Bab 34

5.5K 354 6
                                    

Arsen keluar dari klub malam. Dia berjalan agak sempoyongan karena efek minuman beralkohol yang tadi dia minum.

Namun, karena sudah terbiasa meminum minuman beralkohol, maka Arsen tidak terlalu sulit untuk menghadapi kondisi badannya itu. Dia bisa mengontrol badannya dan masih bisa mengendarai motor untuk pulang ke rumahnya.

Dia pun bergegas pergi ke tempat parkir untuk mengambil motornya. Saat dia baru saja ingin naik ke atas motornya, ada seseorang yang tiba-tiba menepuk bahunya dari belakang.

"Woiii! Berhenti lo!" Ucap orang tersebut dengan nada bicara yang kasar.

Arsen sontak menoleh ke belakang dan dia mendapati lima orang berbadan besar yang berbaju hitam-hitam berdiri tepat di belakang dirinya.

"Siapa lo semua? Ada urusan apa lo semua sama gue?"

"Lo gak perlu tahu siapa kita. Sekarang ikut gue!" Ucap salah seorang yang nampak seperti pimpinan dari kawanan orang berbaju hitam-hitam itu.

Setelah orang itu selesai bicara, empat orang lainnya pun langsung mengelilingi diri Arsen dan mencoba menghadang Arsen agar dia tidak bisa melarikan diri.

Dua orang di antara mereka juga langsung memegangi erat kedua lengan Arsen. Satu orang menggenggam lengan kanannya dan satu orang lainnya menggenggam lengan kirinya.

Setelah itu, kawanan itu pergi dengan menyeret paksa Arsen ke sebuah area sepi yang berada di belakang tempat parkir itu.

Setelah penyeretan paksa oleh orang-orang tersebut, Arsen pun sontak tersadar kalau orang-orang yang mengelilinginya ini punya maksud tidak baik terhadapnya.

"Lo semua orang suruhannya siapa? Gue punya banyak musuh. Jadi, pasti lo semua ini orang yang disuruh sama musuh gue itu kan?" Ucap Arsen sambil mengambil posisi kuda-kuda nya. Dia tidak akan membiarkan orang-orang ini menyentuh tubuhnya sedikit pun.

"Woi, gak usah banyak bacot lo!" Gertak pimpinan mereka untuk membuat Arsen takut.

"Woi lo berempat, cepet HAJAR orang ini biar dia gak banyak bacot lagi." Ucap pimpinan itu lagi sebagai pertanda bahwa sudah saatnya mengeroyok Arsen.

Setelah pimpinan para penjahat itu selesai memberikan komando, satu tinju pun langsung dilayangkan dengan cepat ke perut Arsen oleh seseorang yang berdiri tepat di hadapannya. Tinju itu sontak membuat badan Arsen yang lemas terhuyung ke belakang.

Arsen nyaris jatuh akibat tinju itu. Untungnya dia masih bisa bertahan. Setelah satu tinju itu dilayangkan kepadanya, dia pun mencoba memberontak dan melawan.

Tinju demi tinju serta tendangan demi tendangan dia layangkan kepada orang yang tadi meninjunya itu. Sontak orang yang tadi meninjunya itu pun tak kuasa menahan serangan yang datang dari Arsen.

Dia hanya bisa menerima satu persatu serangan yang cepat itu tanpa balasan dan kemudian jatuh tersungkur ke atas aspal.

Melihat seorang teman mereka terkapar, maka para anggota lainnya pun menjadi sangat geram kepada Arsen. Mereka langsung meninju dan juga menendang Arsen dengan penuh amarah.

Arsen mencoba melawan semua serangan itu, namun nampaknya perlawanannya tidak berhasil. Apalah daya, jumlah mereka terlalu banyak. Arsentidak bisa menandingi kekuatan mereka karena dirinya hanya sendirian saat itu. Dia benar-benar dikeroyok!

Kini tubuh Arsen benar-benar ambruk. Dirinya jatuh meluruh ke atas aspal jalan. Dia pun hanya bisa meringkuk di atas aspal jalan yang dingin itu.

Sekarang ini, dia hanya bisa menahan rasa sakit akibat serangan-serangan yang dilayangkan bertubi-tubi kepada dirinya. Wajahnya bersimbah darah dan tubuhnya penuh dengan luka dan lebam. Dirinya benar-benar hancur saat itu.

Di saat-saat kritis seperti itu, entah kenapa otaknya kembali memutar memori-memori beberapa saat yang lalu sebelum kejadian pemukulan itu. Memori saat dia tidak menghiraukan Adit yang terus saja mengetuk pintu kamarnya, memori saat dia bertengkar hebat dengan ibunya, dan memori saat dia membatalkan janjinya kepada Pelangi muncul secara tidak terduga dalam pikirannya.

Semua ingatan itu muncul dan entah kenapa hati kecilnya merasa sangat tidak ingin kehilangan orang-orang itu. Dia masih ingin melihat wajah mereka dan masih ingin mendengar suara mereka.

Dia tidak ingin mati sekarang. Ya, dia tidak ingin mati. Namun, fisiknya seakan tidak bisa mengikuti perintah batinnya. Fisiknya tidak bisa mendengar suara hati kecilnya.

Tubuhnya yang lemah sepertinya tidak bisa lagi bertahan. Pandangan Arsen pun mulai kabur dan perlahan demi perlahan kelopak mata itu mulai menutup.

Dengan langkah tergesa-gesa, Donny dan Randy datang menghampiri tempat kejadian. Mereka ingin melihat hasil pekerjaan orang-orang yang telah mereka bayar untuk memukuli Arsen.

"Ckckck... Bagus! Kerja yang bagus!" Puji Donny begitu melihat Arsen terkapar tak berdaya.

"Tapi, Bos. Ini anak orang udah mati atau masih hidup ya, Bos?" Tanya Randy seraya membungkukkan badannya dan mencoba mengamati tubuh Arsen.

"Gue gak peduli dia mati atau hidup. Yang jelas sekarang kita semua harus kabur dari tempat ini. Jangan sampai ninggalin jejak apapun. Ngerti lo semua?"

"NGERTI BOS!" Ucap Randy dan kawanan orang suruhan itu bersamaan.

*****

Jangan lupa vote, follow, sama komentar

-XOXO

[END] Blind RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang