"Waaaa! Waaaa! Waaa! Ayo kejar yang itu! Ayo kejar terus!" Terdengar suara anak-anak kecil berteriak-teriak. Suara riuh-riuh itu terdengar sangat ribut. Apalagi, suasana menjadi semakin ribut karena riuh-riuh itu juga diiringi oleh suara hentakan kaki yang nampak terdengar sedang berlari-lari.
Arsen yang sudah melangkahkan kakinya cukup jauh dari Pelangi menoleh ke arah belakangnya. Dia nampak penasaran dengan keributan yang sedang terjadi di belakang dirinya.
Ketika menoleh, Arsen melihat banyak sekali anak kecil yang sedang berlarian. Anak-anak kecil itu terlihat lusuh dan kotor. Pakaian mereka juga nampak sangat lusuh dan berantakan.
Kelihatannya mereka bukan anak-anak komplek perumahan kaya itu. Mereka pasti anak-anak kecil dari kampung kumuh yang berada di belakang komplek perumahan. Anak kecil yang berada di barisan paling depan terlihat berteriak-teriak sembari menunjuk-nunjuk ke atas langit.
Ternyata, dia menunjuk-nunjuk ke arah tiga buah layangan putus yang beterbangan di atas mereka. Kelihatannya mereka bergerombol mengejar-ngejar banyak layangan putus. Ya, mereka pesta layangan hari ini.
"Bruuuk!" Tiba-tiba seorang anak kecil yang berada di barisan paling belakang menabrak gadis buta itu. Karena sedari tadi mata anak kecil itu terus melihat ke arah langit yang dipenuhi oleh layangan, maka jelas saja kalau dia sampai menabrak orang.
Dia menabrak Pelangi dengan cukup keras sampai tongkat Pelangi sontak terpental jauh ke atas dan terjatuh ke atas aspal jalanan.
Pelangi tersungkur jatuh ke atas aspal jalan itu. Namun, anak kecil itu tidak memedulikan Pelangi. Dia malah langsung pergi mengikuti teman-temannya untuk kembali mengejar layangan putus itu.
Pelangi sadar kalau dirinya habis ditabrak orang. Dia juga sadar kalau tongkat berjalannya sudah terlepas dari genggamannya. Tangan Pelangi pun berusaha meraba-raba aspal jalanan untuk mencari tongkatnya.
Pelangi nampak kesulitan menemukan tongkatnya. Jelas dia kesulitan, karena tongkatnya memang terlempar cukup jauh di belakang dirinya.
Arsen ingin meneruskan jalannya. Tapi, nampaknya otaknya kembali tidak memerintahkannya untuk terus berjalan ke arah tujuan yang sebenarnya.
Arsen pun berlari kecil, pelan, berusaha tidak menimbulkan suara. Arsen memungut tongkat yang terjatuh tadi dari atas aspal jalan dan kemudian meletakkan tongkat itu di dekat Pelangi agar dia lebih mudah untuk menemukan tongkat miliknya. Dan tidak lama berselang setelah itu, Pelangi pun akhirnya berhasil menemukan tongkat miliknya.
"Yee, akhirnya ketemu juga!" Tiba-tiba Pelangi bersorak riang karena telah berhasil menemukan tongkat miliknya.
*****
Jangan lupa vote, follow, sama komentar
-XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Blind Rainbow
Teen Fiction[Teen Fiction] Follow dulu, baru dibaca. "Awal pertemuan kita bagai takdir. Antara aku dan dirimu seperti terikat oleh seutas benang tak kasat mata yang disebut kebetulan. Kita dengan semua perbedaan yang ada bertemu dalam keadaan tidak terduga. Da...