebak pendengarnya dalam pikiran masing-masing. Bermain dan menari dengan udara yang mendingin serta angin yang berhembusan meniupinya.

Lalu, kopi hangat di genggaman dan sweater di tubuhku ini bersatu dengan sekitar, seolah telah diciptakan demikian adanya. Bergabung dengan nuansa sendu yang tercipta karena gelapnya langit.

"Ini terakhir kalinya kita bertemu ..." Ares mencondongkan tubuhnya ke dekatku. Menyalin wajahku di matanya, memperhatikan lebih dekat dari sebelumnya, "Ini tidak mudah."

Aku menyunggingkan bibirku, memberinya senyum simpul. Mengalihkan pandanganku yang tadi menembus jendela, kembali ke wajahnya, "Benar. Tidak mudah. Tapi ini yang terbaik. Akan lebih baik jika kita berpisah lebih cepat."

Lalu kulihat pandangan mata Ares turun ke meja. Menghembuskan napas, membiarkan tubuhnya melunglai, bersandar sepenuhnya di kursi, "Kau sudah berhenti memperjuangkanku, rupanya."

"Benar. Aku berhenti. Aku tidak sekuat yang kau pikirkan tentangku. Pergilah dengan tenang. Aku tak akan mencarimu."

Ares tersenyum perih, air matanya menggenang, tak jatuh. Memperlihatkan bayangku di bola matanya yang indah. Tangan kidalnya mengepal, kuku-kukunya menusuk telapak tangannya sendiri. Marah. "Baiklah. Jangan pernah menarik ucapanmu lagi ..."

Lalu di sinilah aku sekarang. Duduk di kursi tempatmu pernah duduk menghadapku. Berusaha menghidupkan kembali kenanganku denganmu. Masih menyesali kepergianmu satu tahun lalu.

❂

You can click the vote star ✰

You can send me comments ✏

You can share this novel to your friends and pal ⚗

Feel free to do so ...

(Make sure you follow this account to read the novel)