0.8 Rooftop

3.3K 128 1
                                    


" Haters make me famous."

-Dara Maharani-

" Lo mau nemenin gue?"

Dara juga sedikit bingung dengan dirinya yang mengajak Alfy ke rooftop bersama. Alfy juga sama. Ia pikir Dara tipe gadis cuek terhadap orang baru. Alfy kemudia mengangguk sebagai jawaban. Ia juga malas belajar Biologi sekarang. Bolos bersama Dara mungkin pilihan yang tepat.

Mereka berdua kemudian berjalan beriringan menuju rooftop yang terletak di gedung paling belakang. Hening. Tidak ada yang bersuara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka juga sudah melupakan hukuman.

Sesampainya di Rooftop, Dara dan Alfy duduk ditepi. Masih hening. Cuaca yang berawan seolah mendukung mereka berdua untuk berlama-lama di rooftop.

Tidak panas, juga tidak hujan. Dara masih sibuk dengan pikirannya. Ia juga tidak memakai earphone lagi. Alfy kemudian mengeluarkan ponsel serta earphone dari sakunya. Ia memasang earphone dan mulai memutar lagu.

Melihat Dara yang masih termenung, Alfy memutuskan untuk membuka salah satu bagian earphonenya.

" Mau denger lagu?" tawar Alfy yang dibalas anggukan oleh Dara. Alfy lalu memberikan salah satu bagian earphonenya itu pada Dara. Dara menerima kemudian memasang earphone tersebut.

Lagu berjudul attention yang dibawakan charlie puth terdengar oleh Dara dan Alfy. Keduanya masih diam, tidak berniat membuka percakapan apapun.

Dara sibuk mengontrol detak jantungnya yang berdebar hebat. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Saat ia memeluk Alfy tadi, ada perasaan nyaman melingkupi dirinya. Dara bingung, bukannya ia kesal pada Alfy? Namun sekarang perasaan kesalnya berganti menjadi perasaan nyaman.

'mungkin karna tadi gue panik' batinnya.

" Lo nggak belajar?" Alfy membuka percakapan.

" Nggak deh, lagi males."

" Ohh.."

" Lo? Nggak belajar juga?"

" Males juga. Hehe." Alfy terkekeh sesaat. Begitu juga dengan Dara. Lalu keadaan kembali hening. Mungkin karna mereka belum terlalu kenal sebelumnya. Alfy juga bingung harus membahas apa. Ia takut nanti Dara tidak mengerti topik pembicaraannya.

Cukup lama keadaan menghening. Lagu attention charlie puth juga sudah berganti dengan lagu-lagu lain. Sesekali keduanya bergumam mengikuti lirik lagu yang mereka dengar.

Lalu saat bel tanda pelajaran berganti, Alfy bangkit kemudian disusul oleh Dara. Mereka berdua turun bersama. Sesekali Alfy melemparkan jokes receh yang membuat Dara tertawa.

Kemudian, saat Alfy berbelok menuju kelasnya yang terletak jauh dari kelas Dara, ia tersenyum meninggalkan Dara dengan jantung yang berdebar.

Dara juga, entah alasannya apa, Dara merasa nyaman bersama Alfy. Walaupun mereka tidak terlalu banyak mengobrol, tapi Dara merasa nyaman. Apalagi dengan jokes receh Alfy.

Jantungnya juga memompa dengan hebat. Dara kemudian menggeleng pelan. Ia lalu menarik napas panjang dan menghembuskan pelan, berusaha menormalkan detak jantungnya. Gadis itu lalu berjalan santai menuju kelasnya.

Saat sampai di kelasnya, ia melihat Bu Ratna tengah menjelaskan materi pelajaran sejarah dari jendela. Nada bicara Bu Ratna yang pelan –malah terkesan berbisik—membuat teman-teman Dara mengantuk. Bahkan dapat Dara lihat dari jendela, beberapa temannya tertidur pulas dengan kepala diatas meja. Dara terkekeh, 'dasar anak IPS.' Batinnya.

Dara kemudian memutuskan duduk di bangku panjang yang terletak tidak jauh dari kelas. Ia akan menunggu sampai Bu Ratna keluar kemudian mengendap masuk.

Dara memainkan ponselnya karna bosan. Membuka notifikasi yang sedari kemarin ia biarkan begitu saja. Dara memang jarang memainkan ponselnya. Hanya saat ia bosan atau saat penting saja. Tangan Dara menari diatas layar datar tersebut.

