Malam itu hujan lagi-lagi turun. Hujan turun cukup deras dan petir juga menggelegar cukup kencang, sama seperti hujan yang terjadi sore tadi. Berkat hujan yang deras ini, Arsen pun akhirnya mengurungkan niatnya untuk pergi keluyuran malam itu.
Sedari tadi, Arsen hanya berbaring di atas tempat tidur warna merah dengan mengenakan selimut tebal yang juga berwarna merah dan bergambar lambang Manchester United.
Rasanya sangat dingin malam itu sehingga dia menutup rapat-rapat tubuhnya dengan selimut tebal. Di balik selimut, Arsen terus menggigil kedinginan dan merasakan tulang-tulang tubuhnya yang terasa sangat kesakitan.
Mungkin udara dingin malam itu merasuk ke dalam tubuh Arsen, sehingga rasanya seperti ada yang menusuk tulang-tulangnya.
Tetapi, sakit yang dirasakan oleh tulang-tulang tubuhnya malam itu nampaknya lebih dari sekedar sakit karena ditusuk-tusuk oleh udara dingin. Entah kenapa rasanya tulang-tulangnya benar-benar sangat kesakitan.
"Aduuuh!" Arsen terus mengerang kesakitan karena tulangnya seperti ditusuk-tusuk.
Saat kesakitan seperti itu, entah kenapa di pikirannya malah tiba-tiba muncul siluet seseorang. Tiba-tiba, Arsen malah mengingat siluet Pelangi yang sedang tersenyum kepadanya saat sore tadi.
Kemudian, Arsen malah jadi mengingat-ngingat kejadian sore tadi, saat Pelangi dan dirinya akhirnya berteman. Rasanya aneh sekali. Ya, sangat aneh.
Arsen yang lebih senang mencari musuh daripada teman kini malahan berteman dengan seorang gadis buta. Yang lebih aneh lagi karena begitu mengingat Pelangi, entah kenapa rasa sakitnya tiba-tiba berkurang. Dia bisa melupakan rasa sakitnya saat dia terus mengingat Pelangi.
*****
Jangan lupa vote, follow, sama komentar aja
-XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Blind Rainbow
Teen Fiction[Teen Fiction] Follow dulu, baru dibaca. "Awal pertemuan kita bagai takdir. Antara aku dan dirimu seperti terikat oleh seutas benang tak kasat mata yang disebut kebetulan. Kita dengan semua perbedaan yang ada bertemu dalam keadaan tidak terduga. Da...