" Tolong jadi pacar pura-pura gue. Sampai lo lupa kalau kita cuman sandiwara."
-Unfaedah-
Alfy menarik napas dalam-dalam entah untuk yang keberapa kalinya. Di sampingnya, Rio mengernyit bingung karna melihat tingkah sahabatnya yang sedari tadi bertingkah aneh. Sedangkan di depan, Pak Zakri sedang menerangkan pelajaran Matematika wajib –yang tentu saja tidak dimengerti oleh Rio. Jadi, cowok itu lebih memilih memperhatikan wajah sahabatnya daripada Pak Zakri.
" Gue tolol." Umpatan yang sama diucapkan oleh Alfy untuk –mungkin kedua puluh empat kalinya sejak setengah jam yang lalu. Rio semakin tidak mengerti, ia ingin bertanya tapi tidak bisa karna melihat wajah Alfy yang tidak bisa dijelaskan. Mungkin Rio akan menahan pertanyaannya sampai Alfy sendiri yang bercerita.
" Gue tolol."
" Dua lima." Sedari tadi, Rio terus menghitung berapa kali Alfy mengumpat dengan kalimat yang sama: Gue tolol.
Rio gemas, tentu saja. Ia tadi sudah bertanya mengapa Alfy seperti itu. Bahkan cowok itu terlambat masuk kelas selama tiga puluh menit. Tapi ketika Rio bertanya, cowok itu hanya berucap: " Diem Lo!" lalu duduk dan memulai kegiatan anehnya: menarik napas dalam dan merutuki diri sendiri dengan kalimat yang sama.
" Lo tuh kenapa sih Fy?!" Tanya Rio yang tidak digubris oleh Alfy.
Satu.
" Alfy, Lo kenapa?!"
Dua.
" Alfy!"
Tiga.
" Lo kenapa sih?! Aneh bener."
Empat.
Baiklah, Rio sudah habis kesabaran karna sudah diabaikan sebanyak empat kali oleh Alfy. Jangankan menjawab, menatap Rio saja tidak. Alfy terus mengulangi kegiatan anehnya dan itu membuat Rio kesal bukan main.
" Alfy! Jawab gue!!"
" Apa sih nyet?!"
" Alfy Nararya Putra, Devian Rio Arescha, keluar dari kelas sampai jam pelajaran saya selesai. Sekarang!" Perintah Pak Zakri meinterupsi debatan tidak penting mereka. Rio bersorak dalam hati karna memang ini yang ia inginkan dari tadi. Sedang Alfy langsung saja keluar setelah sebelumnya meminta maaf pada Pak Zakri. Rio mengikuti dari belakang, namun bukannya ikut minta maaf seperti Alfy, cowok itu justru berterima kasih dan tersenyum lebar keluar kelas.
" Alfy! Lo kenapa sih? Aneh bener!" Kini tangan Rio menahan Alfy yang hendak berjalan entah kemana. Alfy lagi-lagi tidak menjawab. Rio terpaska menyeret Alfy menuju rooftop agar tidak kelepasan berteriak di koridor saking kesalnya pada Alfy. Alfy menurut saja saat tangannya ditarik Rio. Ia butuh udara untung menyegarkan kepalanya.
Sesampainya di rooftop, Rio langsung duduk di tepi, begitu juga dengan Alfy. Rio kembali menatap Alfy dengan kerutan yang terpatri di wajahnya.
" Lo kenap-" ucapan Rio terpotong karna Alfy langsung menjawab, "Gue pacaran sama Dara." Rio tentu saja kaget. Bahkan ia tidak tau Dara dekat dengan Alfy. Bagaimana bisa? Sekitar dua minggu yang lalu, Alfy memang bertanya mengenai Dara. Hanya bertanya apakah Rio kenal atau tidak dengan Dara. Setelah itu, Alfy tidak pernah menyinggung mengenai Dara lagi.
" Kok bisa?"
" Gue ngaku-ngaku lebih tepatnya."
Rio memperbaiki duduknya menjadi mengahadap Alfy sepenuhnya. " Cerita! Nggak mau tau, pokoknya lo harus cerita!" Ucap Rio memaksa. "Tadi, pas gue ke kantin buat beli minum. Gue ngeliat ada rame-rame di kantin. Terus ada suara kayak orang berantem gitu," Alfy menjeda kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucha || END ✅
Fiksi RemajaHighest rank #22 in quotes [210119] *** Berawal dari pertemuan di depan gudang yang tidak disengaja. Alfy dan Dara terus terjebak pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka terjebak drama yang mengharuskan Alfy berperan sebagai pacar Dara dalam w...