" Haha iya.. dia emang suka buat onar gitu. Gue capek sih ngurusnya, tapi ya mau gimana? Gue kan ketua OSIS." Dari koridor kelasnya, Dara mendengar suara cempreng seseorang.

Ia lalu tersenyum miring. Sudah pasti itu Riana yang menjelek-jelekkan dirinya. Dara tau pasti. Setiap hari ia mendengar ocehan Riana yang mencercanya di belakang. Riana sedang berusaha menampakkan dirinya yang merupakan malaikat dengan menceritakan Dara yang merupakan iblis.

Selalu seperti itu, dimana pun, pada siapapun. Karna ulah Riana juga, ia tidak memiliki teman dekat selain Diva dan Dinda. Mereka semua menganggap benar ucapan Riana. Tak jarang ada yang mencibirnya saking percaya pada ucapan Riana. Dara tidak peduli, tentu saja. 'haters make me famous' pikirnya.

" Ohh.. gitu ya. Ya ampun lo kok sabar banget sih Na? Pasti lo sering keluar masuk ruang BP ya, gara-gara urusan Dara?" Ucap seorang gadis berambut sebahu yang Dara ketauhui bernama Rani. Dara kemudian tersenyum kecut, tidak salah dugaannya.

" Nggak masalah sih. Ya.. walaupun gue sering ketinggalan pelajaran gara-gara ngurusin dia. Tapi gue seneng kok. Udah jadi tanggung jawab gue juga." Balas Riana.

Mereka tidak melihat Dara karna posisi Dara tertutupi oleh dinding pembatas antara kelas dan pintu gudang penyimpanan alat olahraga.

Dara sangat jarang berurusan dengan guru BP. Apa lagi bersama Riana. Gadis itu jelas mengarang cerita. Dara bingung, mengapa teman-teman Riana bisa percaya dengan bualan gadis itu.

Tidak membuat PR atau terkadang membolos, hanya itu yang membuatnya masuk ruang BP. Kalau masalah terlambat, Dara hanya akan berurusan dengan Pak Rusli, tidak sampai masuk ruang BP.

Dara memang pernah menyeret Riana masuk bersamanya ke ruang BP. Itu pun karna gadis itu sok menjadi pahlawan kesiangan saat Dara memarahi salah satu siswi yang mengatakannya dengan sebutan 'jalang'.

Dara tidak bisa menahan emosinya saat itu, baru saja ia akan menampar bibir cewek itu, Riana keburu datang. Dan dengan sikap sok pahlawannya, Riana mengadukan aksi Dara pada Pak Rusli sampai Dara harus masuk ke ruang BP.

Hanya itu, hanya sekali. Namun Riana mengumbar pada murid-murid lain bahwa ia sering keluar masuk ruang BP karna harus menjadi saksi atas apa yang dilakukan Dara.

Dara lalu tidak mempedulikan Riana yang sedang membual pada teman-temannya itu. Ia menyumpal telinganya dengan earphone dan menghidupkan lagu dengan volume keras. Ia lalu bergumam,

" Terus aja bikin gue kayak setan di depan anak-anak. Lo pikir itu bisa bikin gue berenti ngancem lo? Dasar korban kondom bocor."

-0o0-

Alfy meninggalkan Dara dengan wajah yang berseri-seri. Cowok itu lalu berjalan riang menuju kelasnya. Saat sampai di kelas, Alfy melihat guru yang baru saja keluar untuk menerima telfon.

Alfy langsung menyelinap masuk ke dalam kelas. Ia duduk di bangkunya. Rio yang heran dengan wajah senang Alfy mengernyit heran. Tidak biasanya Alfy seperti ini.

" Kenapa lo? Abis main?" tanya Rio.

" Enggak lah, gue mah masih suci."

" Jijik, gue serius lho fy. Lo kenapa?"

" Lagi bahagia." Alfy mengerlingkan matanya pada Rio. Rio menatap jijik Alfy, cowok itu lalu mengangkat bahu tidak peduli. Ia kembali menatap buku di depannya.

" Ada tugas, ya?" Tanya Alfy.

" Iya. Disuruh bikin rangkuman materi." Jawab Rio sekenanya. Ia masih sibuk membaca buku Biologi di depannya. Kemudian mencatat kalimat-kalimat yang menurutnya penting.

Alfy menaikkan alisnya, tidak biasa-biasanya Rio mau melakukan tugas yang diberikan guru. Alfy lalu membaca judul catatan Rio,

" Pantes. Orang materinya tentang sistem reproduksi." Gumamnya.

'

Lucha, 2018

1|W

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang