Bab 23

6.2K 429 2
                                    

Pintu masuk rumah itu pun dibuka oleh Pelangi. Dan begitu pintu itu terbuka...

"KAK PELANGI!" Tiba-tiba terdengar suara teriakan anak-anak kecil dari arah pintu masuk rumah panti asuhan itu.

Ketiga anak kecil berumur 9 tahunan yang sedang duduk-duduk di ruang tamu rumah itu secara serempak berteriak memanggil Pelangi. Mereka adalah Reza, Dodo, dan Dina. Ketiga anak kecil yang ditemukan di panti asuhan pada hari yang sama ini memang seumuran dan karena tanggal lahir mereka –tanggal mereka ditemukan- bersamaan, mereka menjadi sangat dekat.

"Hmm... Reza, Dodo, Dina?"

"Iya, Kak. Ini kita bertiga." Ucap Reza.

"Lagi ngapain kalian bertigaan di ruang tamu?"

"Hmmm... Kita lagi bete nih, Kak." Kata Dina sambil mencibirkan bibirnya.

"Bete kenapa?"

Tiba-tiba bu Mira pun datang dari balik ruang keluarga dan menuju ke ruang tamu.

"Itu loh, Ngi. Mereka bertiga ini udah gak suka makanan yang ada di rumah ini. Katanya mereka pengen makan burger dan spaghetti."

"Hah? Burger sama spaghetti?" Ucap Pelangi kaget.

"Itu loh Kak. Tadi di sekolah ada yang bawa bekal burger sama spaghetti. Kayaknya enaaak banget. Kita pingin minta tapi gak dikasih sama mereka. Mereka tuh pelit, Kak." Ucap Dodo.

Arsen hanya bisa menatap ketiga anak itu dengan tatapan yang sayu. Selama ini, semua hal bisa dia beli dengan mudahnya. Sementara, ketiga anak ini hanya untuk membeli makanan yang mereka inginkan saja sangatlah sulit.

"Ya ampun, ini ada tamu lho. Kalian malah ribut-ribut terus. Bukannya menyapa temannya Kak Pelangi." Seru bu Mira yang menyadari keberadaan Arsen di sisi Pelangi.

"Maaf ya, Nak. Kamu jadi harus ngedenger ribut-ribut ini." Ucap bu Mira lembut kepada Arsen.

"Oh. Gak apa-apa, Bu. Namanya juga anak-anak." Ucap Arsen.

Setelah itu, entah kenapa Arsen tiba-tiba membungkukkan badannya seraya duduk bersimpuh di atas lantai untuk menyamakan tinggi badannya dengan tinggi badan Reza, Dodo, dan Dina yang sedang duduk.

"Kalian bertiga emang kepingin banget makan burger sama spaghetti?" Tanya Arsen dengan nada bicara dan tatapan mata yang lembut. Benar-benar bukan Arsen yang biasanya.

Ketiga anak itu tidak menjawab dengan kata-kata. Mereka bertiga secara serempak hanya menganggukkan kepala mereka bersama-sama. Sontak setelah itu, Bidam pun merogoh dompet dari saku celana abu-abunya. Setelah itu, dia mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribu dari dalam dompet tersebut.

"Ini! Masing-masing dapat seratus ribu!" Ucap Arsen sambil memberikan uang tersebut satu-persatu kepada mereka.

"Kok kita dikasih uang, Kak?" Tanya Reza yang dalam hati girang.

"Itu uangnya untuk beli burger sama spaghetti. Jadi, nanti kalian bertiga bisa makan burger sama spaghetti sampai kenyang."

Ketiga anak itu pun saling lihat-lihatan satu sama lain dengan senyum yang merekah lebar di bibir masing-masing. Mereka senang sekali mendapat uang dariArsen. Akhirnya kali ini ada "ibu peri" yang bisa mengabulkan keinginan mereka.

"Ya ampun, gak usah, Nak. Gak usah repot-repot seperti itu." Ucap bu Mira kepadaArsen.

Arsen pun menoleh ke arah bu Mira. "Gak apa-apa kok, Bu. Sekali sekali." Ucap Arsen lembut.

"Ya sudah terima kasih ya, Nak. Nah, ayo sekarang kalian bertiga harus ngomong apa ke kakak ini?" Ucap bu Mira sambil memandangi ketiga anak itu.

"TERIMA KASIH YA KAK!" Ucap mereka bertiga dengan kencang. Mereka pun langsung berlari masuk ke dalam rumah dengan riang gembira.

"Ya ampun anak-anak itu." Ucap bu Mira sambil geleng-geleng kepala. "Oh iya, sekali terima kasih ya, Nak. Nama kamu siapa? Kamu ini temannya Pelangi?"

"SayaArsen , Bu. Iya. Saya ini temannya Pelangi."

"Oh, begitu ya. Ya sudah kalau begitu kamu dan Pelangi ngobrol-ngobrol saja di sini. Ibu buatin air minum dulu untuk kalian berdua."

"Mmm.... Gak usah repot-repot, Bu."

"Enggak. Enggak repot, kok." Ucap bu Mira yang kemudian menuju dapur untuk membuatkan minuman.

"Orang-orang di sini baik-baik." Gumam Arsen lebih kepada dirinya sendiri setelah bu Mira beranjak pergi.

"Siapa? Siapa yang baik-baik?"

"Ah, enggak, gue cuma merasa..."

"Mau ngomong apa sih sebenarnya?" Tanya Pelangi penasaran.

"Gue cuma ngerasa sifat-sifat orang di sini beda jauh banget sama orang-orang yang ada di rumah gue."

"Beda gimana?"

"Alaaaah... udahlah gak usah dipikirin ucapan gue yang tadi. Mending sekarang kita duduk aja."

Mendengar ucapan Arsen, Pelangi tahu bahwa ada yang tidak beres. Dan Pelangi nampaknya harus mencari tahu apa hal yang tidak beres itu. Dia harus mencari tahu apa alasan Arsen selalu bersikap kasar kepada kakak kandungnya sendiri.

Dan dia juga harus tahu kenapa Arsen bahkan harus bertahan hidup dengan cara yang berbeda dengan orang lain. Kenapa waktu itu dia bilang kalau hidupnya keras dan dia bahkan terdengar sangat menderita saat menceritakan tentang kehidupannya itu.

Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi? Yang jelas, dia harus tahu.

*******

Jangan Lupa vote, follow, sama komentar

-XOXO

[END] Blind RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang