Bab 9

10.7K 630 4
                                        

"Arsen, lo mau ke mana? Ini udah larut malam." Kata Adit  sembari  menghalau jalan Arsen yang ingin pergi keluyuran lagi malam itu.

"Minggir lo! Emangnya lo siapa? Berani ngelarang-larang gue. Nyokap aja gak pernah keberatan kalo gue keluyuran setiap malam gini." Kata Arsen sambil berlalu pergi dengan langkah yang kasar.

Bahu Arsen sampai menyenggol bahu Adit dengan cukup keras.

Kakaknya hanya bisa pasrah melihat kelakuan adiknya itu. Nampaknya kenangan-kenangan buruknya di masa lalu yang telah merubah perangainya menjadi seburuk ini.

Ternyata malam itu Arsen pergi ke tempat balapan liar yang biasa dia datangi. Dari kemarin, dia sudah menyiapkan motornya agar bisa tampil dengan prima dalam balapan tersebut. Dia tidak ingin kalah lagi malam itu. Dia harus menang.

"Hei, hei, hei, selamat malam pecundang!" Sapa seseorang ketika Arsen sedang memikirkan bagaimana caranya bisa menang malam ini.

Orang itu pun membentuk ibu jari dan telunjuk yang ada di kedua tangannya menjadi seperti sebuah persegi panjang. Ibu jari dan telunjuk tangan kirinya membentuk seperti sebuah panah yang mengarah ke kanan.

Sementara itu ibu jari dan telunjuk tangan kanannya membentuk seperti sebuah panah terbalik yang dilekatkan pada ujung-ujung ibu jari dan telunjuk tangan kirinya.

Sehingga, terbentuklah sebuah persegi yang kemudian didekatkan pada mata kanannya yang terbuka lebar memandangi Arsen. Sementara itu, mata sebelah kirinya ditutup untuk beberapa saat.

"Hmmm... Kalau gue lihat-lihat dari muka lo, kayaknya lo udah siap kalah lagi nih malam ini. Hahaha." Tiba-tiba orang itu yang tidak lain adalah Donny -musuh bebuyutan Arsen- datang meledek Arsen dan tertawa terbahak-bahak di depannya.

"Hah?!" Arsen mendengus kesal.

Dengusan Arsen itu diiringi dengan sikap Donny yang kembali normal dan tidak lagi melihat Arsen melalui persegi panjang yang dibuat oleh jari-jari tangannya itu.

"Lo gak usah banyak bacot deh. Asal lo tahu ya, malam ini gue pasti menang. Dan lo yang seharusnya bersiap-siap untuk kalah." Ucap Arsen dengan tegas.

"Uuu, gue jadi takut ngedenger ucapan lo barusan. Hahaha." Ucap Donny sambil tertawa terbahak-bahak. Dia berusaha meledek Arsen lagi.

"Oke, oke, oke. Nyantai aja bro. Yang jelas entar kita buktiin aja, siapa yang emang pemenang. Dan siapa yang emang pecundang yang sesungguhnya." Kata Donny lagi sambil menepuk-nepuk bahu Arsen.

Arsen yang tidak suka dengan sikap menyebalkan Donny langsung saja menyingkirkan tangan Donny dari bahunya. Kemudian, Donny pun langsung saja pergi dan berlalu meninggalkan Arsen.

Selama ini Arsen dan Donny memang sering berselisih dan sikap-sikap Donny yang menyebalkan membuat Arsen semakin membenci Donny.

Donny adalah lawan tertangguh Arsen di arena balapan liar ini. Kemenangan Donny beberapa waktu yang lalu membuat Arsen semakin ingin menang. Dia tidak ingin Donny selalu menghinanya dan mengatainya sebagai pecundang. Malam ini dia akan berusaha membuktikan bahwa dia bisa menang dari Donny.

*****

Para pembalap sudah bersiap di posisinya masing-masing. Hari itu ada 10 orang pembalap liar yang siap melaju di jalanan. Mereka sudah memakai jaket, sarung tangan, dan helm mereka. Mereka juga sudah menyalakan mesin motornya dan siap untuk melaju kencang.

Sementara itu, seseorang yang bersiap melepas kepergian mereka juga sudah berdiri pada posisinya. Pria jangkung yang bertubuh sangat kurus itu sudah berdiri di tengah-tengah jalanan. Dia juga sudah membentangkan kedua bendera dengan kedua tangannya.

"Oke. Ready!" Kata pria jangkung itu dengan keras. Dia bersiap untuk menghitung.

"One! Two! Three! Go!" Kata pria itu sambil mengangkat kedua bendera yang tadi dibentangkannya.

Dalam sekejap mata, para pembalap pun sudah melaju dengan kencang. Mereka melaju dengan sangat kencang di malam yang cukup dingin itu.

Di barisan paling depan, Donny nampak unggul memimpin. Motor Ninja warna hijau milik Donny melaju dengan sangat kencang.

Hal ini membuat jarak Donny dengan pembalap-pembalap lainnya cukup jauh dan nampaknya sulit bagi para pembalap lain untuk mengejar ketertinggalan.

Ya, Donny memang pembalap yang ulung. Kecepatan dan tekniknya mengemudikan motor sudah seperti pembalap profesional saja.

"Sial!" Gumam Arsen dari atas motor yang dikendarainya. Dirinya kesal sekali melihat Donny yang berada jauh di depannya.

Arsen pun segera menambah kecepatan motornya untuk menipiskan jarak dari Donny. Dia melaju kencang.

Setelah menempuh perjalanan dengan cukup cepat, dirinya pun berhasil. Ya, kini Arsen hanya berjarak sekitar 1 meter dari Donny.

Arsen pun berusaha mengejar Donny. Dia semakin menambah kecepatan dan akhirnya dia mampu berada di depan Donny. Donny yang tidak mau kalah dari Arsen juga menambah kecepatannya dan kini terjadi aksi saling susul-menyusul di antara mereka berdua.

Riuh-riuh para penonton balapan liar itu sudah terlihat di depan sana. Para penonton itu bersiap menanti seseorang yang akan menjadi pemenang balapan tersebut.

Dan Arsen dan Donny pun saling susul-menyusul. Masing-masing berusaha menjadi yang lebih dulu memasuki garis finish.

"Yeeeey! Wooow! Waaah!" Beberapa detik kemudian, terdengar suara riuh penonton meneriaki Arsen yang berhasil menjadi orang pertama yang melewati garis finish.

"Proook! Proook! Proook!" Riuh-riuh tadi semakin berisik karena banyaknya tepuk tangan dari para penonton yang bertepuk tangan untuk pemenang balap liar pada malam itu.

Arsen disambut dengan banyak pujian dan dielu-elukan oleh banyak orang malam itu. Rasanya dirinya sangat senang. Kini Arsen merasa di atas angin. Dirinya merasa senang karena akhirnya dia bisa mengalahkan Donny.

Arsen membuka helmnya. Dia kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Donny.

Arsen melihat Donny yang sedang marah-marah sendiri sambil membanting helmnya ke atas aspal jalan. Nampaknya, Donny sangat kesal dan kecewa akibat kekalahannya malam itu.

"Sekarang, terbukti kan siapa yang jadi pecundang sebenarnya!" Tiba-tiba Arsen berkata seperti itu di hadapan semua orang sembari tersenyum sinis ke arah Donny.

Melihat hal itu, Donny yang kesal langsung menanggapi perkataan Arsen.

"Gak usah ngerasa senang dulu lo! Lo pasti bakal ngerasain akibatnya! Gue gak akan ngelepasin lo!" Gertak Donny yang kemudian langsung berlalu pergi meninggalkan tempat itu dengan meninggalkan helmnya yang tadi dia banting ke atas jalan.

Arsen dan para penonton yang tadi mendengar gertakan Donny tidak terlalu memedulikan gertakan itu. Mereka menganggap kalau gertakan Donny tadi adalah hal yang biasa terjadi saat seseorang mengalami kekalahan.

Mereka semua malah menganggap Donny hanya seorang pecundang yang iri dengan kemenangan Arsen.

"Udahlah, Sen! Gak usah dipikirin ucapan si Donny yang tadi. Palingan dia cuma ngegertak." Kata pria bertubuh jangkung kurus yang tadi membuka jalannya balapan.

"Iya. Gue tahu. Ngapain juga gue perduli sama omongan pecundang kayak dia." Kata Arsen sambil kembali menyunggingkan senyum sinisnya.

********

Jangan lupa vote, follow, sama komentar

-XOXO

[END] Blind RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang