👇👇👇👇👇
“Hun kamu gak apa kan, astaga luka kamu.. aku obatin ya..” ucap Jieun dan ini tanpa sadar memegangi pipi Sehun dan menuntun Sehun ke ruang tengah, sedangkan Lay hanya kesal dan segera pergi dari situ.
“ini nda kotaknya” Daniel memberi kotak p3k kepada Jieun, Jieun mengambil kotak itu dan mulai mengompres luka lebam Sehun dengan alkohol
“aww Ji sakitt, pelan pelan” rintih Sehun dan tak sengaja tangannya memegang tangan Jieun, mereka bertatapan lama
“Sehun, aku enggak pernah tau, enggak pernah tau ternyata selama ini kamu yang memberikan mata indah itu untuk Daniel, aku sekarang sadar, Daniel memiliki mata itu dari kamu, kamu…” batin Jieun,
matanya memerah dan akhirnya air mata itu sukses jatuh dan menganai tangan Sehun, Sehun mendekatkan wajahnya dan Cup~…
Dengan sangat hati hati Sehun mencium kening Jieun dengan tampang watadosnya, Sehun mulai menghapus air mata Jieun dengan punggung tangannya, membelai manis pipi Jieun dan……
PLAK *aw* sekarang Jieun sudah sadar dan sadarnya parah, ia menampar wajah Sehun dengan sangat kuatnya dan namparnya itu tepat dibogeman Lay tadi *aish ntah apa tuh rasanya*
“aww Ji, kok ditampar sih?” tanya Sehun memegangi pipinya
“kamu mau kurang ajar ya sama aku, masih untung aku obatin luka kamu..” marah Jieun dan berlalu mengambil tasnya dimeja makan dan cus pergi kekantor, sedangkan Sehun masih meringis kesakitan, kini sudut bibirnya kembali mengeluarkan darah.
“Loh ayah, nda mana?” tanya Daniel yang sedari tadi dikamar, sengaja biar ninggalin ayah dan bundanya
“tau tuh, kekantor kali.. malah sakit banget nih bekasnya” dumel Sehun
👉JIEUN
kurang ajar banget sih, masih untung gue obatin tuh luka eh malah ngelus ngelus pipi gue, eh tapi kangen juga sih belaian nya hihi.
“Jieun, tunggu!” seseorang dibelakangku mencegat jalanku, ia segera menghampiri aku yang masih bergeming
“ada apa kak?” tanyaku dan menghadap ke kak Min Seok yang wajahnya terlihat…… menakutkan
“Sehun ada dirumah kamu kan..?” tanyanya.
Aduh sepertinya dia ingin marah, siapa sih yang mengadu ini, aku diam sejenak dan dengan cepat kak Min Seok menarik tanganku menuju parkiran
View Off“Jieun, udah berapa kali kakak bilang hah! Kamu jangan pernah berhubungan lagi dengan bajing*an itu..” bentak Min Seok
“Kak, Jieun itu gak pernah berhubungan lagi dengan dia, Jieun gak tau kenapa dia bisa bersama Daniel, Jieun gak tau kak, kenapa sih kakak selalu nyalahin Jieun, Jieun tau Jieun memang adek yang jahat, sebenarnya kakak malu kan punya adek kayak Jieun, adek yang hamil diluar nikah, adek yang punya anak tapi gak punya ayah, iya kan kak, jawab kak!!!” kini air mata Jieun mulai jatuh lagi, entah berapa kali dalam sehari Jieun mengeluarkan air matanya, wajahnya kini sudah pucat,
Min Seok mengangkat tangannya bermaksud akan menampar Jieun, namun seseorang menahannya
“kak jangan..” ucap seseorang yang sedang menggandeng anak kecil dengan tangan satunya membawa map berisi berkas berkas penting, Min Seok segera mengalihkan pandangannya kearah orang itu, wajahnya kini sudah merah padam, merah bukan karena malu, tapi karena marah terhadap orang itu dan juga adiknya
“ternyata lo, masih hidup juga lo hah!, eh pengecut kayak lo udah gak pantes lagi hidup didunia ini, lo itu udah mempermalukan adek gue, lo mempermalukan keluarga gue, br*ngs*k lo” dan karena emosi kembali Sehun mendapatkan pukulan berulang kali dari Min Seok, Sehun hanya diam, wajah dan perut jadi bahan emosi Min Seok.
“Kak cukup kak, jangan pukul Sehun lagi..” lerai Jieun, Jieun memeluk tubuh Sehun erat sekali, Min Seok berdecak dan segera pergi, setelah Jieun melihat kakaknya sudah tak ada disana lagi, ia segera melepas pelukannya dan pergi,
HAP.. Sehun menahan pergelangan tangan Jieun, Sehun tersenyum dan memberikan berkas penting punya Jieun yang tertinggal dirumah tadi, Jieun mengambilnya kasar dan berlalu meninggalkan dua anak dan ayah itu. percuma!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Hurt (Sehun - Jieun) (✔)
Fanfiction"KAKAK.." teriak seorang gadis mungil yang umurnya kira kira 20 tahun, dia berteriak sambil nangis terisak dengan rambutnya yang berantakan dan wajah cantiknya yang kini menjadi pucat, ia berlari kecil dan langsung menghambur memeluk kakaknya. "hey...