Bab 25

6.9K 444 4
                                        

"Hmmm... Dari suasana yang ada di sini, aku tahu kita ada di mana sekarang?"

"Sok tahu! Emang kita di mana?" Tanya Arsen meragukan.

"Di sini dingin dan tercium aroma pengharum ruangan di mana-mana. Itu berarti kita ada di mall. Iya kan?"

"Ya ampun! Ya deh ya. Gue tahu pasti mudah untuk lo nebak tempat ini karena hidung lo itu kan kayak hidung anjing." Ucap Arsen sambil tertawa geli sebentar akibat kata-kata "hidung anjing" itu.

"Oh iya, sekarang kita mau ngapain?" Tanya Pelangi kepada Arsen yang sontak membuat Arsen menghentikan tawanya.

"Hmm... Sekarang, lo temenin gue makan es krim! Soalnya gue lagi pingin banget makan es krim!" Kata Arsen sambil kembali lagi menarik tangan Pelangi dan menyeretnya ke sebuah restoran es krim yang cukup terkenal di dalam mall itu.

Begitu tiba di gerai pemesanan es krim, Arsen pun menanyakan kepada Pelangi es krim rasa apa yang ingin dibelinya. "Eh, lo mau beli es krim rasa apa? Gue yang traktir nih."

"Oooh. Aku sih pasti mesen es krim rasa vanilla."

Arsen tertegun. Menatap Pelangi sejenak karena dia menyebut kata "Vanilla". Dan begitu kesadarannya kembali, dia pun segera memesan dua mangkuk besar es krim rasa Vanilla.

Sekarang Arsen dan Pelangi sudah mendapatkan masing-masing semangkuk besar es krim rasa vanilla. Mereka berdua pun menuju sebuah meja kosong yang ada di pinggir restoran es krim tersebut, tepatnya dekat pintu masuk restoran. Mereka berdua makan es krim sambil mengobrol.

Sementara itu, di luar restoran es krim tersebut, ternyata ada sesosok gadis berambut sebahu yang memandangi mereka berdua dengan tatapan mata yang bisa terbilang sinis. Dinding restoran es krim yang terbuat dari kaca transparan membuat gadis itu bisa dengan mudah memandangi Pelangi danArsen yang sedang makan es krim bersama-sama.

Sebenarnya, gadis yang nampak sedang menenteng sejumlah tas belanja itu awalnya mau melanjutkan perburuan belanja baju dan sepatu barunya, tetapi tiba-tiba langkahnya tertahan karena dia melihat sosok cowok yang disukainya sedang bersama-sama dengan orang lain.

Melihat semua itu, hatinya pun meringis. Dia benar-benar tidak suka melihat kebersamaan Arsen dan Pelangi. Oleh karena itu, dia pun memutuskan untuk tetap pada posisinya yang sekarang dan menahan dirinya untuk pergi. Dia ingin mengawasi gerak-gerik mereka berdua.

"Kenapa lo mesen es krim rasa vanilla?" Tanya Arsenmengawali pembicaraan setelah Pelangi selesai menyuap suapan pertama es krimnya.

"Dari dulu aku emang lebih suka es krim rasa vanilla. Orang lain mungkin akan lebih suka es krim rasa coklat atau strawberry. Tapi aku justru gak terlalu suka rasa itu. Bagi aku rasa vanilla itu yang terbaik." Ucap Pelangi sambil terus menyuap es krimnya itu.

Sebentar sebentar bahunya berguncang-guncang karena kedinginan akibat memakan es krim.

"Gue juga paling suka rasa vanilla." Ucap Arsen tiba-tiba sambil kemudian menyuap es krimnya lagi.

"Tuh kan bener!"

"Apanya yang bener?" Arsen bingung sendiri.

"Itu artinya ini semua emang bener-bener takdir! Berarti kita memang sudah seharusnya bertemu karena kita punya banyak persamaan. Jadi, kita bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain." Ucap Pelangi senang.

"Ya, ini semua emang takdir." Arsen mengangguk.

"Gue beruntung karena gue gak ditakdirkan untuk sendirian seumur hidup gue." Arsen menghela napas sejenak dan sontak langsung menatap tajam kedua bola mata coklat Pelangi.

[END] Blind RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang