👉👇👇👇👇👇👈
Sehun yang masih terlelap akhirnya terbangun karena mendengar suara berisik dari benda yang terjatuh karena tak sengaja disenggol Jieun, dia terkejut melihat Jieun yang ada dikamar itu, Jieun berusaha menghapus air matanya, namun tetap saja air mata itu terus berlomba untuk keluar, dan saat Jieun ingin meninggalkan tempat itu, Sehun berhasil menahan pergelangan tangannya
“Jieun tunggu..” tahan Sehun, dan memutarkan tubuh Jieun menjadi menghadapnya
“Ji, aku.. aku minta maaf” lirih Sehun memegang kedua pipi Jieun sembari menghapus air mata Jieun
“kenapa Hun? Kenapa kamu kembali lagi? Kenapa kamu hadir lagi dihadapan aku Sehun, kenapa?” isak tangis Jieun semakin terdengar, Sehun menariknya untuk turun kebawah agar Daniel tak mendengar pertengkaran yang akan dimulai ayah dan bundanya
“Ji maaf, aku menyesal” ucap Sehun memegang tangan Jieun
“lepas Hun, maaf kamu itu gak akan pernah aku terima, kamu udah buat aku malu Hun, buat aku sengsara, aku menanggung semua beban yang kamu buat.. sekarang apa, kamu menyesal? Kamu menyesal karena apa Hun? Aku gak akan ganggu hidup kamu lagi, aku akan menjauh dari kehidupan kamu, itu yang kamu minta dulu kan Hun!” emosi Jieun makin memuncak, tangisnya makin menjadi ia tak kuat bila harus melihat Sehun kembali lagi dikehidupan barunya
“tapi aku mau kita mengulang semua dari awal, antara kamu aku dan anak kita”
“dia anak aku, bukan anak kamu, dan tidak akan pernah menjadi anak kamu Hun. Seenaknya aja kamu bilang dia anak kamu, kamu ingat kejadian dulu Hun, kejadian dimana kamu mempermalukan aku didepan sahabat kamu itu, kamu menyuruhku buat membunuh dia kan Hun, sekarang apa, kamu mengakuinya.. kamu itu gak pantas disebut ayah sama anak aku..” bentak Jieun
“Ji, plis, kejadian dulu jangan diungkit lagi, aku tau aku salah, aku hanya ingin kamu memaafkan aku aja Ji, maafin aku Ji maaf” tukas Sehun yang kini melemah dan tak terasa air matanya terjatuh
“enggak, itu gak akan pernah terjadi, aku gak akan memaafkan kesalahan yang dulu kamu buat, kamu gak tau betapa sakitnya aku kan, Hun? Lihat Hun, aku berhasil, aku berhasil membesarkan dia dengan sendirinya, tanpa kamu”
“harus gimana lagi aku minta maaf ke kamu Ji, aku mohon maafin aku..” lirih Sehun memeluk Jieun, dengan cepat Jieun melepas pelukan Sehun dengan kasar
“ternyata selama ini kamu bersama Daniel, aku gak akan membiarkan itu terjadi lagi, aku benci kamu, pergi kamu dari rumahku Hun, pergiii” usir Jieun yang sudah tak tahan lagi
“tapi Ji, aku…….”
“PERGIII..” bentak Jieun, Sehun hanya menunduk dan berjalan gontai kearah pintu, langkahnya terhenti, air matanya kembali jatuh
“Ayahh..” pekik seorang anak kecil yang ada di anak tangga tersebut, ia turun dan menghampiri Sehun..
kini Sehun makin merasah bersalah, anak yang semula ia temui ditrotoar, anak yang membuatnya jengkel, anak yang mengisi harinya, anak yang ia baru tahu bahwa itu anaknya, kini memanggil namanya dengan sebutan ayah, apa dia mendengar semua pembicaraan Sehun dan Jieun yang terbilang sangat keras? Atau dia hanya tidak ingin kehilangan orang yang ia cintai saat ini?
“enggak Daniel, dia bukan ayah kamu, ayah kamu sudah mati.. dia hanya orang lain yang udah ganggu kehidupan kita” kata Jieun menarik tangan anaknya menjauh dari Sehun, Sehun hanya bisa bergeming, ia tak mampu berbuat apa apa untuk sekarang ini.
“enggak nda, dia ayah Daniel, dia yang selalu buat Daniel tersenyum, Daniel sayang sama ayah.. lepas nda Daniel mau peluk ayah” berontak Daniel yang berusaha melepas genggaman Jieun
“DANIEL DIA BUKAN AYAH KAMU!!” bentak Jieun mengguncang guncangkan bahu Daniel, Daniel hanya menangis mendengar bentakan kasar dari bundanya
“Cukup Ji, aku akan pergi, tapi jangan pernah kamu ngebentak Daniel lagi..” kata Sehun dengan nada tinggi lalu menghampiri Jieun dan Daniel, Jieun tersenyum kecut
“tau apa kamu, dia anak aku, terserah aku mau berbuat apa sama dia.. aku yang ngerawat dia dari kecil, kamu Cuma bisa apa Hun, kamu Cuma bisa berbuat sajakan, terus kamu tinggalkan..” bentak Jieun tepat dihadapan Sehun,
PLAK satu tamparan mendarat dipipi mulus Jieun, Jieun kembali terisak sambil memegangi pipinya
“puas kamu Hun, puaskan.. sekarang aku minta kamu pergi dari sini, pergi dari kehidupan anak aku.. PERGII” marah Jieun kembali mengusir Sehun
“nda, Daniel mau sama ayah nda, jangan usir ayah nda”
“Daniel, kamu pernah bilang sama bunda, kalau kamu gak akan biarin orang nyakiti bunda orang yang buat bunda nangis, kamu tau, dia yang sering nyakitin bunda, buat bunda nangis..” ucap Jieun menunjuk nunjuk wajah Sehun
“Daniel mohon sama nda, Daniel mau ayah ada disini, Daniel mau ayah bobok sama Daniel, Daniel mau ayah ada didekat Daniel, plis nda, Daniel sayang sama ayah sayang sama nda.. Daniel mohon” Daniel memeluk pinggang Jieun, membujuk Jieun agar Sehun menginap bersamannya.
Jieun hanya mampu membuang muka kearah lain, menyembunyikan tangisnya dari anaknya itu
“yuk yah, kita bobok lagi..” ajak Daniel menarik tangan Sehun,
Sehun menatap anaknya itu sedangkan Jieun, ia berlari kecil kekamarnya dan BRAK sekuat tenaga ia membanting pintu kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Hurt (Sehun - Jieun) (✔)
Fanfiction"KAKAK.." teriak seorang gadis mungil yang umurnya kira kira 20 tahun, dia berteriak sambil nangis terisak dengan rambutnya yang berantakan dan wajah cantiknya yang kini menjadi pucat, ia berlari kecil dan langsung menghambur memeluk kakaknya. "hey...