Bab 7

10.9K 737 0
                                        

Sekarang Adit dan Pelangi sudah berada di  ruang tengah  rumah panti asuhan itu. Ruang tengah itu biasanya dijadikan tempat berkumpul bagi anak-anak panti asuhan.

Mereka biasanya berkumpul di sana untuk menonton televisi, bersantai, ataupun sekedar untuk mengobrol. Namun, hari ini ruang itu nampak sepi. Hanya ada Pelangi dan Adit yang duduk di kursi ruang tengah itu untuk mengobrol dan mengenang masa lalu.

"Kok tumben sih panti asuhan ini sepi? Biasanya ramai banget. Banyak anak-anak yang berkeliaran dan lari-larian ke sana ke sini." Ucap Adit memulai pembicaraan.

"Oh, anak-anak yang lain sedang pergi ke acara amal sebuah perusahaan. Perusahaan itu mau memberikan sumbangan untuk panti asuhan ini."

"Terus, kenapa lo gak ikut?"

"Hmm... Karena aku emang gak bisa ikut."

"Ya kenapa? Kenapa gak bisa? Kenapa lo harus ditinggal sendirian di sini?" Ucap Adit yang nampak kesal karena sepertinya Pelangi telah diperlakukan berbeda.

"Dulu waktu ikut acara seperti itu, aku pernah hilang. Semua orang sampai bingung nyari aku. Karena mataku udah gak bisa ngelihat lagi, makanya aku hilang di kerumunan banyak orang pada saat itu. Jadi, kalau ada acara seperti itu lagi, aku memutuskan untuk tidak ikut saja. Daripada aku merepotkan semua orang." Kata Pelangi dengan nada yang lembut.

Melihat Pelangi berbicara seperti itu, Adit nampak sedih. Dia tertegun. Tanpa Pelangi sadari, Adit pun memandangi Pelangi. Dia melihat bola mata Pelangi yang indah. Bola mata berwarna coklat itu indah

"Kenapa sih? Kenapa penglihatan lo tiba-tiba menghilang? Kenapa lo gak bisa ngelihat seperti dulu? Apa sebenarnya yang terjadi?" Kata Adit yang tiba-tiba melontarkan banyak pertanyaan kepada Pelangi dengan nada cemas.

Dari raut wajahnya, Adit nampak tidak terima melihat kebutaan Pelangi yang sangat tidak terduga sama sekali olehnya.

"Hari itu aku sedang berjalan sendirian di tengah hujan. Saat aku berjalan, tiba-tiba aku ditabrak sebuah mobil yang sedang melaju sangat kencang. Setelah tabrakan itu, aku pun gak sadarkan diri lagi. Begitu aku terbangun, tiba-tiba semuanya sudah begini. Gelap dan tidak terlihat apa-apa lagi. Dokter bilang ada kerusakan di kornea mataku saat aku kecelakaan. Sejak saat itu aku sadar kalau hidupku akan berubah. Ya, mulai hari itu aku buta."

*****

Arsen sedang memainkan gitar di kamarnya. Dia memetik gitar kesayangan berwarna merahnya itu sambil duduk di atas tempat tidur.

"Jreng!" Bunyi nada pertama yang dia petik adalah A minor.

"Jreng!" Bunyi nada kedua yang dia petik adalah bunyi nada D minor.

Setelah memetik gitarnya itu, Arsen pun nampak menggambar not-not balok di atas sehelai kertas putih. Nampaknya Arsen sedang mencoba menciptakan sebuah lagu.

Beberapa menit pun berlalu. Dia menghabiskannya dengan terus memetik gitar dan terus menggambar-gambar not balok.

"Jreng, jreng, jreng!" Tiba-tiba terdengar nada dan irama yang sangat kacau dari gitar tersebut.

Arsen yang sedang sangat kesal memetik gitarnya dengan asal-asalan sehingga menimbulkan suara yang kacau seperti itu.

Arsen pun meremas kertas yang tadi sudah dia gambari oleh not-not balok. Dia meremas kertas itu hingga kertas itu lecek dan membentuk bulatan seperti sebuah bola. Setelah itu, Arsen pun melempar kertas itu ke atas lantai.

"Selalu aja gak bisa." Gumam Arsen kepada dirinya sendiri. Dia kesal karena dia selalu saja tidak bisa menulis lagu dengan benar.

*****

"Di sini Ngi! Di sini!" Ucap Adit kepada Pelangi sembari terus menuntun Pelangi berjalan dengan hati-hati.

"Apakah di sini? Apa kita benar-benar sudah sampai di rumah Kakak?" Tanya Pelangi.

"Iya. Kita sudah sampai. Ayo kita masuk dulu." Kata Adit.

"Ya, baiklah." Sahut Pelangi cepat.

Adit pun menggandeng tangan Pelangi dan segera menuntunnya ke ruang keluarga.

"Lo duduk di sini dulu ya, Ngi." Kata Adit sambil membantu Pelangi duduk di sofa berwarna putih yang ada di ruang keluarga.

"Oh iya, lo tunggu sebentar di sini ya, Ngi. Ada sesuatu yang harus gue lakuin dulu."

"Apa? Memangnya Kak Adit mau ngapain?"

"Yaaah, pokoknya ada deh. Gue punya sebuah kejutan untuk lo. Makanya tunggu yang sabar ya di sini. Jangan ke mana-mana. Oke?"

"Oh, iya. Oke!"

Setelah Pelangi setuju untuk ditinggal sendiri, Adit pun kemudian buru-buru pergi untuk melakukan sesuatu. Dia akan membuat Pelangi terkejut.

*****

Jangan lupa vote, follow, sama komentar jugaa

-XOXO

[END] Blind RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang