👉👇👇👇👇👇👈
“ayah? Bukannya ayah kamu sudah mati..?” tanya Lay, Daniel menatapnya sinis
“ayah gak akan pernah mati..” ketusnya tajam, Lay hanya bingung menanggapinya,
Karena setahunya, Jieun bilang ayah Daniel sudah tidak ada lagi didunia, bahkan dia tidak tau kalau sebenarnya yang bersama Danial, yang dianggapnya hanya teman Jieun, Sehun! Itu ayah Daniel, ia tidak tau itu
“Ji, apa maksudnya? kamu pernah bilang kalau ayahnya sudah tidak ada lagikan?” kini Lay beralih bertanya kepada Jieun, belum sempat Jieun menjawab, Lay langsung menariknya paksa menuju taman rumah sakit,
Sedangkan Daniel masih termenung, ia segera turun dari ranjangnya dan pergi mencari Sehun dengan jalan yang masih gontai, wajah yang masih pucat, ia kembali mengulang hal itu, pergi mencari sang ayah.
“sampai kapanpun, Daniel gak akan biarkan ayah pergi, sampai kapanpun Daniel akan terus menyusul ayah……” lirihnya dan berjalan terus menuju koridor koridor rumah sakit
“jadi… jadi dia itu ayah Daniel, kenapa kamu gak pernah bilang Ji? Kenapa?” bentak Lay saat mereka sudah ditaman
“aku emang gak mau mengakuinya lagi, kamu tau, dia itu belum sah menjadi suami aku..”
“jadi maksud kamu……” gantung Lay saat mengetahui asal usul Daniel.
“iya, aku emang mengandungnya tanpa seorang ayah, dia pergi begitu aja, aku sakit hati, makanya aku gak pernah mengakuinya sebagai ayah Daniel, gak pernah memaafkan kesalahannya, kejadian dulu masih teringat difikiranku, kamu sudah taukan aslinya aku gimana, aku tau kamu malukan, maaf kalau selama ini aku menyembunyikan itu semua dari kamu..” jelas Jieun dan kembali terisak, Lay hanya menunduk mendengar penjelasan Jieun, ia segera memeluk Jieun yang masih bergeming dan menangis itu
👉Anak kecil itu masih berjalan mencari sosok ayahnya, namun tetap saja tak ada hasilnya, ia menyapu ke semua penjuru manusia yang sedang memasuki ruangan mereka, menyapu pandangan semua ruangan, ia mendengar tangisan bundanya kemarin, ia mendengar bahwa Sehun telah dirawat disini.
Akhirnya ia melihat orang yang tak asing lagi baginya yang baru saja keluar dari salah satu ruang UGD, Daniel berhenti saat orang itu menjauh, lalu Daniel memasuki ruangan itu,Dilihatnya pemuda yang selama ini memberinya senyuman sedang terbaring lemah dengan alat alat yang semula pernah menempel ditubuhnya, ia mendekat tak salah lagi dia orangnya, air matanya jatuh saat melihat pemuda ini tengah berbaring lemah, kenapa?
Kenapa pemuda ini tak sekuat iron man, kenapa pemuda ini tak memeluknya lagi? Kenapa pemuda ini masih terbaring dikasur ini.
“ayah…” lirihnya memegang tangan Sehun, ia memeluk Sehun dengan sangat hati hati, Daniel takut ayahnya terluka lagi
“maafin Daniel, yah” Daniel mulai mencium kening Sehun, memegang kedua pipi Sehun dengan kedua tangan mungilnya
“satu yang Daniel inginkan, Daniel ingin ayah membalas ciuman Daniel…” kembali ia berbicara sendiri, kini kepalanya ia letakan didada bidang Sehun, tak ada reaksi dari Sehun, matanya terpejam, mulutnya membungkam, wajahnya tak bereaksi sedikit pun.
Seseorang disana mendengar semua ucapan Daniel, awalnya ia terkejut saat melihat anak kecil sedang berbaring didada bidang adiknya, ya dia In Na, In Na keluar hanya menebus obatnya saja, ia menangis setelah mendengar ucapan Daniel barusan, tidak dipercaya ia mempunyai keponakan yang sangat pintar.
“suatu hari nanti, Daniel pasti akan merasakan ciuman ayah..” ujarnya dan mendekat kearah Daniel
“tante…” Daniel menjauh dari Sehun dan menunduk
“hei kamu kenapa sayang?” tanya In Na saat melihat Daniel yang sepertinya ketakutan
“maafin Daniel tan, karena Daniel ayah jadi seperti ini, Daniel jahat sama ayah tan, maafin Daniel” jawabnya, In Na menghambur memeluknya
“ini bukan salah kamu..” lirihnya tepat ditelinga Daniel
Jieun memasuki ruangan anaknya, ia tak melihat keberadaan Daniel disana, ia sangat kaget saat melihat infusan yang terlepas begitu saja dari tangan Daniel…
“Lay, Daniel kemana?” tanya Jieun
“aku gak tau Ji, sedari tadi aku kan bersama kamu” jawab Lay,
Jieun teringat akan sesuatu, ia segera berlari kesuatu ruangan yang sudah tak asing lagi, karena emang setiap pagi ia selalu melewati ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Hurt (Sehun - Jieun) (✔)
Fanfiction"KAKAK.." teriak seorang gadis mungil yang umurnya kira kira 20 tahun, dia berteriak sambil nangis terisak dengan rambutnya yang berantakan dan wajah cantiknya yang kini menjadi pucat, ia berlari kecil dan langsung menghambur memeluk kakaknya. "hey...