Bab 32

5.9K 394 0
                                    

Arsen pergi ke suatu tempat. Pokoknya malam ini dia harus membatalkan janjinya kepada orang itu. Sudah tidak banyak lagi waktu yang dia punya untuk mewujudkan janji-janji indah itu.

Oleh karena itu, Arsen memutuskan untuk membatalkan semua janjinya dan membiarkan dirinya hidup dalam kebiasaan yang sudah lama melekat pada dirinya. Tidak perlu ada yang berubah karena memang takdir pun sudah menentukan seperti itu.

"Tok! Tok! Tok!" Pintu itu diketuk oleh Arsen dari luar.

Seseorang pun langsung membukakan pintu itu. Setelah melihat Arsen berdiri di luar pintu, orang itu pun langsung menyambutnya dengan ramah.

"Eh, Nak Arsen. Ibu kaget sekali kamu datang malam-malam begini. Ada perlu apa ya, Nak? Apa kamu mau bertemu dengan Pelangi?"

"Iya, Bu. Saya mau ketemu sama Pelangi sebentar. Orangnya belum tidur kan, Bu?" Jawab Arsen dengan nada bicara yang juga ramah.

Walaupun dirinya sedang kesal akibat pertengkaran dengan mamanya tadi, tetapi jika menanggapi orang seperti bu Mira yang super ramah seperti itu, mana mungkin Arsen akan terbawa emosi dan jadi berbicara kasar kepadanya.

Sementara itu, meskipun Arsen berusaha untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa pada dirinya, namun bu Mira yang notabene sudah sering menghadapi berbagai sikap dan perilaku anak-anak yang ada di panti asuhan dapat dengan jelas melihat ekspresi wajah Arsenyang nampak muram.

Apalagi, wajahnya yang pucat pasi semakin memperburuk raut wajahnya. Bu Mira berpikir kalau ada sesuatu yang tidak beres pada sosok yang sekarang ini sedang berdiri di hadapannya.

"Oh, belum kok. Pelangi belum tidur. Ayo silahkan masuk, Nak Arsen." Ucap bu Mira setelah memandang sekilas raut wajah Arsen.

"Iya, bu. Terima kasih."

Bu Mira pun mengajak Arsen masuk ke ruang tamu panti asuhan itu dan menyilakan dirinya duduk di kursi tamu yang ada di ruang itu. Setelah dipersilakan duduk, bu Mira segera pergi untuk memanggil Pelangi.

Sementara itu, setelah bu Mira beranjak pergi, beberapa anak panti asuhan berusaha mengintip-intip ke ruang tamu dari balik tembok yang menjadi pembatas antara ruang tamu dengan ruang keluarga. Ada sekitar 3 orang anak yang berusaha mengintip dari balik tembok itu dengan berdiri membentuk sebuah barisan di belakang tembok itu.

Mereka adalah Reza, Dodo, dan Dina. Mereka hendak mengetahui siapa sebenarnya tamu yang datang malam-malam seperti itu. Begitu berhasil mengintip dan mengetahui tamu malam itu, mata mereka bertiga pun sontak terbelalak karena kaget sekaligus senang melihat kedatangan Arsen.

Tentunya mereka sangat senang karena orang yang beberapa saat lalu sempat memberi mereka uang dan secara tidak langsung mentraktir mereka makan-makan ternyata sekarang datang lagi.

"Wah, itu Kak Arsen!" Bisik Dina kepada Dodo dan Reza sambil merekahkan senyumnya.

"Asyiiik! Jangan-jangan kita bakalan dikasih uang lagi sama Kak Arsen! Hehe!" Sekarang gantian Dodo yang berbisik diikuti dengan tawa yang sangat amat pelan.

"Aduuuh! Aku gak kelihatan nih!" Sementara itu, Reza yang berdiri di barisan paling belakang terus mengeluh karena dia tidak dapat dengan jelas melihat Arsen.

Bu Mira yang beberapa saat kemudian datang dengan menuntun serta Pelangi di sampingnya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah ketiga anak tersebut.

Bu Mira yang saat ini berdiri di belakang mereka pun bersiap mengambil tindakan kepada ketiga anak tersebut agar mereka tidak sampai mengganggu Arsen yang saat itu nampak sangat muram.

Bu Mira segera menepuk-nepuk bahu Reza yang berdiri di barisan paling belakang. Reza menengok dan dia kaget karena melihat bu Mira kini tepat berdiri di hadapannya. Setelah kekagetan Reza tersebut, bu Mira pun meletakkan jari telunjuknya tepat di bibirnya sebagai pertanda agar Reza jangan sampai mengeluarkan suara apapun.

[END] Blind RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang