0.7 Crying

3.4K 126 0
                                        


" Ketika seorang wanita menangis, cukup berikan pelukan dan biarkan bajumu basah karna air matanya."

-Alfy Nararya Puta-

Alfy berbaris di barisan kelas XI IPS 2. Memang bukan barisan kelasnya, tapi Alfy ingin berbaris disana. Setelah mencocokkan hati dan pikirannya semalaman kemarin, Alfy kemudian meyakinkan dirinya bahwa ia sudah suka dari saat ia melihat Dara pertama kali.

Love at first sight ehh? Karna alasan itu juga ia nekat baris di barisan kelas Dara. Memanfaatkan kedekatannya dengan Rey --salah satu murid kelas XI IPS 2--, Alfy dengan santai baris disamping Rey.

Saat murid lain menatapnya, Alfy hanya mengedikan bahu kemudian merangkul Rey. Rey juga bingung dengan kelakuan Alfy. Sebelumnya, cowok itu tidak mengatakan bahwa ia akan baris disampingnya. Tapi, itu bukan masalah bagi Rey.

Alfy yang sudah berdiri lebih dari lima belas menit di barisan kelas XI IPS 2. Tapi Dara, alasan utamanya baris disini tidak kunjung terlihat. Apa mungkin dia telat, ya? Batinnya.

Saat mata Alfy masih liar mencari keberadaan Dara, seseorang menepuk bahunya. Alfy dengan kasar menepis tangan itu dari bahunya. Orang itu lalu berdehem.

Alfy yang sepertinya mengenal suara deheman tersebut menoleh. Sesaat kemudian ia nyengir mengangkat dua jarinya yang membentuk huruf V.

" Ehh bapak... apa kabar pak?" sapa Alfy sok ramah. Pak Rusli lalu menjitak kening Alfy yang menimbulkan gelak tawa dari murid lain yang melihat.

Sedangkan Alfy mengelus keningnya sambil merutuk dalam hati. Upacara memang belum dimulai, Pak Rusli biasanya akan berkeliling barisan para murid guna mencari murid yang melanggar aturan.

" Sana baris di depan!" Ucap Pak Rusli menyuruh Alfy baris dibarisan murid yang melanggar. Alfy mendengus, hancur sudah harapannya bertemu Dara sekarang.

" Tapi saya make atribut lengkap pak. Masa dihukum?" Jawab Alfy dengan tatapan melas. Pak Rusli tidak peduli, ia sudah mengenal murid seperti Alfy. Walaupun Alfy bukan langganan ruang BP.

" Nggak ada tapi-tapian! Sana ke depan!" tandas Pak Rusli. Alfy pasrah, ia kemudian maju dan berjalan menuju barisan murid yang melanggar aturan. Ia lalu baris dibarisan paling belakang.

Upacara dimulai, namun Alfy tidak peduli dengan rangkaian acara yang menurutnya membosankan itu. Ia terus mencari keberadaan Dara. Tapi tidak menemukan Dara sampai Upacara selesai.

Alfy menghembuskan nafasnya. Mungkin nanti ia akan bertemu Dara. Lagi pula, ia tidak bisa langsung gas begitu saja. Ia juga masih sedikit ragu dengan perasaannya.

Ini yang kedua kalinya Alfy tertarik dengan seorang perempuan. Itupun yang pertama sudah lama. Saat ia masih SMP kalau Alfy tidak salah.

Setelah upacara dibubarkan, Alfy berniat kembali ke kelasnya. Membuat PR Fisika yang kemarin tidak sempat ia kerjakan. Ia sibuk bermain game kemarin. Baru saja Alfy akan pergi ke kelas, ia dan teman-teman yang melanggar aturan dipanggil oleh Pak Rusli.

Alfy berdecak, pasti ia akan dihukum sekarang. Merasa tidak ada yang bisa ia lakukan selain melangkah ke arah Pak Rusli, Alfy pun pasrah. Begitu juga dengan teman-temannya.

Mereka berjalan gontai, sudah kehilangan semangat. Pak Rusli tidak akan mengampuni mereka, karna Pak Rusli terkenal sadis dalam memberi hukuman.

Alfy berjalan gontai dengan kepala yang ditundukkan. Ia terus merutuk dalam hati. Hanya karna ingin melihat Dara, ia harus dihukum seperti ini. Mending juga kalau ia bertemu Dara.

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang